Limabelas

-oo0oo-


Akhirnya kita sampai di tempat refreshing kita walaupun sambil shooting sih. Bali, siapa ih yang gak kepengen ke tempat yang dipenuhi oleh pantai-pantai.


Dengan rambut yang masih terlihat berantakan aku keluar dengan membawa tas sedangkan koperku di bawa oleh Sitti, asissten ku. Aku keluar dari pesawat bersama dengan Ali yang berada di belakang ku. Saat diperjalanan tadi Ali duduk denganku dan di sebrang kursinya ada Mama dan Raja.

Kita sudah berada diluar pesawat dan banyak sekali orang-orang sekitar yang menyapa kita dan tak jarang juga ada yang meminta foto kepadaku dan Ali walaupun aku memakai kacamata tapi tetap saja wajahku terlihat kucel sehabis bangun tidur berbeda dengan Ali yang masih terlihat tampan.


Kami sekeluarga GGS berjalan bersamaan dengan Ali yang merangkul pundakku dan aku yang menyandarkan kepalaku di bahu Ali.


"Bunda Ul, berasa nganter anak honeymoon ya!" celetukan Kak Kirun membuat semuanya menatap aku dan Ali secara bersamaan dan tatapan menggodanya.


"Iya nih, berasa nganter anak honeymoon!" jawab Mama dengan tatapan jahilnya.


"Tunggu ya, Tan. Hadiah cucu dari Ali sama Prilly!" sahutan Ali membuat kami serentak menoleh kearahnya.


Pletak!


Aku menjitak kepala Ali dengan lenganku sendiri sedangkan yang lain tertawa melihat kelakuan kami.


"Main hadiah-hadiah aja. Sah aja belum!" gerutu ku dengan kesal.


"Kode nih minta di sah-in!" celeruk Kak Poland dengan mencolek pipi ku dengan jarinya.


"Eh eh, tunggu deh. Kak Ii minta di kodein nikah? Kok main nikah aja sih, yang sekarang aja status kalian gak jelas!" sahutan Raja membuatku melebarkan mataku dan menatapnya tajam sedangkan yang ditatapnya tengah menaik turunkan halisnya.


Ali menggaruk tengkuknya sedangkan aku menahan malu dengan memalingkan wajahku ke arah lain.


"Buat apa ada status kalo gak bahagia!" jawaban yang terlihat membuat semuanya berdecak.


"Yailah status juga butuh kali, Li!" sahut Kak Kevin yang berada di belakang Ali.


"Iya betul tuh. Emang kakak gue gantungan apa!" ucapan mereka membuat wajah Ali sedikit murung dan tersenyum kecut ke arah mereka membuat ku tak tega melihatnya.


"Gak usah mojokin Ali. Emang Ali pernah nembak kok tapi aku tolak karna aku gak pengen nantinya aku putus terus jadi jauh sama Ali!" bela ku membuat Ali menoleh dengan tatapan tak percaya namun aku tersenyum ke arahnya.


Belum sempat mereka menjawab. Bus travel yang kami tunggu akhirnya datang dan dengan segera aku memasukinya mengikuti Ali dan aku memilih duduk disamping Ali sedangkan Mama memilih duduk didepan ku. Kaia duduk di sampingku.


Selama perjalanan menuju hotel tangan kami tak pernah lepas dan aku selalu bersandar di bahunya.


"Lo berat tau gak!" ucapan Ali membuatku menatapnya kesal. Kita sepakat bahwa kita bakalan ngucapin Aku-Kamu di saat berdua bukan banyakan kaya gini.


"Dih. Lo gak ngaca apa perut lo itu buncit!" jawab gue dengan mencubit-cubit perutnya. Kita duduk saling menghadap.




"Apaan perut gue tuh sixpack!" ucap Ali dengan nada pedenya.


Aku berdecak sebal menatap ke arahnya. "Najis gue!" jawab gue kesal.


"Gue buncit, tau gak kenapa?" Ali berucap seraya mengelus perutnya.


"Kenapa?" tanya gue penasaran.


"Disini ada si dede. Lo harus tanggung jawab!" jawaban Ali membuat gue tak bisa menahan tawa.


"HAHAHAHA NAUDZUBILLAAAAHH!" teriak gue dengan tak tau malu sedangkan Ali masih terus mengelusnya.


"Sabar ya dek. Mama mu tak mau bertanggung jawab!" ucap Ali mendramatisir sedangkan gue terus tertawa melihat Ali. "Eh, nanti main ke pantaikan?" tanya Ali penasaran.


Gue menganggukkan kepala gue dengan meredakan tawa gue yang sedari tadi terbahak.


"Waaahhh, gue mau ngincer bule ah!" ucapan Ali membuat menatapnya tajam dan tanpa sia-sia mencubit perutnya yang buncit membuat Ali meringis sambil mengelus perutnya. "Awsh. Sakit, Pril!" ucap Ali mengerucutkan bibirnya.


"Sonoooo looo cari buleee!" gue mengalihkan pandangan gue ke arah lain sedangkan Ali tersenyum jahil ke arah gue.


"Ciieeee cemburuuu yeeeee!" belum sempat aku menjawab ucapan Ali. Mobil kami terhenti di sebuah hotel yang membuatku bergegas langsung keluar tanpa perduli omelan-omelan orang lain yang melihatku terburu-buru.


Aku menunggu Mama di ruang tunggu hotel karna belum check-in ya terpaksa harus menunggu Mama sambil menunggu aku memainkan ponselku dengan perasaan kesal.


Pandanganku terhenti saat melihat seseorang memberikan kunci kamar ke arahku membuat aku mendongakkan kepala. Ali, dia ada di depanku dengan tersenyum.


"Nih, kata Tante Ully!" ucap Ali namun dengan segera aku mengambilnya dengan kasar.


"Thanks!" aku tetap tau terimakasih walaupun dengan nada ketus setidaknya berucap terimakasih. Setelah itu aku pergi meninggalkan Ali.


Aku memasuki lift yang diikuti dengan seseorang, ya siapa lagi kalau bukan si Arab tengil yang selalu ngintilin gue kemana-mana.


"Jangan ngambek dong!" suara Ali memecahkan keheningan antara kami.


Aku terdiam.


"Mana bisa gue cari bule sedangkan gue punya sese---"


Ting!


Alhamdulillah. Pintu lift terbuka dengan segera aku keluar namun belum sempat tiba-tiba saja Ali menarik tasku sehingga aku terhuyung kebelakang namun tangan Ali menahan badanku.


"Gue gak mungkin cari bule kalau di depan gue udah ada bidadari!" bisik Ali tepat diwajah ku sehingga hembusan nafas Ali begitu menerpa wajahku. Ingin sekali tanganku mendorongnya namun hatiku berkata untuk menahannya.


"ASTAGFIRULLOHALADZIM!" pekikkan seseorang membuat Ali reflex melepaskan tangannya. Alhasil.


Bruk!


Tubuh ku terjatuh membuat pantatku mencium lantai lift. Aku menatap Ali kesal sedangkan Ali tengah tersenyum ragu ke arah Kak Kirun dan Kak Fiza yang berada di depan.


"Eh Ali, kasian Prillynya!" suara Kak Fiza membuat Ali menoleh ke arah dengan membelalakan matanya dan mencoba membantuku berdiri namun dengan segera aku tepis tangannya.


Aku menepuk celana bagian belakangku setelah itu aku tersenyum terpaksa ke arah Kak Kirun dan Kak Fiza.


"Duluan ya, Kak!" pamitku kemudian pergi meninggalkan mereka.


"Pril, Prill, Prilly!" Ali menarik lenganku namun dengan cepat aku menghempaskan tanganku begitu saja.


"Apa lagi sih? Mau cari bul---" ucapan ku terhenti saat benda kenyal itu menyentuh bibirku membuatku terdiam dengan mata berkedip berkali-kali.


-oo0oo-


Nyempetin next aja yaaa walaupun gak ada ide sih cuman kalo dipaksa gatau deh gimanaa😁😁😁😁

.

.

.

Kemarin 4tahunnya Digo Sisi ya😌 kangen banget sama mereka udah lama gak liat mereka di infotaiment😔

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top