k a r m a

Kamu yang tak punya hati, apa kabarmu di sana? Masih bisa tidur nyenyak tanpa perasaan berdosa? Sementara aku di sini, masih menanggung kecewa berbalut murka!

Masih tak bisa aku percaya, dirimu mampu meleburkan kepercayaan keluargaku. Meluluhlantakkan hati dan jiwaku, serupa serpihan abu yang bertebaran di langit kelabu.

Amarahku membuncah begitu saja, menginfiltrasi segenggam sel tempat bernaung sekepal rasa. Sebagai reaksi atas pengkhianatan telak olehmu, yang dulu begitu aku puja.

Andai saja tak ada hukum pidana, ingin sekali kucinc*ng tubuh kekarmu, ku iris tipis lidah tajammu, serta keluarkan jaringan otakmu. Agar terpuaskan dahagaku, karena kecewa yang membungkus rapat kewarasanku. 

Adakah yang tersisa dalam ingatanmu? Bagaimana ibuku memungutmu dari pinggir jalanan berdebu? Memaksaku untuk menerima keberadaanmu yang memuakkan di mataku saat itu.

Bodohku, ketika ijab telah terucap, aku pun memasrahkan diri tanpa syarat. Menjadikanku terperangkap dalam lubang romansa semu, yang ternyata telah kau persiapkan jauh hari untuk menjebakku.

"Maaf, tidak ada lagi alasan untukku bertahan di sini. Inginku telah terpenuhi, kamu yang berhasil aku taklukan akan hancur setelah aku tinggalkan, " ucapmu sore itu, dengan senyum puas tersungging di bibir tipismu.

"Tapi kenapa? Apa salahku padamu?" tuntutku tidak terima.

"Karena ibumu telah merebut laki-laki yang hendak menikahi ibuku! Karena abangmu telah menghancurkan hidup perempuan yang bersemayam dalam hatiku!"

Aku menatapmu tak percaya. Bagaimana bisa, kamu membungkus dendam dengan begitu sempurna hampir setahun lamanya? Bagaimana bisa, makan malam yang aku siapkan petang itu untuk berbagi kabar gembira, berubah menjadi petaka?

"Gugatan cerai akan disampaikan pengacara secepatnya. Mulai malam ini, jangan pernah berharap aku kembali!" Punggungmu berlalu tanpa menyisakan sedikit pun rasa peduli.

Masih kuingat rasaku kala itu. Ketika aku menggugat Tuhan atas monster yang Dia berikan dalam hidupku berwujud dirimu. Rasa lelah berbaur putus asa atas kenyataan yang ada.

Tapi sekarang, semua tinggal kenangan. Kenyataan yang sesungguhnya telah terbentang. Mendiang ayahku, laki-laki yang hendak menikahi ibumu untuk menutupi keadaan yang saat itu telah mengandung dirimu, tidak pernah bersedia dengan sukarela melakukannya. Tersebab ijab tersembunyi yang telah terikrar untuk ibuku. Sedangkan rencana menikahi ibumu, tak lebih karena siasat jahat kakek dan nenekmu, demi menutup aib keluargamu.

Tentang perempuan yang bersemayam dalam hatimu, dia tak lebih dari perempuan gila yang menjadikan abangku sebagai obyek taruhannya. Harta tak pernah menyilaukan kakak lelakiku. Meski perempuanmu memberikan iming-iming atau imbalan di luar nalar untuk sebuah malam pertaruhan, abangku tak pernah menghiraukannya. Akibatnya, dia hancur oleh taruhannya sendiri. Digagahi oleh lima lelaki, sebagai harga sebuah pertaruhan.

Jadi, ketika sekarang hatiku terang oleh pendar lembut bernama kasih sayang keluarga, aku coba mengikhlaskan jalanku. Jalan yang sempat bersinggungan denganmu.

Benar kata ibuku, Tuhanku tidak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuanku. Sementara abangku bilang, akan ada pelangi setelah hujan.

Seperti kebahagiaan yang melingkupi pagi ini. Ketika tangisan itu berwujud bayi laki-laki. Lega dan syukur luar biasa, setelah gundah gulana merisaukan hatiku hampir sembilan bulan lamanya.

Terima kasih, Tuhan. Engkau kabulkan doaku. Aga anakku tak membutuhkan restu ayahnya saat di pelaminan kelak. Karena jujur saja aku masih belum rela, anakku mengenal lelaki yang telah menghancurkan hidup ibunya.

Terima kasih, Tuhan. Atas karma yang Kau kembalikan kepadanya. Kegelapan masa depannya, setelah kecelakaan merenggut kesempurnaan dirinya sebagai seorang lelaki sesungguhnya.

Kini aku bahagia. Akan selalu bahagia. Bersama dia, yang akan menjadi penerang di jalanku yang mungkin masih akan berliku.

***

Bumi Bung Karno, 21 Januari 2022

#learning_by_doing
#senandika
#repost

Cerita ini pernah saya unggah di halaman FB saya. Mengalami revisi pada beberapa bagian tipo dan perubahan diksi agar lebih nyaman dibaca.


***

Salam sehat penuh cinta 💙
~ndaa

Republish 08022022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top