First and last

Dia Dani sepupu gue, selisih umur kita cuma setahun, lebih tua gue sih. Tapi sejak kecil kita udah Deket, sampe saat ini. Awalnya gue nganggep dia kayak adik gue sendiri. Tapi seiring berjalannya waktu, gue ngerasa sikap Dani lebih dewasa dari gue. Entah kenapa lama-lama hati gue luluh, dan akhirnya yaaa gue jatuh hati gitu. Sosok Dani udah ga kayak adek lagi bagi gue, melainkan lebih seperti seorang kakak laki-laki.

Dunia seperti milik berdua, quots itu cocok banget deh sama yang gue rasakan selama ini antara gue dan Dhani, kemana-mana berdua, berangkat sekolah, pulang sekolah, kegiatan ekstrakurikuler. Sampai dimana keberadaannya menghancurkan kebersamaan gue dengan Dani.

Dia anggota ekskul baru, adek kelas lah. Baru masuk, cantik enggak,  tapi gue heran, apa sih yang menarik dari itu adek kelas. Kenapa sejak kehadiran adek Kelas itu Dani terlihat lebih perhatian ke dia. Dan itu adek kelas jelalatan banget sumpah! Caper, sok cantik, sok lemah biar nanti ditolong.

Setahun berlalu, dan gue ga bisa lagi bersama Dani, gue di kuliahkan ke luar negeri oleh Ayah. Sebelum gue pergi lama dan jaiuh dari Dani. Gue ingin sekali ngutarain perasaan gue.  Sepulang dari perayaan graduate, aku sejenak mengajak Dani ngobrol bentar di Cafe. Kita pesan coffe yang sama. Dengan rasa gugup yang luar biasa, aku ucapkan dengan hati-hati isi hatiku yang teramat tulus dan dalam ini.

Setelah semua kalimat terucap. Gue melihat ekspresi Dani yang terlihat sungkan, tidak enak. Perasaan gue ga enak, apakah ekspresi itu tanda penolakan?

" Sorry De,  Gue ga mau Pacaran, gue baru belajar kalau ternyata pacaran itu haram"

Jawaban itu benar-benar tak terduga sejak kapan Dani jadi alim?



Tamat

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top