LIMA-CAYAPATA FAMILY
Lima
Perbuatan Mazaya terhadap Zakiyah telah diketahui oleh semua orang yang berada di rumah Agnibrata--opa nya Mazaya--sehingga lagi-lagi Mazaya dicap sebagai anak yang tidak memahami sopan santun.
Daffin hanya pasrah mendengarkan omelan Eric karena tidak bisa mengontrol Mazaya agar tidak membuat masalah, sedangkan Mazaya tidak tau mengenai hal itu karena dia masih berada di perpustakaan. Gina yang merasa malu telah meminta maaf kepada Zakiyah dan mengatakan akan menegur Mazaya agar bersikap lebih sopan untuk ke depannya.
"Panggil Mazaya ke sini," titah Agnibrata yang duduk di sofa tunggal ruang keluarga.
Perbuatan Mazaya membuat seluruh anggota keluarga berkumpul, anak-anak Agnibrata beserta istrinya duduk di sofa yang lain. Sedangkan para cucu Agnibrata duduk di lantai yang beralaskan karpet berbulu karena sofa tidak cukup untuk mereka semua.
Eric yang memanggil Mazaya di perpustakaan, tidak ada satupun yang berani bicara di ruang keluarga meskipun kebanyakan dari mereka mengutuk Mazaya yang membuat suasana yang seharusnya bahagia menjadi tegang seperti ini.
Gina dan Adicandra merasa gelisah karena mereka yakin jika Mazaya ditegur oleh Agnibrata, itu artinya sebagai orang tua Mazaya, keduanya juga akan ikut ditegur. Sedangkan Zakiyah merasa menang dari Mazaya yang sering sekali membuatnya jengkel, apalagi ia benar-benar yakin bahwa Mazaya akan diberikan hukuman oleh Agnibrata.
Tidak berbeda dari suasana di ruang keluarga, suasana di perpustakaan pun tegang karena Eric memarahi Mazaya tanpa aba-aba. Ia menyayangkan sikap Mazaya yang jauh sekali dari apa yang diajarkan kepada mereka selama ini. Eric tau kalau Mazaya tidak suka bertemu banyak orang, tetapi tidak menyangka adiknya itu akan membuat masalah lagi.
"Aku nggak ngomong apapun ke bibi," kilah Mazaya yang tidak merasa bersalah.
"Itu kesalahan kamu," balas Eric, cowok itu mengusap wajahnya karena merasa begitu letih menghadapi Mazaya. "Seharusnya kamu nggak pergi gitu aja, bisa kan pamit dulu sama bibi?" tambah Eric.
"Kalau aku ngomong, nanti bibi marah."
"Mazaya Sasmaya Cayapata."
Eric menyebut nama lengkap Mazaya karena benar-benar merasa geram, Mazaya bukan anak kecil lagi yang tidak bisa memilih kata-kata agar lawan bicaranya tidak tersinggung. Cewek itu sudah remaja dan Eric mengakui bahwa adiknya itu sangat pintar, ranking satu paralel sejak SD, sering memenangkan berbagai lomba akademik maupun non-akademik, sangat suka membaca berbagai macam buku.
Apalagi yang kurang?
Berdasarkan hal-hal tersebut, Eric sangat yakin bahwa Mazaya bisa memikirkan efek yang ditimbulkan dari sikapnya, tetapi memang Mazaya saja yang sengaja memancing emosi Zakiyah. Eric heran, memangnya apa sih yang didapatkan Mazaya dengan membuat Zakiyah merasa tersinggung sehingga melaporkan kejadian tersebut kepada seluruh anggota keluarga?
"Kakak nggak mau tau, kamu harus minta maaf sama bibi zakiyah," putus Eric.
"Minta maaf itu dilakukan oleh orang yang salah, kalau aku nggak salah, kenapa minta maaf?" balas Mazaya.
Eric yang marah memang membuat Mazaya takut, tetapi cewek itu tetap berusaha untuk mengeluarkan suaranya. Sampai kapan ia akan terus diatur seperti ini?
"Kamu memang bersalah, jangan bersikap kalau kamu nggak punya kesalahan apapun di sini," tukas Eric. "Ayo ke ruang keluarga, minta maaf sama bibi zakiyah."
Terpaksa Mazaya mengikuti Eric karena takut untuk membalas ucapannya lagi, Mazaya merasa begitu kesal tetapi tidak bisa mengatakan apapun, selalu seperti ini. Saat dia berusaha mengatakan apa yang dipikirkan serta dirasakannya, pasti ada keluarganya yang menentang hal tersebut, mematahkan kepercayaan diri Mazaya tanpa mereka sadari. Menimbulkan rasa takut yang tidak tau kapan akan menghilang.
Namun ... sampai kapan? Apa Mazaya sanggup menerima hal seperti itu seumur hidupnya?
Suaranya selalu ditentang oleh keluarga.
Keinginannya selalu dianggap salah oleh keluarga.
Perbuatannya selalu dianggap membangkang oleh keluarga.
Mazaya tidak pernah ingin membangkang, dia hanya mengatakan isi hatinya, tetapi keluarganya yang tidak pernah menerima sehingga mereka menganggap perbuatan Mazaya tidak benar dan cewek itu dicap sebagai anak yang pembangkang.
"Duduk Mazaya," titah Agnibrata saat Mazaya dan Eric telah berada di ruang keluarga.
Eric duduk di lantai, tepat di sebelah Daffin sedangkan Mazaya duduk di ottoman yang memang disediakan untuknya, tepat di samping kanan Agnibrata.
"Opa yakin kalo kamu tau kenapa kamu dipanggil ke sini," ucap Agnibrata yang ditujukan kepada Mazaya.
Jelas saja Mazaya tau, memangnya untuk apalagi ia dipanggil jika bukan untuk ditegur atas perbuatannya. Selalu seperti itu sehingga Mazaya sudah sangat hapal.
"Kamu dididik untuk menjadi anak yang sopan Mazaya, jangan pernah tinggalkan sopan santun di manapun kamu berada dan dengan siapapun," ucap Agnibrata.
Mazaya menggerakkan jari-jari kakinya untuk mengalihkan perhatiannya, bohong jika Mazaya mengatakan dia tidak takut di saat seperti ini, Mazaya selalu takut jika berhadapan dengan Agnibrata apalagi untuk membahas apa yang telah ia lakukan. Agnibrata memang tidak pernah menyakiti fisiknya, tetapi pria tua itu pun tidak pernah bersikap lembut kepada Mazaya sebagaimana dia bersikap lembut kepada cucu-cucunya yang lain.
"Sekarang apa yang kamu lakukan? Bersikap tidak sopan pada bibimu sendiri di rumah opa, di sini saja sikapmu seperti ini, apalagi di luar sana."
Mazaya selalu menjaga sikapnya di luar rumah, meskipun dia menyembunyikan nama belakangnya, bukan berarti Mazaya melupakan setiap ajaran yang ia dapatkan. Mengapa Agnibrata hanya mendengar dari satu sisi? Kenapa tidak mendengarkan dulu pembelaan dari Mazaya?
"Jangan buat keluarga kita malu, Mazaya."
Alasannya, karena Mazaya selalu dianggap salah. Jika ada keributan dan salah satu penyebabnya adalah Mazaya, maka selalu saja dia yang salah. Mazaya tidak pernah diberikan kesempatan untuk membela diri.
"Mengerti kamu?"
Membela diri saja tidak diberikan kesempatan, apalagi membantah?
"Mengerti, Opa."
Pasrah. Cuma itu yang bisa dilakukan Mazaya jika tidak ingin menambah keributan dan membuatnya dicap sebagai anak yang tidak mengerti sopan santun.
"Sekarang minta maaf sama bibi kamu."
Minta maaf tetapi tidak merasa bersalah, rasanya begitu berat bagi Mazaya. Orang-orang yang berada di ruangan itu menatapnya dengan berbagai macam pandangan dan Mazaya yakin tidak ada satupun di antara mereka yang peduli pada Mazaya.
Mazaya menatap Gina dan Adicandra yang mengisyaratkannya untuk segera meminta maaf kepada Zakiyah dengan pandangan sendu, bahkan kedua orang tuanya pun tidak berusaha membela anaknya sendiri.
Mungkin Mazaya memang harus meminta maaf, menyelesaikan permasalahan ini sesegera mungkin agar ia bisa pergi dari ruang keluarga yang membuatnya merasa begitu sesak.
Cantik, pintar, berbakat dan memiliki finansial yang bagus.
Namun sayang sekali, isi hatinya tidak pernah terpenuhi.
Memiliki dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan.
Namun sayang sekali, tidak ada satupun yang mau membelanya.
Mazaya mengerti, di keluarga ini dirinya hanya sendirian. Tidak akan ada yang membelanya, sehingga yang harus dilakukan adalah mengikuti alur yang telah ada.
☘☘☘
Kamis, 22 Juni 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top