Tulisan Keenam

Tombak panjang di tangan kanan, sebilah pedang tergenggam di tangan kiri. Tangan kiri mengangkat pedang berat ke depan lalu menyilangkannya ke kanan sedikit. Tombak diletakkannya memotong di atas bilah pedang, menjadikannya sebagai tumpuan. Ujung tombak siap menembus apa saja yang berada di depan. Tangan kiri diam, tegak menopang berat dari kedua senjata. Tangan kanan bebas bergerak, mengendalikan tombak dengan liar. Ujung tombak menghunus dan memotong, batangnya dikendalikan untuk memukul dan menjaga jarak. Bilah pedang masih berjaga, bersiap untuk menjadi senjata kedua. Pedang itu hanya bergerak sesuai irama tarian tombak, mengikuti perintah adalah tugasnya saat ini. Tanpa peduli makna ia diciptakan pada hakikatnya, ia tetap fokus terhadap tanggung jawab yang telah diterima. Tugasnya hanyalah mengikuti, membantu, dan bersiap. Ketika waktu telah tiba, setelah tombak terlepas dari kuasa yang mengendali, pedang akan mengambil alih pertarungan. Tugas dan tanggung jawabnya telah berubah. Ia kini bergerak maju menghunus, silang memotong, diam menangkis, berputar menjauhkan serangan yang datang. Kini ia telah kembali memaknai kelahirannya dalam peperangan ini. Ia adalah senjata, tidak lebih maupun kurang. Jika bukanlah senjata, maka ia tidak memiliki makna lagi untuk ada di dunia ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top