2

Sasa mengenakan baju seragam bedahnya yang berwarna hijau tua lalu melapisinya dengan gown. Penutup kepala dan masker. Terakhir dia mengenakan sarung tangan. Sasa masuk ke dalam ruang autopsi yang telah disiapkan oleh asistennya, Tiara. Walaupun cerewet dan banyak mengeluh, anak itu cukup cekatan.

Sebelum memulai kegiatan, seperti biasa Sasa dan Tiara berdoa dulu dan meminta izin pada sang Jenazah. Walau bagaimanapun mayat itu dulunya pernah hidup, jadi sebisa mungkin Sasa tetap memperlakukannya seperti selayaknya manusia.

Proses pertama adalah melakukan inspeksi terlebih dahulu. Sasa mengamati seluruh tubuh jenazah dari kepala sampai kaki dengan saksama.

"Ada luka pada tempurung kepalanya," ucap Sasa sembari mengabadikan hasil temuannya dengan menggunakan kamera digital. Sementara Tiara, asistennya menuliskan hasil temuan itu pada white board untuk nanti dipindahkan pada laporan visum.

Sasa memperhatikan wajah sang gadis yang tampak masih belia. Wajahnya tampak dipenuhi kengerian. Ya, kematian memang hal yang menakutkan.

"Bekas jeratan tali yang horizontal pada leher." Sasa menyebutkan temuannya dan mengambil foto lagi. Dia lalu turun pada bagian lengan korban. Ada memar-memar di area ketiak dan bahunya. Beberapa tampaknya luka yang sudah lama.

"Memar pada ketiak kanan, lengan kanan, bahu kiri dan pinggang. Hm ... ini area-area yang tidak tampak dari luar," gumam Sasa.

Setelah menuliskan temuan itu, Tiara ikut geleng-geleng. "Keliahatannya dia mengalami banyak penyiksaan semasa hidup. Apa mungkin dia korban bully? Wajah cantik seperti ini terkadang mengundang petaka," komentar Tiara.

Sasa mengambil foto. Dia lalu menemukan luka terbuka pada lengan kanan korban. Luka itu sudah membusuk. Terlihat beberapa belatung di sedang bersantuy di sana.

"Gemay!" teriak Sasa ceria. Dia segera mengambil cawan dan pinset untuk memindahkan makhluk-makhluk yang menurutnya unyu itu.

"Sini, Sayang main sama, Tante."

Tiara pasrah saja melihat kelakuan atasannya yang antimainstream itu. Dunia ini sepertinya hanya Sasa yang menganggap belatung itu menggemaskan. Percaya atau tidak Dokter Sasa memelihara hewan itu di ruang kerjanya dan memberinya makan daging setiap hari.

Sasa meletakkan larva itu pada meja instrumen kemudian mengambil kaliper dan mengukur panjangnya. "Aduh bayiku! Kamu sudah besar ya ... 19.25 mm panjangnya," seru Sasa.

Tiara merinding banget rasanya. Tapi dia mencatat temuan itu pada white board. "Berarti kemungkinan dia sudah meninggal 4 hari yang lalu ya," kata Sasa sambil mengangguk-angguk.

"Dokter secinta itu ya sama larva lalat sampai tahu umurnya hanya dengan mengukur panjangnya saja," ejek Tiara.

Tapi yang dihina malah senyum bangga gitu nggak peka. "Tesisku dulu tentang hubungan panjang larva lalat dengan waktu kematian tikus."

Tiara bergidik dan juga mual, membayangkan Sasa membiarkan bangkai tikus mati empat hari hanya untuk mengukur panjangnya saja. Dasar dokter nyentrik.

Selanjutnya Sasa menyusuri tubuh korban lagi dan menemukan perlukaan pada area genital. "Sepertinya korban sempat mengalami pelecehan seksual," ucap Sasa miris.

Setelah inspeksinya selesai. Sasa mengambil pisau dan mulai membedah tubuh korban pada bagian thorax dan perut. Tiara membantunya karena ini pekerjaan yang cukup berat. Mereka mengambil organ tubuh korban satu persatu kemudian menimbangnya. Tampaknya tidak ada organ tubuh yang mengalami kerusakan. Ketika Sasa membedah uterusnya, sesuai dugaan di sana ada makhluk kecil yang bentuknya mirip lintah.

"Dia hamil tiga bulan," desah Sasa. "Sepertinya kita beruntung karena masih ada sisa sperma yang tertinggal."

"Manusia zaman sekarang benar-benar seperti binatang," geram Tiara emosi sambil menulis temuan itu lagi pada white board.

Sasa menepuk pundak. Tak terasa prosedur autopsi yang memakan waktu hampir tiga jam ini membuatnya lelah juga. Tinggal tahap terakhir yaitu membuka tempurung kepala korban untuk memeriksa cedera kepalanya. Sasa mengambil gergaji dan bersiap melakukan trepanasi.

***

Bagaimana Gaes rasanya puasa-puasa baca beginian? Hahahahaha! Lanjut besok ya.

Ini guys bentuk tubuh kita dulu waktu dalam kandungan. Usia tiga bulan tuh kita kayak lintah. Btw ini jadi spoiler buar His Ex ya. Hahahah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top