18 April 2021
Genre: Fanfic (wajib)
Sub-Genre: (pilihan wajib, satu atau lebih)
- Romance Comedy
- Misteri
- Fantasy
- Action
Tema: (wajib, pilih satu)
- Isekai /Reverse Isekai
- Khayalan
Bonus: (tidak wajib, satu atau lebih)
- Adegan Ngeharem.
- Menggunakan namamu sebagai OC.
- Kejadian sial terjadi lebih dari sekali.
- Plot twist.
*:..。o○ ○o。..:*
JUARA 1 - Aishipit
Lacuna
Fanfic - Misteri
Tema : Khayalan
Fanfic The Powerpuff Girl
Gula, rempah-rempah, dan semua yang baik ; merupakan komposisi sempurna untuk membuat gadis kecil yang manis. Profesor Utonium, merupakan seorang pria yang mencoba eksperimen tersebut.
Suatu hari, setelah bertahun-tahun, dia berhasil membuat tiga gadis kecil yang manis karena tak sengaja memasukkan bahan kimia X ke dalam campuran bahan untuk membuat seoeang gadis kecil.
Dengan begitu, Profesor Utonium yang tak memiliki istri dan anak pun akhirnya menamai tiga karyanya senagai Blossom, anak kompeten yang pintar. Bubbles, anak ceria yang peduli sesama. Dan Buttercup, anak tomboi yang kuat.
Mereka menjadi satu keluarga yang bahagia, bahagia dengan apa yang mereka miliki. Profesor Utonium merasa cukup dengan mereka, begitu pun sebaliknya.
Apa yang akan salah?
***
"Profesor, Profesor! Bolehkah aku membeli ini?" Bubbles menyodorkan sebuah boneka gurita berwarna ungu dengan topi fedora yang mungil. Profesor Utonium tersenyum, mengangguk kemudian mengelus puncak kepala Bubbles.
Bubbles sumringah, dia memeluk boneka gurita yang dipanggil Octi dalam dekapannya.
Belanja bulanan, merupakan satu dari sekian kegiatan kekeluargaan mereka. Terkadang, Blossom dan Buttercup beradu argumen sebentar, kemudian merajuk, akhirnya bersalaman akibat campur tangan Bubbles.
Profesor Utonium tidak pernah merasa sebahagia itu dalam hidupnya.
Hidupnya ; sebelum dia memiliki anak.
Seorang wanita menghampiri, menepuk pundak Profesor Utonium sampai pria tersebut menoleh. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Ah," wanita itu mengerjap, "Anda baik-baik saja? Sepertinya daritadi Anda berbicara sendiri, seolah sedang berbincang dengan seseorang."
Profesor Utonium mengernyit. "Memang kok, saya sedang berbincang dengan anak-anak saya."
Wanita itu ikut mengernyit. Dia melirik tempat yang ditunjuk Profesoe Utonium, tidak mendapati apa pun yang bisa disebut "anak-anak" di sana. Maka dia bertanya, "Anak-anak yang mana ya, Pak?"
"Anak-anakku, lho! Yang paling--" Profesor Utonium menoleh.
***
"--Paling manis."
Wanita itu menghela napas. "Tidak ada perubahan dari pasien, padahal dosis obatnya sudah ditingkatkan. Kalau ditingkatkan lagi, bahan kimianya akan menjadi ancaman untuk tubuhnya."
Seorang wanita lain dengan seragam putih-putih memasuki ruangan, membawa senampan makanan ke dalam dan menaruhnya di atas meja sebelah tempat tidur pasien.
"Bagaimana perkembangan Tuan Utonium, Dokter?" tanya perawat itu.
Dokter Sapna, wanita yang menangani pasiennya itu tersenyum kecut. "Aku gagal, Perawat Sussie. Tuan Utonium sudah tenggelam dalam delusinya sendiri."
°°°
JUARA 2 - sadaraa
Ketik F untuk Kuroo
Fanfic-Romance Comedy
Tema: Khayalan
Fanfic Haikyuu
Kuroo mengaduh kesakitan. Es teh yang susah-payah ia beli setelah antri sekian lama jatuh begitu ia mendengar kabar tentang Yaku. "Apa? Gimana, Beb? Ulang-ulang, kayaknya aku budek."
"Yaku jalan-jalan sama pacarnya ke Dufan."
"Idih, hoaks! Yaku mana punya pacar!" Kuroo menggebrak meja, menuding kekasihnya sebagai oknum penyebar berita bohong.
"Serius, Kurtet," Sofi berdecak kesal. "Pacarnya anak kelas satu---"
"KELAS SATU SD?" Kuroo menutup mulut tak percaya. "Yaku pedofil, fix no debat."
"Bukan! Pacarnya Yaku si gadis cantik, pintar, dan ramah dari kelas 1-2."
Kuroo terdiam sejenak. Ia syok bukan main, jauh lebih kaget dari sebelumnya. Hanya saja, demi harga diri, Kuroo tiba-tiba mengganti topik. "Ah, kamu bisa aja. Kamu juga bukannya gadis cantik, pintar, dan ramah?"
"Ngaco. Nilai fisikaku 45." Sofi menyilangkan tangan di dada. "Gak usah ubah arah pembicaraan, ya. Intinya, Kurtet, kita udah hampir 2 tahun pacaran, tapi gak pernah sekali pun ke Dufan. Aku mau ke Dufan."
"Oke, stop." Kuroo angkat tangan.
"Gak bisa. Yaku itu baru 2 bulan pacaran. Lev juga, 'kan? Malah dia udah ajak ceweknya liburan ke---"
"Stop, Beb."
"---Rusia. Belum lagi siapa, tuh, yang narsis dari Aoba Johsai? Aku lihat di Instagram---"
"Beb, stop. Kupingku berdarah."
"Sumpah, kok bisa?" Sofi berhenti mencecar, tergesa-gesa mengambil tisu yang ada di meja kantin. "Mau ke UKS?"
"Gak perlu. Kupingku emang suka hiperbolis." Kuroo tertawa garing. Ia kemudian menatap permukaan meja, diam merenungi nasib.
"Kenapa, ya, gue masih jomlo?" gumamnya.
"KUROO BUDEK! TULI! GAK PUNYA KUPING!" Yaku berseru-seru persis di telinga Kuroo dengan pengeras suara.
Pak Fuad, sang pemilik megafon hanya bisa terdiam. Ia bimbang antara membiarkan muridnya, si Kuroo Tetsurou, bengong selama berjam-jam atau menyadarkannya dengan taruhan gendang telinga. "Disiram diam, diteriaki diam."
Pak Fuad geleng-geleng kepala, kemudian beralih pada Kai Nobuyuki. "Ini kenapa dia bisa sampai begini?"
"Habis pacaran online pakai aplikasi cari jodoh, Pak," jelas Kai. "Pikirnya, dia dapat cewek cantik. Eh, gak taunya dia ketipu. Si Kuroo malah ketemu cowok gabut yang namanya Sofiyan."
°°°
JUARA 3 - Alfa-maret
Tidak Beruntung
Fanfic - Action
Tema : Isekai
Fanfic FLC
Sialan, para monster ini tidak ada habisnya. Aku telah membuat Rizal dan Ren dalam bahaya. Kurang ajar, apa aku memang tidak pernah mendapatkan keberuntungan? Ah, lupakan. Lagipula, siapa yang ingin masuk ke dunia lain karena menyentuh sebuah buku di perpustakaan.
"Alfa! Cepat bangun, kita harus lari dari sini!" Rizal menepuk mukaku dengan tangannya.
"Apakah mana-ku habis? Aku kesulitan menggerakkan kakiku," tanyaku kepada Rizal.
Ren mengangkat lengan kiriku untuk membantuku berjalan. Tetapi, mana Rizal tidaklah cukup untuk menahan gerombolan monster di belakang.
Pilar Cahaya hanya tersisa beberapa langkah lagi, tetapi Rizal sudah mencapai batasnya. "Ren, tinggalkan aku dan larilah secepatnya ke Pilar Cahaya. Selamatkan kami," ujarku kepada Ren.
Lenganku terlepas dari genggaman Ren. Panca indra-ku mulai hilang fungsi. Hentakan kaki Ren lama kelamaan mulai hilang dari pendengaranku.
Tanpa sadar, tubuhku mulai digerogoti oleh para monster tadi. Sialan, ini sakit. Apa itu artinya Rizal sudah merasakan hal yang sama denganku?
Ah, aku memang tidak beruntung.
Dalam sekejap gerombolan monster itu terhempas pergi dari tubuhku. Aku tidak percaya, apakah mana-ku kembali? Bodoh, angin bukanlah kekuatanku. Kalau begitu....
"Alfa! Rizal!" teriak Ren.
Dia menepuk wajahku dengan keras, "masib ada waktu! Aku akan menyelamatkan kalian. Aku suka aura positif Ren. Tapi, bagaimana caranya aku berjalan ke Pilar Cahaya dengan tubuhku yang hanya tersisa perut dan kepala?
Ah, aku merasakan angin sepoi-sepoi berputar di bawah perutku.
Ren menghempaskan aku dan Rizal dengan menuju ke Pilar Cahaya kekuatan anginnya. Secara perlahan aku merasakan tangan dan kakiku tumbuh dan kesadaranku mulai kembali. Aliran mana ditubuhku sangat deras.
Akhirnya, kekuatanku kembali. Para monster tadi mulai mendekati Ren untuk menyerangnya. Tetapi Rizal sudah melancarkan gelombang air kecil untuk memisahkan para monster itu. Setelah terpisah oleh air, Ren menyatukan para monster itu dengan anginnya.
Inilah saatnya aku untuk bersinar. Embun es kulancarkan kepada para monster itu. Serangan air Rizal dan Embun es-ku membuat monster-monster itu membeku. Ren menonaktifkan kekuatannya, para monster jatuh dan tubuhnya hancur berkeping-keping.
Aku merasa beruntung bisa berpetualang dengan Rizal dan Ren. Tetapi, mereka terbunuh ketika melakukan petualangan. Akhirnya, aku bergabung dengan grup petualang baru. Sial, statusku sebagai 'budak' kembali lagi.
*:..。o○ ○o。..:*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top