38

Sasa memandangi menu Mille Feuille yang tersaji di depannya dengan cantik. Perutnya sudah memberontak karena belum sarapan dari pagi. Malah begitu datang ke sini langsung otopsi mayat yang bentuknya udah kayak chicken fillet gitu. Syukurlah otopsinya berjalan lebih cepat dari yang dia duga.

Sasa mengambil sendok dan garpu kemudian membelah roti ala Perancis itu. Whipped cream dan buah-buahan segar yang meleleh di dalam mulutnya menimbulkan sensasi manis dan segar.

"Ya ampun... Ini enak banget! Kulit pasrty nya renyah. Whipped creamnya manis banget!" komen Sasa seperti selebgram yang diendorse.

Di depannya, Raka cuman minum expresso doang sambil geleng-geleng. "Aku takjub kamu bisa makan enak gitu habis otopsi jenazah tadi. Kamu nggak kebayang-bayang sama jenazahnya?" tegur Raka.

"Yah, kan nggak sekali dua kali aku lihat mayat yang bentuknya nggak keruan begitu," dalih Sasa. "Btw apa kamu sudah dapat pentunjuk tentang kasus ini?" tanyanya

Raka mengeluarkan berkas yang dia dapatkan dari Ipda Yanto kemudian meletakkannya di atas meja.

"Ini dia. Ipda Yanto dulu juga mengusut kasus dua puluh tahun lalu waktu beliau masih jadi asisten penyidik. Yang aku lihat penyelidikan kasus ini terkesan kurang niat gitu. Kasus ditutup begitu saja karena kurangnya petunjuk."

Sasa berdecak-decak. "Macam itu kerjaan abdi negara zaman kolonial. Beda dengan era millenial kayak kita yang dituntut dedikasinya."

"Kondisi jenazahnya sama persis," kata Raka. "Bahkan jumlah potongan daging dan tulangnya pun sama. Bagaimana menurutmu, Sa. Apa pelakunya adalah orang yang sama ataukah ini Copycat?"

Sasa memegangi dagunya. "Kalau pelakunya orang yang sama berarti setidaknya dia sudah berusia empat puluh sampai lima puluh tahunan. Jika dibandingkan dengan kasus Setia Budi 13 perbedaannya terletak pada bola mata korban yang diambil. Yang aku lihat pelakunya kemungkinan adalah seorang profesional karena caranya mengiris sangat rapi. Bisa jadi dia tukang daging. Dia adalah orang yang prefeksionis dan teliti karena potongan dagingnya sangat presisi. Seratus delapan puluh potongan daging itu ukurannya sama persis. Dagingnya juga dicuci bersih tanpa ada satupun noda darah. Kalau tidak ada tulang dan kepala itu mungkin aku aku akan menganggap jenazah ini bener-bener chicken fillet yang biasa dijual di Superindo."

Raka menutup mulutnya yang mendadak mual. "Omonganmu bikin aku nggak mau makan chicken fillet lagi," keluhnya.

"Tapi hal yang aneh jika benar pelakunya adalah orang yang sama dengan kasus terdahulu, kenapa baru memulai aksi kembali setelah dua puluh tahun?" kata Sasa.

Raka menunjuk foto tiga orang korban dari kasus terdahulu. "Karakteristik korban ini dengan tiga korban dari kasus terdahulu mirip. Sama-sama wanita berusia 25-40 tahun. Tinggi badan, warna kulit, bahkan rambut yang pendek dan bergelombang. Terlalu aneh jika disebut kalau itu kebetulan. Ini membuatku merasa yakin bahwa pelakunya adalah orang sama."

"Hm... kamu benar," angguk Sasa. "Kalau hanya kebetulan saja ini rasanya aneh. Coba kita lihat pekerjaan ketiga wanita ini. Yang pertama adalah pegawai mini market, yang kedua ada pekerja seks komersial dan yang ketiga adalah perawat." Sasa terdiam sejenak memandangi foto korban ketiga. Mata dan bentuk bibirnya sangat mirip dengan Edwin. Jadi wanita ini adalah ibu mertuanya. Dada Sasa serasa sesak menghadapi kenyataan itu.

"Kalau dilihat-lihat pekerjaan tiga wanita ini punya satu kesamaan yaitu shift malam. Mungkin ini bisa menjadi petunjuk?" kata Raka

"Sebentar lagi ada satu keluarga korban yang akan datang, mungkin dia bisa memberikan kita petunjuk tambahan," kata Sasa.

"Eh? Siapa yang menghubungi keluarga korban? Kamu?" tanya Raka terkejut.

"Ya. Itu dia." Sasa melihat Edwin yang baru saja memasuki pintu kafe.

Raka menoleh ke belakang. Netranya terbelalak ketika melihat kehadiran suami Sasa itu.

***

Up!!!

Btw kemarin ada yang bilang syok baca cerita ini karena awalnya uwu-uwu tapi sekarang genrenya berubah drastis hahaha. Novel ini sejak awal genrenya emang misteri, Guys, tapi romancenya bakal lebih banyak kok. Sekitar 80% adalah romance.

Aku mau mengingatkan aja pada para pembaca lawasku, walaupun Akhir-akhir ini aku nulis genre romance melulu, aku masih tetep penulis cerita misteri, Guys. Dan semoga setelah baca ini manteman yang baru ngikutin aku dari sejak era TMD juga tertarik buat baca cerita-ceritaku lawasku yang topiknya kebanyakan pure pembunuhan. Hehehe.

Maaf lama ga update yak...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top