Tetangga Sebelah Rumah
Suatu pagi di pantry,
"Mih, masak Mbak Indra selingkuh sama Hendi? Motor barunya Hendi katanya Mbak Indra yang beliin ...."
"Astaghfirullah, Papii!" seruku kesal pada papinya Ical. Pagi-pagi kok udah bersyair lemes macam mpok-mpok lagi belanja di kang sayur.
"Si Mami dibilangin juga ...."
"Jadi Papi kalo pagi kerjaan ghibah gitu ya? Manis banget? Bini kerja jungkir balik, lakik tinggal ghibah nambah timbangan dosa! Lagian ngapain sih pada hobi ghibahin tetangga sebelah? Yang ada pahala kebaikan Papi kesedot noh nambah di tetangga kalau gini caranya!"
"Papi enggak ghibah, Mih. Budhe Narmi tadi cerita, katanya kemaren mereka ribut. Si Dewo ngelabrak Hendi di depan Santi, hampir adu jotos. Santi yang ketakutan akhirnya teriak minta tolong, kedengeran Budhe Sri. Trus Budhe Sri minta tolong suaminya buat panggil Pak RT." Papinya Ical malah warta berita tanpa diminta. Just to know, budhe Narmi a.k.a mbak Narmi adalah kakak iparku yang biasa aku titipin Ical kalau pas aku dan suami ada kerjaan bareng waktunya.
"Trus urusannya sama Papi apa?" tanyaku sewot.
"Ck, si Mamih dibilangin selalu gitu. Maksud Papi, Hendi sama Santi kan pada enggak beres orangnya. Suka memanfaatkan tetangga baru apalagi kalau terlihat kaya ...."
"Astaghfirullah, Papii! Ya trus urusannya sama Mami apa? Papi nggak usah melebar kemana-mana deh! Pakai buka aib orang lagi. Ntar kalau aibnya Papi nggak ditutup sama Allah gimana?"
"Nauzubillah, Mamih ngedoain Papi?"
"Allahu Rabb, mamih tuh dari tadi coba menghentikan ghibahnya Papi loh. Tapi Papi malah melebar kemana-mana ...."
"Papi cuman mau bilang, kurang-kurangin nongkrongnya Mami sama Santi cs, itu aja!"
"Astaghfirullah, Papii ... mana sempat mami nongkrong? Pulang kantor udah sore, udah langsung dimonopoli Ical. Belom lagi kerjaan rumah. Kek Mami punya suami sultan aja pulang kantor masih bisa nongkrong." Ampun deh, pagi-pagi Papinya Ical udah ngajakin latihan drama kolosal. Heboh banget macem emak-emak penggemar mas Al.
***
Di lain hari, di ruang tengah rumah kami,
"Mih, ternyata si Dewo sama mbak Indra tuh cuman nikah siri loh!" Lagi-lagi papinya Ical warta berita. Topiknya pun masih tentang tetangga sebelah.
"Hah?!" sahutku tanpa menoleh. Fokus pada naskah yang ku ketik di notebook.
"Iya, si Hendi bilang sama Papi. Trus ya, sekarang rumahnya dijual. Ditawarin tuh di pesbuk 450 juta," lanjut papinya Ical.
"Lah? Belum juga genep 6 bulan?"
"Tauk, malu kali ketauan selingkuh ...."
"Astaghfirullah, Papii! Balik lagi kesitu yang dibahas," selaku jengah. Kuhentikan ketikanku sementara untuk menoleh pada laki-laki yang duduh di samping kiriku.
"Ya kan Papi kasih info doang, biar Mamih kagak ketinggalan berita kalau tetangganya bakal ganti lagi." Dasar bapak-bapak lemes, bisa aja ngelesnya.
"Lah, ganti bagaimana? Emang sudah ada yang beli?" tanyaku sambil menerima jus stroberry yang diangsurkan papinya Ical.
"Kata Hendik sih udah, dibeli sama temennya si Dewo buat adeknya katanya. Lakiknya pelaut, anaknya 2, yang kecil seumuran Ical."
"Widihhh, komplet bener infonya, Pi? Ya, Alhamdulillah, sih, kalau ada anaknya. Bakal ditinggalin kan? Syukur-syukur Ical nambah teman."
"Demi Mamih lo! Biar kalau pas belanja di kang sayur, Mamih enggak plonga-plongo ditanyain mpok-mpok blok sebelah ...."
"Kannn, balik lagi ghibah ujung-ujungnya," seruku kembali kesal. Astaghfirullah, suamiku. Aku heran sama dia yang punya kelonggaran waktu di pagi hari karna emang jadwal kerjaan dia sore hari, berbeda dengan aku yang ngantor dari jam 7 ampe jam 2 mulai senin ampe sabtu. Hasilnya, beuhhh, segala berita entah bener entah gosip, selalu up to date.
***
Pagi yang lain di dalam kamar,
"Mih, tau gak siapa temen Dewo yang beli rumah itu?"
"..."
"Temennya Dewo si Bambang masa?" lanjut papinya Ical
"Hah, Bambang siapa? Mas Bambangnya budhe Sri?" tanyaku heran.
"Ho'oh."
"Papi tau dari mana? Awas jadi fitnah lo, Pi. Mas Bambang enggak punya adek, Budhe Sri anaknya cuman mas Bambang doang ...."
"Itu dia masalahnya. Kemaren si Bambang sempat menghentikan Papi pas lewat depan rumah dia mo berangkat kerja. Katanya yang mau nempati istri temennya yang kejaannya pelaut. Trus ntar kalau udah di rumah sebelah, minta langganan ke Papi susu sapi seliter setiap hari, minta dibawain setiap pulang kerja," jelas papinya Ical.
"Pi, kok feeling Mami enggak enak ya?" Entah kenapa, perasaanku enggak sreg saja dengan rencana langganan susu itu.
"Perkara yang mana? Bambang? Kata Mami gausah urusin masalah dalam negeri orang. Ya husnudzon aja, semoga Bambang emang cuman nolongin temenya," jawab papinya Ical santai.
Astaghfirullah, meski sadar su'udzon itu enggak baik, tapi yang namanyanya perasaan enggak bisa dibohongi. Aku merasa ada yang janggal saja. Pasalnya, Mas Bambang anak Budhe Sri—tetangga berjarak 5 rumah sebelah timurku—adalah laki-laki yang tinggal terpisah dengan istrinya entah karena apa. Aku enggak tahu dan enggak mau mencari tahu. Tapi dengan dia yang order langganan susu sapi segar produksi peternakan keluarga yang dikelola suami, aku merasa ada something fizy. Nauzubillah, semoga Allah melindungiku dan keluargaku.
***
Pagi yang heboh,
"Assalamualaikum!"
"Wa'alaikumsalam! Nyari siapa ya, Mas?" tanyaku pada lelaki seusia suamiku yang berdiri di luar pagar rumah.
"Mbak, maaf numpang tanya. Ini bener rumah Mas Bambang yang suka kirimin susu segar di rumah sebelah ya?" tanya lelaki itu kembali.
"Hah? Yang biasa ngirim susu emang suami saya, Mas. Tapi suami saya namanya bukan Bambang ...."
"Oh, mbaknya istrinya si Bambang?"
"Eh, bukan ...."
"Mbak, yang bener yang mana nih? Jangan muter-muter! Saya lagi emosi nih! Jangan sampe Mbak jadi korban kekesalan saya!" seru lelaki yang belum aku ketahui identitasnya itu.
"Lah, masnya siapa to sebenanrnya? Saya dari tadi ngomong jujur. Muter bagian mananya?" tanyaku mulai kesal.
"Perkenalkan, saya HAMDAN, suaminya LINDA penghuni baru rumah sebelah!"
"Lah trus urusan sama suami saya apa?"
"Mbak, tolong ya ... BILANG SAMA SI BAMBANG SUAMINYA, GAUSAH LAGI GODAIN ISTRI SAYA! JANGAN DIKIRA KARENA SAYA JAUH TERUS SAYA ENGGAK TAHU ISI HAPE ISTRI. SAYA UDAH PASANG APLIKASI TERSEMBUNYI BUAT MEMANTAU AKTIFITAS HAPE ISTRI SAYA TERMASUK CHATING SAMA SUAMI EMBAK TIAP MALAMNYA!"
"..."
Aku auto roaming, Saudara. Chatting bagaimana kalau kami punya kebiasaan diatas jam 20.00 hape off dan masuk laci sebelah ranjang untuk menghindarkan Ical dari kecanduan gadget. Tiba-tiba sebuah pemahaman melintas di kepala ...
"Astaghfirullah, Papiii..."
Ini nih, kebanyakan ghibah tapi enggak percaya feeling istri. Dikerjain kan sama tetangga sendiri.
***
#bukan_realstory
#murni_imajinasi
#edisi_revisi
Cerita ini pernah saya unggah di sebuah grup penulisan FB. Saya revisi kemudian saya unggah kembali di sini. 😍
Bumi Proklamator, 13 Oktober 2021
Salam sehat penuh cinta 💙
~ndaa
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top