HELEN KELLER : THE MIRACLE WORKER
Siapa bilang orang yang dilahirkan tuli dan buta tidak memiliki masa depan yang cemerlang?
Kalau pikiranmu seperti itu, berarti pikiranmu sangatlah sempit Coba sesekali tengok di sekitar, atau bila terlalu malas untuk peduli, boleh lah nonton film yang satu ini. Betul! Film yang menunjukkan bahwa orang yang memiliki kelemahan tetap bisa sukses.
Helen Keller : The Miracle Worker ini merupakan film biografi asal Amerika yang rilis pada tahun 1962. Film yang ini merupakan remake dari film yang muncul di tahun 1959 dengan judul yag sama. Disutradarai oleh Arthur Penn, film ini menui banyak komentar positif. Satu lagi, cerita yang ada di dalam sini merupakan kisah nyata loh!
Disebutkan kisah, ada seorang gadis kecil bernama Helen Keller. Ia bukan anak sembarangan, gaes! Helen ini anak orang dari keluarga yang kaya dan terpandang. Ia memiliki seorang kakak tiri laki-laki dan juga seorang adik yang masih baru lahir. Untuk adiknya tidak erlalu dibahas, kalau kakaknya ini, si James, selalu iri dengan Helen. Ia mereasa, ayah dan ibunya selalu memperhatikan Helen dan menganggap bahwa Helen itu istimewa. Ya wajar aja sih ayah dan ibunya menganggap Helen seperti itu, Helen memang anak yang tidak biasa.
Helen tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat. Ia akan berjalan mengelilingi rumah sambil mengulurkan kedua tangannya. Ia paling suka bermain boneka, ia akan meraba boneka itu hanya untuk mencari mata, hidung, dan mulutnya, kemudian meraba wajah orang yang ada di dekatnya. Sayangnya, tidak semua orang suka, tidak sedikit orang yang mengira kelakuan Helen ini sebagai ancaman.
Gadis kecil ini disayang oleh semua orang. Apa yang ia minta pasti akan dituruti. Jadilah ia suka tantrum, kalau ia tidak mendapatkan apa yang ia mau, ia akan marah besar, berteriak, bergulung-gulung, hingga menyakiti dirinya sendiri. Saat itulah orangtuanya atau orang di sekitarnya membelinya permen hanya demi menghilangkan tantrumnya. Well, padahal itu tidak bagus untuknya.
Sikapnya bermasalah, tidak bisa berkomunikasi, hal itu membuat Tuan Keller, ayah Helen mencari cara untuk menangani putrinya. Ya, jangan ditanya, mereka pernah mencoba membawa Helen ke rumah sakit jiwa.
Hingga mereka bertemu dengan Nona Anne Sullivan.
Anne Sullivan bukan guru, ia merupakan murid terbaik di akademinya (kurasa ini seperti akademi dari kumpulan orang-orang yang menangani anak berkebutuhan khusus). Sikapnya kasar, terang-teragan, dan tidak punya sopan santun. Hal itu yang membuat Tuan Keller awalnya meragukan kemampuan Anne.
Anne melihat Helen dan segera mengerti bahwa anak perempuan itu sebenarnya cerdas, hanya saja tidak bisa diatur. Di awal-awal mengajari Helen penuh dengan drama, tak jarang Anne terkena pukulan dari Helen, Helen bahkan sempat berlari karena takut dengan Anne. Ya, Anne mengajarnya dengan tegas. Ia akan memukul Helen bila Helen memukulnya, atau bahkan menyiram air pada Helen tanpa segan bila Helen tidak mematuhi perintahnya (kalau di jaman sekarang, sudah pasti guru macem begini kena pelanggaran HAM). Tuan Keller bahkan hampir memecatnya.
Selama dua minggu Anne bersama Helen, sudah ada kemajuan pesat. Helen yang tadinya tidak bisa makan sambil duduk di kursi kini bisa, bahkan bisa menggunakan sendok, ia bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat meski ia menyebut "Water" dengan "Apple" atau "Dog" disebut "Water". Menurut pasangan Keller, ini sudah kemajuan dan mereka puas dengan Helen, tapi tidak untuk Anne. Anne merasa menjadi guru yang gagal. Ia bahkan sempat putus asa karena Helen tak juga mengerti apa yang diejanya.
Kisah mereka berlanjut, Anne tidak menyerah dengan Helen hingga akhirnya Helen bisa mencerna setiap kosa kata yang diajarkan padanya. Helen mengerti semua yang diejanya.
Ya, menurut Anne, mempelajari kosa kata itu sangatlah penting, karena dunia ada di dalamnya.
Anne Sullivan beritu menyayangi Helen, ia bahkan menjadi guru Helen hingga akhir hayatnya. Bagaimana dengan Helen? Tentu saja, ia menjadi orang yang sukses. Ia dikenal sebagai perempuan pejuang hak asasi manusia, bahkan pendapat penghargaan kelas internasional.
Tidak percaya? Ada di Wikipedia, hehe.
Di atas itu foto Helen Keller asli ya.
Itulah sedikit cerita tentang Helen Keller : The Miracle Worker.
Meski film lama, bagiku tidak ada cacat di dalam film ini. Aku bahkan tidak merasa mengantuk dari awal main hingga akhir, yang mana biasanya film biografi itu membosankan. Apalagi ini film lama, resolusi gambarnya kurang bagus dibandingkan dengan film yang di tahun belakangan ini. Oh, satu lagi, kurasa ada satu bagian yang kurang di mana tiba-tiba si Helen secara otomatis tiba-tiba mengerti tiap kata yang diejanya, hmm ... kurasa lebih bagus kalau bagian itu lebih dipanjangkan.
Film ini penuh dengan pesan moral dan sangat cocok ditonton dengan keluarga. Pertama kali aku nonton film ini saat masih SD dan sampai sekarang masih membekas di kepalaku. Pemeran Helen di sini juga cantik, imut, pinter banget aktingnya.
Mungkin sekarang si dedek ini sudah tua, hehe.
Film ini sangat recommended ditonton!
Oke cukup sekian resensi film dariku, jangan lupa masukkan film ini ke watchlist ya! Sampai jumpa!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top