Bekal Pertama [ II ]
Nama : Bang PiNichol
Judul : Bekal pertama
~~~~
Seorang perempuan berpita biru dengan senyuman manis yang dia tampakkan, membuat semua lelaki melihat kagum ke arahnya. Tidak seperti biasanya, perempuan itu sangat cantik.
Dia adalah Zovia, perempuan yang selalu tersenyum dengan sejuta harapan, dan juga perjuangan.
Entah itu perjuangan tentang cinta ataupun impian yang selama ini ia sembunyikan.
Hanya satu laki-laki yang bisa membuat dia bahagia, yaitu Gavin.
Laki-laki yang selalu menarik perhatiannya sejak baru masuk SMA.
Gavin, laki-laki yang membuat dirinya ingin memiliki, tapi dia sadar tidak semudah yang dia kira dalam mendapatkan seseorang.
"Zov!" teriakan dari temannya membuat dia berhenti.
"Cika?"
"Ngapain, lo ke sini?" tanya Cika yang memang sengaja mengikuti nya dari belakang.
Aneh, Zovia menuju ke lantai atas tempat kelas 12 berada.
"Mau ke kakak kelas," ucap Zovia seperti tidak sabar.
"Kakak kelas siapa? Lo jangan buat ulah, Zov! Di sana tempatnya mereka nongkrong, apalagi kelas 12."
"Udah tau! Makanya aku mau ke lantai atas,"
Zovia ingin melangkah tapi di tahan oleh Cika. "Jangan! Bahaya!"
"Emang mereka hewan buas?" Zovia tertawa dan itu sudah membuat siswa yang melihat jadi tidak bisa berkedip.
Zovia memilih mendahului Cika yang sudah menepuk jidatnya, kenapa dia mendapat kan teman seperti Zovia? Sangat keras kepala.
Zovia tetap berjalan menuju ke lantai atas, sampai di tangga dia terkejut melihat segerombolan laki-laki yang sedang duduk. Zovia tidak tau harus berbuat apa, terus melangkah atau kembali?
Benar kata Cika, tempatnya sangat bahaya.
Dia juga terkejut orang yang dia ingin datangi ternyata juga duduk di atas tangga.
Gavin, laki-laki yang dia ingin miliki.
"Misi, kak." ucap Zovia begitu sopan, dia sangat gugup melihat segerombolan laki-laki yang sudah menatapnya intens, sedikit ngeri tapi dia menerima resiko tersebut.
Gavin juga menatapnya tapi hanya sekilas. Sepertinya dia ingin pergi.
"Mau kemana, dek?" tanya teman Gavin membuat dia menunduk ketakutan.
Zovia ingin sekali pergi dari sana, tapi bekalnya belum sempat diterima oleh Gavin. Mungin ini yang ditakuti Cika, banyaknya kakak kelas duduk di tangga.
"Kok gak di jawab?" suara itu membuat Zovia mendongak, apa itu Gavin?
Benar saja, Gavin menanyakan hal itu membuat Zovia semakin takut.
"Mau ... Itu, mau ...."
"Kayaknya dia mau cari perhatian Lo, Gav." celetuk salah satu temannya membuat Gavin menghela napas.
Tiba-tiba tanpa persetujuan dari Zovia, Gavin menarik tangannya menuju koridor kelas atas.
Zovia terkejut menerima perlakuan tersebut.
"Jadi?"
"Maksudnya, Kak?" Zovia semakin bingung, apalagi sekarang sudah menjadi pusat perhatian.
"Lo mau apa?"
Zovia melihat bekal yang dia bawa, dan itu membuat Gavin tersenyum miring.
"Bekal? Ngapain bawa bekal? Kayak anak SD aja,"
_deg_
Perkataan Gavin membuat dirinya seketika merendah, hanya soal bekal tapi Gavin sudah menolaknya secara halus.
"Buat kakak," ucap Zovia dengan gugup, pasti Gavin akan menolak.
Gavin hanya melihat tanpa menerima bekal Zovia. Sudah Zovia tebak, Gavin pasti akan menolaknya.
"Ini, aku masak sendiri, terus aku bangun pagi-pagi cuman buat makanan ini. Kalau kakak gak mau, yaudah." lanjut Zovia melihat wajah Gavin yang sudah datar membuat dia takut sendiri.
"Gue kan gak minta, Lo nya aja gabut," ucap Gavin tanpa salah.
Zovia hanya mengangguk lalu berbalik badan, semoga saja Gavin memanggil dirinya dan mengubah pikirannya.
"Bawa aja, gue gak butuh!" Gavin mengatakan itu dengan lantang, membuat Zovia harus menahan malu.
Perjuangan pertamanya seakan sia-sia saja, tapi dia tidak bisa menyerah hanya karena bekal makanan, dia akan mencoba nya lagi.
"Perjuangan lo gak akan sia-sia, Zov."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top