32. Waktu yang tidak terlampaui
Haris: Hari ini saya sudah bisa makan sampai habis. Apa sore ini Iva mampir ke rumah sakit?
Haiva: Alhamdulillah kl Bapak sdh bisa lahap makan lagi. Sdh ga pusing lg Pak?
Haris: Kalau ke kamar mandi, masih pusing dan harus dibantu. Tapi kalau duduk, sudah tidak pusing. Iva ke RS sore ini?
Haiva: Maaf ya Pak, hari ini saya lembur. Ga bisa mampir ke RS. Tapi malam ini Ibam nemenin kan Pak?
Haris: Iya, malam ini Ibam di sini. Besok pagi Iva mampir kan sebelum berangkat kerja?
Haiva: Bsk saya kabari ya Pak
* * *
Haris: Kata dokter, hari ini saya sudah boleh pulang. Tapi dokter tetap minta saya istirahat di rumah beberapa hari.
Haiva: Alhamdulillah. Iya Pak, istirahat dulu sampai bnr2 sembuh. Bapak masuk kantor hr Senin aja Pak.
Haris: Sepertinya begitu. Iva hari ini ke RS atau ke rumah saya?
Haiva: Kayaknya saya blm bisa ke RS atau rumah Bapak. Maaf ya Pak.
* * *
Haris: Saya sudah bisa bolak-balik kamar dan ruang makan sendiri.
Haiva: Alhamdulillah. Tp Bapak ttp hrs byk istirahat ya Pak. Jgn terlalu capek.
Haris: Iya. Saya juga mulai bisa makan lahap. Kakak saya masak sayur asem dan pesmol ikan hari ini.
Haiva: 😊😊 😊
Haris: Kakak saya dan mamanya Ibam nginep disini sampai hari Sabtu nanti.
Haiva: Bapak pasti senang ya?
Haris: Iya.
....
Haris: Hari ini Iva lembur lagi?
Haiva: Iya Pak.
* * *
Haris: Hari ini kru Medika menjenguk ke rumah.
Haiva: Wah! Pasti senang ya Pak.
Haris: Iya. Lumayan. Bosan juga kalau terlalu lama di rumah. Tadi saya juga minta Vani membawakan beberapa dokumen yang bisa saya kerjakan di rumah.
Haiva: Bapak! Jangan kerja dulu! Istirahat aja! Bandel bgt ih! Dokter blg kan Bapak ga boleh stres.
Haris: Kalau saya diam saja, saya malah stres. Makanya, kalau Iva kesini, saya jadi punya teman ngobrol.
....
Haris: Haiva, is everything okay?
Haiva: Iya, Pak.
* * *
Bram: Haiva! Apa kabar lo?
Haiva: Hei! Halo Mas Bram! Iiihhh kangen! Saya baik, Mas. Mas apa kabar? Kok tumben ni tiba-tiba WhatsApp saya? Kangen, atau mau nyari info lowongan disini?
Bram: Eh? Emang lagi ada lowongan?
Haiva: Ada. Jadi brand ambassador. Hahaha.
Bram: Anjir! Udah ketularan Dito lo!
Haiva: 😝😝😎😎
Bram: Eh gue mau ghibah ni.
Haiva: Ghibah apaan nih? Jauh amat berghibahnya ama saya?
Bram: Sebab lo adalah topik ghibahnya.
Haiva: Hah? Kok bisa? Emang saya Jung Eun Chae, pake dighibahin segala?
Bram: Kagak kenal gue sama Jung-whatever. Lo ada hubungan apa sama Pak Haris?
Haiva: Mantan
Bram: Heh! Serius gue.
Haiva: Lha saya juga nggak bercanda. Kan emang mantan. Beliau mantan bos saya, saya mantan anak buahnya.
Bram: Serius gitu doang? Waktu Pak Haris masuk RS, lo yg jaga doi di RS?
Haiva: Dapet gosip dari mana sih?
Bram: Kata Pak Rudi, pas ngabarin Mbak Vani bahwa Bapak pingsan. Katanya lo yang ngurusin Bapak.
Haiva: Ohhh
Bram: Bener nggak gosipnya? Kata Pak Rudi, lo juga kenal sama ponakan Bapak? Kok lo bisa sampe kenal sama ponakannya?
Haiva: Ya kenalan dong.
Bram: Njir ni anak. Becanda mulu. Disini gosipnya udah liar nih.
Haiva: Wah?
Bram: Lo digosipin jadi simpenannya Bapak. Lo tahu lah, anak2 HFC garis keras.
Haiva: Ya mending nyimpen emas daripada nyimpen saya sih, Mas. Saya makannya banyak.
Bram: Katanya lo sengaja pindah kerja supaya ga ketauan ada main sama Bapak.
Haiva: Main congklak?
Bram: Njir bocah! Lawak mulu!
* * *
Haris: Iva, Sabtu besok papanya Ibam datang dari Bandung untuk jemput kakak saya dan mamanya Ibam. Sebelum mereka balik ke Bandung, kami mau makan siang bersama. Apa Iva bisa ikut?
Haiva: Duh, maaf Pak, saya udh ada rencana lain. Lagian, itu acara makan siang keluarga. Saya bukan siapa2
Haris: Apa Iva nggak mau jadi bagian keluarga saya?
Haiva: Kita obrolin itu kapan2 Pak.
Haris: Haiva?
Haiva: Ya Pak?
Haris: Iva tidak datang lagi menjenguk saya. Apa ada sesuatu?
Haiva: Maaf Pak, saya lagi sibuk di kantor. Lagian kan sudah ada Bu Hana dan Bu Halida yang menemani Bapak.
Haris: Are you sure everything's okay?
Haiva: Iya, Pak.
Haris: But i'm not okay without you.
...
Haris: Haiva, saya rindu.
....
Haris: Saya boleh telepon Iva?
* * *
Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan hanya waktu (Dewi – Dee – Lestari)
Maka jika aku adalah jawaban dari pertanyaanmu, atau kamu adalah yang aku pertanyakan, bukankah untuk kita bertemu, yang dibutuhkan hanyalah waktu?
Dan benarlah demikian adanya. Betapa lucunya hidup, sungguh hanya waktu yang kita butuhkan untuk bertemu.
Dulu aku selalu berandai-andai, semisal kau lahir sedikit lebih lambat, atau aku yang terlahir beberapa tahun lebih cepat, bukankah kita bisa bertemu di “waktu yang tepat”? Tapi sekarang aku tidak pernah lagi mempertanyakan kehendak Tuhan.
Bukankah kalau pengandaianku terwujud, aku hanya akan menjadi teman sekelasmu yang menyebalkan. Andaikan kita tak terpaut waktu, bukankah aku hanya akan jadi teman biasa bagimu?
Orang bilang, di hadapan cinta waktupun menyerah. Sayangnya, dalam kasus kita, hal itu tidak terjadi. Kau selalu mempertanyakan hatiku, gara-gara waktu. Aku selalu tertinggal darimu, juga gara-gara waktu. Bahkan jika kita bisa menyelesaikan masalah kita sendiri, kita masih harus menghadapi orang lain, lagi-lagi karena perbedaan waktu.
Berapa waktu yang aku butuhkan untuk menemukanmu? Sungguh hanya waktu yang kita butuhkan untuk bertemu. Tapi ironisnya, waktu pulalah yang akhirnya memisahkan kita. Seberapa cepatpun aku berlari, dan andaipun kamu mau melambatkan langkah, waktu di antara kita memang tidak terlampaui.
* * *
Kalau saya lagi sibuk gini dan ga selalu sempat ngetik cerita, Kakak2 prefer saya:
- update sering meski pendek2
atau
-update jarang yg penting puas bacanya?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top