Delapan

-oo0oo-


Gue dan Ali baru aja nyampe di PIM. Ali yang pake topi hitam sedangkan gue memakai jaket yang beserta dengan kupluknya. Kami bergandengan menuju restauran, sebelum kita puas melepas rindu sebaiknya kita makan lebih dulu.


Kita memilih restaurant jepang. Disana kita duduk paling pojok, Ali tak melepaskan topinya sekalipun sedangkan gue membuka topi yang berada di jaket tersebut.


"Silahkan, mau pesan apa?" tanya pelayan tersebut dengan memberikan buku menunya. Dengan gerak cepat gue mengambil lebih dulu sedangkan Ali sedang memainkan handphonenya.


"Saya mau pesan, Sushi Tei sama minumnya es lemon tea!" jawab gue dengan menatap ke arah pelayan tersebut.


Pelayan tersebut tiba-tiba terdiam dan menatap gue dengan membelalakan matanya.


"Mbak?" tanya gue melambaikan lengan gue ke depan wajahnya.


"I...i...ini? Pr...Pri---"


"Princess cantik?" potong Ali sambil menyilangkan lengannya di atas meja.


Pelayan itu menoleh ke arah Ali. Gue nahan ketawa waktu liat wajah dia kaget pas Ali buka topinya.


"Lo...loh? A...Al...Al---"


"Aladdin?" tebak gue dengan tertawa bersama Ali.


"DIGO! SISI!" pekiknya membuat gue reflex menoleh ke arah belakang untung saja restaurant ini cukup sepi.


Ali menyimpan telunjuknya di bibir nya sendiri. "Suuutt Mbaknya. Jangan teriak-teriak!" tegur Ali dengan suara pelan.


Pelayan itu menganggukkan kepalanya dengan wajah yang grogi.


"Mbak masih ingat pesanan saya?" tanya ulang gue dengan menatapnya menahan ketawa.


"Lup..lupa sa..saya!" jawabnya sedikit kikuk.


Gue menggelengkan kepala melihat kelakuan pelayan tersebut yang terlalu grogi melihat gue dan Ali.


"Saya pesan Sushi Tei satu---"


"Dua aja Pril, gue sama lo makanannya samain!" potong Ali.


"Oh iya jadi Sushi Tei nya 2 sama es Lemon Teanya 2 ya!" ucap gue ke arah pelayan seraya mengacungkan jari berbentuk V.


Pelayan itu mencatat dengan cepat, gak tau deh tulisannya keliatan apa enggak.


"Ba..baiklah, ap..apa ad..ada lagi?" tanya pelayan kembali dengan suara yang terbata-bata.


"Enggak kok!"


"Ba..baiklah, tu..tunggu se..sebentar!" ucap nya setelah itu pergi meninggalkan gue dan Ali.


Selepas pelayan itu pergi, Ali tak ada henti-hentinya menatap gue. Gue melirik Ali yang tengah tersenyum ke arah gue.


"Kenapa sih Li?" tanya gue bingung.


"Lo cantik sumpah!" pujian Ali tak membuat gue tersipu karna gue yakin bakalan ada lagi kata-kata selanjutnya.


"Gak usah muji deh. Pujian lo berujung nya menyakitkan!" gerutu gue kesal.


Ali tertawa kemudian tangannya terulur mencubit pipi gue dengan gemas.


"Ciiieeee, baper nih yeeee!" goda Ali menoel-noel pipi gue.


"Apa sih lo? Receh!" ucap gue terkekeh geli.


Ting!.


Suara notif di handphone gue membuat Ali menoleh dan langsung mengambilnya. Posessifnya keluar nih pasti.


"Apa nih si Meksim?" pertanyaan Ali membuat gue mengernyitkan dahi gue, bingung.


"Kenapa sama dia?" tanya gue tak mengerti.


"Prilly Latuconsina, bales dulu chatting dari gue lah jangan terlalu sibuk!" ucap Ali sambil membacakan isi chatting Maxime.


Gue tertawa saat melihat wajah Ali yang layaknya mencibir. Dengan gemas gue mencubit pipinya yang mulai berisi.


"Bilang aja, gue gak bisa bales karna ada cowok special di hadapan gue!" wajah Ali yang terhalang handphone gue mendadak di kesampingkan dan tersenyum tengil ke arah gue.


"Apa? Cowok special? Siapa?" tanya Ali sambil melirik kiri - kanan nya.


"Iiihh Aliii!!!!" rengek gue dengan menghentak-hentakkan kaki ke lantai.


"Kalo bukan di tempat umum. Udah gue cipok lo!" ucapan Ali membuat gue reflex menutup bibir gue dengan kedua tangan.


Melihat gerakan reflex seperti itu. Ali mendadak tertawa terpingkal-pingkal sedangkan gue mendengus kesal namun dibalik bekapan tangan gue ada semburat merah di pipi, karna gue ngerasa pipi gue memerah.


"Lo tau gak sih?" tanya Ali yang hanya gue jawab dengan gelengan dari kepala gue. "Setiap adegan scene deket kepala, rasanya mata gue tuh gak bisa lepas dari bibir lo!" Ali memajukan tubuhnya dan membisikkan ucapan tersebut.


Gue terdiam memastikan ucapan Ali tadi itu fakta bukan sebuah khayalan yang berada di negeri dongeng.


"Gue cowok, gue tentu bakalan nafsu liat bibir lo, apa lagi bibir lo itu tipis. Menggoda!"


"Permisi?" suara pelayan membuat Ali menjauh sedangkan gue mendadak gugup karna takut pelayan tersebut mendengar apa yang Ali ucapkan tadi.


Pelayan tersebut menyimpan makanan di meja. Ini bukan pelayan cewek yang tadi, ini pelayan cowok yang terlihat gagah tapi masih gagahan Ali.


Setelah menyimpan makanan dan minuman, pelayan tersebut meninggalkan meja kami tanpa sepatah kata.


"Oh iya Pril, katanya lo mau ngajakin Gritte sama Arif. Mana?" tanya Ali memecahkan atmosfir diantara kita.


"Mereka lagi berantem. Makanya gak bisa datang!" jawab gue menyuapkan satu Sushi ke dalam mulut gue.


"Cobain nih, aaaa!" ucap Ali menyodorkan sebuah Sushi ke arah gue.


Dengan nurut gue membuka mulut gue untuk menerima suapan Ali.


"Enak ya?" tanya Ali dengan wajah tengilnya.


"Sama aja sih!" jawab gue merasakan makanan yang tadi.


"Eh ini tuh beda ya!"


"Beda dari mananya? Sama aja kali!"


"Bedalah. Sushi dari gue mah di kasih kecupan cinta kalo lo kan langsung di makan!" gombal Ali dengan menaik turunkan halisnya.


Entah mengapa jika berada di dekat Ali. Gue selalu ketawa tanpa beban, bahkan gue merasa sangat bahagia jika ada di samping Ali.


"Gombalan receh si Bapak!" ucap gue tertawa puas.


"Udah makan lagi gih. Ntar lo keselek sumpit makin bogel deh!" ucap Ali kembali tengil.


Gue mengerlingkan mata gue keatas kemudian melanjutkan makan siang kita hari ini. Gue berasa lagi ngedate sama doi di siang hari walaupun Ali gak pengen kita komitmen tapi gue ngerasa ada komitmen aja gitu.


Walaupun kita bisa di bilang Hubungan Tanpa Status tapi kita bisa lebih bahagia dari yang memiliki status sedangkan hatinya galau mulu. Kalau di pikir-pikir ucapan Ali ada benarnya, jika pacaran akan ada akhirnya entah itu menikah atau putus tapi jika persahabatan tidak akan pernah ada akhirnya.


Ah my baby honey. Ups! Bahasa GGS kebawa-bawa sama gue, hehehe.


"Udah ah, Li!" ucap gue dengan mendorong piring yang ada di meja gue.


"Loh kenapa?" tanya Ali bingung.


"Gue lagi jaga porsi makan gue!"


"Lo mau diet?" tanya Ali menatap tajam ke arah gue.


Gue menganggukkan kepala gue pelan-pelan karna takut dengan tatapan Ali.


"Kalo lo gak makan, lo pulang sendiri!" ucapan Ali membuat gue melebarkan mata dengan terkejut.


"Lo gila ya---"


"Lo lah yang gila. Sok-sokan diet padahal kaya gitu aja udah bikin gue cinta!"


Blush!


Pipi gue memanas saat mendengar gerutuan Ali tadi. Gue gak nyangka aja dia bakalan ngomong kaya gitu. Gue menundukkan kepala gue dengan menahan senyum.


"Yailah. Malah nunduk nih bocah!" suara Ali membuat gue mendongakkan kepala dan menatap kesal ke arah Ali. "Cepet makan, Prilly Latuconsina!" gertak Ali menahan kesal.


Gue menahan tawa dan kembali menarik piring tersebut. "Iya iya, Ali ku sayang!" jawab gue membuat Ali menatap gue dalam.


"Lo bilang apa?" tanya Ali pura-pura tak mendengar.


"Gue tau telinga lo masih berfungsi untuk mendengarkan apa yang gue ucapkan tadi!" jawab gue santai dan melahap Sushi nya kembali.


"Kaya nya soal ucapan lo yang tadi gue gak denger jelas deh!" Ali sengaja untuk membuat gue kembali mengulang ucapannya tadi.


Gue menatap Ali dengan tatapan genitnya dan mencolek hidung Ali dengan garpu yang ada di tangan kiri gue.


"Aliku sayang!" ulang gue dengan tersenyum genit ke arah Ali.


"Balik yuk!" ajak Ali tiba-tiba.


"Loh kenapa?" tanya gue bingung.


"Gak kuat gue pengen cipok lo!"


-oo0oo-


Sesudah makan siang tadi Ali mengajak untuk berjalan-jalan sekalian berbelanja, kata Ali sih sebagai perayaan konser keduanya yang berlangsung di Bandung kemarin dan karna kemarin gue gak bisa datang untuk ngasih surprise, alhasil hari ini Ali menraktir gue sepuas gue.


Gue menggandeng lengan Ali memasuki tempat foto box yang berada di dekat timezone.


"Kok ke sini sih?" tanya Ali bingung.


"Gue pengen foto box bareng lo!" jawab gue menyengir memperlihatkan gigi putih gue.


Ali mencubit gemas pipi gue. "Hari ini hari buat lo. Jadi, gue bakalan nurutin apa pun yang lo mau!" ucap Ali dengan mengelus rambut gue.


"AYOOO KITA FOTOOOOO!" teriak gue dengan penuh semangat sedangkan Ali tertawa melihat tingkah gue.


Gue dan Ali saling bergaya dengan gaya-gaya lucu. Bahkan Ali tak segan-segan untuk mencium pipi gue begitu pun dengan gue sebaliknya, gue mencium pipi Ali dengan gemas.


Kita berfoto sekitar 6 foto. Setelah kita keluar untuk melihat hasil foto kita. Sambil menunggu cetakan foto, gue bersandar di bahu Ali.


"Lo cape?" tanya Ali lembut.


Gue menggelengkan kepala gue da menatap dia sekilas.


"Maaf Mbak, Mas!" panggil pegawai foto box menepuk pundak gue. "Ini fotonya!" lanjutnya memberikan 2 foto kepada gue dan Ali.


"Makasih ya Mbak!"


"Langgeng terus ya Ali, Prilly!" ucapan pegawai tersebut membuat gue dan Ali saling menoleh satu sama lain.


"Amiiin!" jawab kita bersamaan kemudian kita tertawa dan meninggalkan tempat tersebut.


Kita berjalan ke area permainan yaitu Timezone. Gue berdecak kagum, udah lama gue gak kesini dan terakhir kesini waktu gue masih SMA sedangkan sekarang gue udah jadi pemain sinetron.


Gue menarik lengan Ali dan menghampiri salah satu permainan yang gue suka. Ambil boneka pake alat tuh apaan dah gue lupa namanya, hehe.


"Gak mau tau gue pengen boneka doraemon itu!" ucap gue ke Ali dengan mengerucutkan bibir gue.


Ali mengacak rambut gue dengan senyuman manisnya. "Kalo gue berhasil, lo mau ngasih gue apa?" Tanya Ali dengan wajah menantang.


Gue mengetuk jari telunjuk gue di dagu dan mengernyitkan dahinya untuk terlihat berfikir.


"Aha! Gue kasih cinta!" ucap gue dengan menjentikan ibu jari dan jari tengah.


"Itu sih udah gue rasain!" omel Ali dengan wajah sebalnya.


"Terus lo mau apa?" tanya gue dengan wajah polos namun nada yang terdengar bingung.


"Gue cuman minta lo buat tetap jaga hati lo buat gue!" ucap Ali menatap manik mata gue dengan lekat.


Gue menganggukkan kepala gue dengan cepat. "Itu

sih gampang!" jawab gue dengan menyengir. "Udah ayooo cepetaannn!" rengek gue dengan mengguncangkan lengan Ali.


"Iya iya, bentar!" kemudian mata Ali fokus ke arah boneka doraemon di dalam sana sedangkan tangannya menggoyang-goyangkan alat tersebut.


Alat yang berada di dalam sana perlahan mendekat ke arah boneka doraemonnya. Sumpah, gue greget banget rasanya. Ali udah berhasil ngambilll dan detik-detik terakhir untuk masuk ke dalam lubang mesin tersebut.


"AAAAA KOK JATUH SIH!!!" teriak gue menggeram kesal.


"Suuuut bogeeell. Jangan teriak-teriak!"


"Gue pengen boneka nya, Aliiiii!" rengek gue menghentak-hentakkan kaki gue ke lantai.


"Oke oke, gue coba sekali lagi!" ucap Ali membuat gue memekik kegirangan.


Ali kembali fokus dan terus menjalankan alatnya untuk mengambil boneka doraemon tadi. Gue menyipitkan mata gue saat Ali berhasil mendapatkan kembali doraemonnya.


Dikit lagi!!


SEDIKIT LAGI!!!


YAAAYYY ALI BISAAA!!!


Gue meloncat-loncat kegirangan dan memeluk Ali dengan erat. Ali selalu tau letak kebahagiaan gue dimana.


"Thankyouuu baby!!!"


Kaya ada yang typo gitu ya sama ucapan gue tapi bodo amat yang jelas gue senang nya bukan main. Ini bakalan dijadiin boneka kesayangan gue nih.


"Yuk main lagi!" ajak Ali kemudian menarik lengan gue.


Kita memainkan permainan di area Timezone tersebut dan tanpa sadar kita menghabiskan waktu berdua di area Timezone ini. Bagi gue hari ini adalah hari terindah yang pernah gue jalani, karna hari ini full bersama Ali.


Gue melirik arloji di tangan gue. Seketika mata gue melebar saat melihat angka yang berada di arloji tersebut.


JAM 8 MALAM GUYS!!!


"Aliiii, balik yuk!" ajak gue dengan nada panik.


"Ada apa Pril?" tanya Ali ikutan panik nih bocah.


"Kita bakalan di terkam Om Findo nih!" jawab gue dengan menepuk jidat lebar gue.


Sesaat Ali mengeluarkan ponselnya, melihat Ali yang seperti itu dengan segera gue merogoh ponsel yang sedari tadi gue silent di tas.


Om Findo


LO BERDUA MALAH PACARAN YA😤 YANG LAIN SIBUK NGEJAR TARGET EPISODE😤😤 LO BERDUA ENAK ENAKAN DI MALL😤😤😤 AWAS AJA LOOO BERDUA NANTI PAS NYAMPE LOKASI SHOOTING😤😤😤😤😤


MAMPUS!


-oo0oo-


Okeeee karna baru next jadiii part kali ini gue kasih panjang deh😆😆😆

1900+++ worddd wkwkwkwk😝😝😝


Tadinya gak akan gue next sekarang tapi karna anaknya Pak Sutrisno ngechat gue katantya minta next gc😄😄😄


AmeliaSutrisno nih ka AyaStoria si bawel yang minta next dua hari ini dia pc gue buat nyuruh next😄😄😄


Jangan lupa klik bintang dan komentar sesuka kalian💕


Dan jangan lupa baca cerita saya yang lainnya😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top