Tulisan Keempat
Harta dunia adalah milikmu seorang. Keindahan sosokmu tiada tandingan. Kewibawaan dan kebijaksanaan adalah tahtamu yang agung. Namun, kenapa wahai Ratuku? Mengapa belenggu rantai mengekang dirimu yang suci. Mengapa kau sembunyikan sinarmu di dalam ruang kotor, gelap nan hina ini? Mengapa tidak engkau turunkan hukum langit kepada mereka yang telah berpaling darimu? Wahai ratuku. Adalah suatu kebenaran yang mutlak bahwa dunia menyertai dirimu. Sang gunung serta lautan akan menunjukkan kuasanya jika engkau titahkan. Hewan tunduk dihadapan keberadaanmu. Pepohonan menyanyikan gemerlap cahayamu. Kami patuh terhadap engkau. Perkataanmu adalah kewajiban dan aturan itu sendiri. Wahai ratuku, tidak terhitung silau bintang menanti sinarmu. Tidak terpikirkan putih bulan merindukan cahayamu. Matahari bergegas terbit untuk melihat sosokmu. Langit berlinangkan hujan tiada habis mengasihani dirimu. Bumi berguncangan memikirkanmu. Maka dari itu, wahai Ratuku, keluarlah dari tempat yang mengurungmu ini. Hancrukanlah rantai yang membelenggu. Niscaya semesta akan mengabarkan kembalinya sosokmu. Maka, ketika segala keindahan telah kembali setelah sekian lama terlupakan, janji dan takdir akan masa depan yang baru telah ditepati.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top