Putri Gula
Alkisah seorang Ibu melahirkan seorang putri yang mencintai gula.
Dari bayi, putrinya selalu meminta sesuatu yang manis untuk dijadikan asupan gizi. Dia menolak ASI lebih menggemari adonan susu yang akan digunakan untuk membuat yogurt.
Tumbuh dengan gula. Menolak air putih dan makanan seperti lauk, sayur-sayuran, buah. Hanya memakan gula.
Putri Gula sudah diingatkan berkali-kali oleh Sang Ibu agar tidak terlalu sering memakannya, namun dia hirau. Tetap menyantap manisan itu.
Sang Ibu meringis sedih. Beliau mengira mendapat anak yang aneh dan berkelainan. Teman-teman Sang Putri selalu mengejek tentang ketergantungannya terhadap makanan manis, tak peduli efek samping dari memakan gula secara berlebihan.
Putri Gula tidak menghiraukan itu. Dia bahkan membuat jadwal makanannya setiap hari. Senin susu manis, selasa bola-bola permen, rabu mentega dengan kadar manis lebih kuat, dan begitu seterusnya sampai hari minggu.
Meski begitu, tubuh Putri Gula baik-baik saja. Keadaan mulut, perut dan bagian dalam tubuhnya tidak menunjukkan gejala efek samping dari memakan gula.
Ini sebuah keajaiban. Bagaimana mungkin seseorang yang memakan manisan setiap hari, setiap waktu, baik-baik saja? Saat mencoba mempraktekkan insiden langka ini, mereka yang nekat melakukan itu langsung dilarikan ke rumah tabib. Diobati.
Berarti, hanya Putri Gula yang baik-baik saja mengonsumsi gula-gula itu. Tidak untuk orang lain. Mungkin karena fakta dia sudah terbiasa memakannya sejak bayi sampai sekarang. Tubuhnya sudah terbiasa dan mengolah gula-gula itu seakan makanan biasa.
Suatu ketika, Putri Gula buang air kecil. Hasil air kencingnya dikerubungi oleh jutaan semut. Itu kejadian aneh pertama saat dia berumur 16 tahun.
Kejadian aneh kedua adalah semut-semut merubung tempat tidurnya saat dia terbangun karena merasakan ada sesuatu yang menggigit tangan. Ternyata itu ulah semut-semut tersebut!
Memberitahu masalah kepada Sang Ibu, Ibunda pun membawa Putri Gula ke tabib, membiarkan tabib tua yang tepercaya satu kampung mengobati anaknya. Menunggu hasil di luar sambil berdoa pada Tuhan agar putri semata wayangnya baik-baik saja.
Tapi, kehendak Tuhan berbeda dari doa Sang Ibu.
Yang Putri Gula dapatkan justru kehilangan keperawanannya.
Sang Tabib tak kuasa menahan nafsunya karena rasa manis yang dikeluarkan Putri Gula. Hanya bermula dari jilatan kecil di jari untuk membuktikan masalah keluarga kecil ini, dosa birahi langsung mengendalikan Sang Tabib.
Bertahun-tahun berlalu. Sang Ibu menyerah mencari cara mengobati Putri tunggalnya. Tidak ada tabib mutakhir yang bisa memberi obat agar anaknya kembali seperti remaja biasa.
Tubuhnya sudah dipenuhi gula. Seluruh sel-sel dari kepala sampai kaki. Saat Putri Gula tak sengaja mengiris jari, darah merah kental keluar, menetes ke lantai. Indra penciuman para semut pun menghirup aroma manis, langsung menjilatinya.
Manusia Gula, begitulah julukannya.
Dan suatu saat nanti, ketika seluruh warga penduduk kehabisan glukosa, mereka berebutan menggigit sekujur tubuh Putri Gula sampai ke tulang-tulangnya. []
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top