Cause You
??? POV
Blam..
Ku dengar suara orang menutup pintu, dengan cepat ku lihat ke arah pintu.
"Aku pulang.."
Ku tersenyum, "selamat pulang kembali, Ava.." Ku mengelus rambut nya pelan.
Ia menghiraukan ku dan segera menuju meja makan. "Wuah! Kau memasak Sarden?! Makasih Akram!" Ia baru saja ingin duduk, ku menarik nya.
"Cuci tangan dulu Ava.." senyum ku pelan. "Iya iya.." ia segera berlari ke Kamar mandi dan mencuci tangan.
Ia lalu mengulurkan tangannya, "sudah bersih?" Aku tertawa kecil, "iya.. silakan.." dengan cepat ia memakan Sarden makanan favoritnya itu.
"Bagaimana Kerjamu?.." ia tersenyum, "lancar.. tapi sedikit pusing dengan beberapa kode.. " "error ya?.." ia menatapku.
"Ya.. dari mana kau tau? Kau tidak pernah memakai Komputer kan?" Huh.. dia meremehkan ku?..
"Sudah kukatakan kan? Aku bisa membantumu dalam kode kode seperti itu.. Aku ahli dalam Kom-" belum selesai ku katakan ia menutup mulut ku dengan jarinya.
"Sudahlah Akram.. kau cukup dirumah aja, aku tidak mau kau capek.." ia segera bangkit dan pergi mandi.
Justru aku yang tidak mau kau capek Ava..
-- Time Skip --
Avarie and Akram Room
Ku masuk dengan perlahan, ku menatap kasur, "lah?.. Ava?.. " Dimana Ava? Dia belum tidur..
Clek
Ku melihat Ava masuk dengan komputer di tangannya. "Akram? Kau belum tidur?.." Dia meletakkan komputernya di meja dan membukanya.
Haduh.. ku menahan tangannya dengan perlahan. "eh?.. ada apa Akram? Ku mau lanjut kerja dulu!.." ku menghiraukan nya dan menggerakkan mouse mengetik ShutDown.
"Akram!?" Ku memeluknya, "sudahlah.. ini sudah jam 21.46.. kau harus tidur!.." perlahan ku menggendong nya.
"Nya!" Ia sedikit terkejut dan kali ini wajahnya memerah semua. Perlahan ku taruk ia di kasur, "Ayo Ava.. tidurlah.." ku mengusap dahinya perlahan.
"Em... peluk!.." ku tersenyum kecil dan perlahan memeluknya. "Nya... hoam.." ia memeluk ku perlahan.
Anak ini.. untung bisa jinak ya.. dia lebih baik tidur sekarang agar besok ia bisa kerja dengan tuntas dan konsentrasi.
"Akram.." eh? Belum tidur toh.. "ada apa?.. gak bisa tidur..?" Ia mempererat pelukkan nya. "Tau aja ah.." ia menatapku.
'Hm.. aku ngerti..' batinku, perlahan ku dekat kan bibirku ke bibirnya. Ia lalu mulai memainkan lidahku.
"Ah.. ngh.." 'anak ini.. ' perlahan aku menjauhkan bibirku, "sudah.. tidur sana.." ia mengangguk lalu kembali memeluk ku dan tidur.
.
.
.
.
.
.
"Dah Akram!" Ia mulai masuk ke mobilnya, ku hanya bisa tersenyum dan menatapnya pergi.
Ku pastikan ia sudah benar benar pergi, lalu masuk kembali ke rumah. "Hah.. semua sudah kukerjakan, apa berikut nya?.." ku memasuki kamar dan menatap jendela.
"Ava menyusahkan... " ku kembali berpikir bahwa waktu itu, padahal ku sudah memiliki harapan.. ternyata tidak..
"Akram! Kapan kau akan menikahi ku?.." perkataannya membuatku terkejut, "eh? Ada apa ini?.." ia memeluk ku, "aku kesepian di rumah, bosen.. papa mama pergi berdua ke alam sana.. aku ditinggalkan.. "
Beberapa bulan kemudian..
Kami sudah menikah dan membeli rumah, kami tinggal berdua, sudah satu bulan.. mendadak Ava..
"Akram! Aku ingin mempunyai anak!.." "ya ampun Ava.. kamu masih sangat sibuk, dan lagi.. kau sanggup menjaganya?.."
Ia hanya terdiam tidak menjawab, "maaf.. lain kali ya Ava.. saat kau sudah tidak sibuk.. ya?.." ia mengangguk.
Dan setelah itu ia semakin sibuk, bahkan aku kadang ia hiraukan demi pekerjaan nya.. Aku masih mengerti itu.. tapi tolong jangan sampai melupakan ku..
"Kau yang waktu itu mendesakku untuk menikah, dan sekarang kau sibuk.. bisa tolong luangkan sedikit waktu untuk bersamaku?.."
Ia hanya memeluk ku, "maaf Akram.. aku tidak bisa.. aku tau.. bisa kau sebentar menungguku?.."
"Ya.... aku bisa Ava.." balas ku sambil mencoba tersenyum.
"Huh.. membosankan, ini baru jam 09.32.. masih lama Ava pulang, sekitar 12 jam lagi.. " aku membaca beberapa komik kumpulan ku.
20 menit kemudian..
Ya.. seperti dugaan ku, masih lama... bahkan ini belum 1 jam!... ku bosan.. aku tidak bisa tidur..
Mendadak ku mendapatkan suatu cara agar waktu cepat berjalan, ku bangkit dari kursi.
Membuka rak yang penuh dengan obat obatan. Perlahan ku mencari obatku yang kusimpan diam diam..
"Ah! Ketemu..." perlahan ku mengambilnya dan berjalan menuju rajangku, "ya... ini cara tercepat.. Demi Ava.. maka waktu akan cepat dengan begini..."
Ku mulai membuka obat tersebut, dan memakannya satu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ava.. kau sudah pulang?.." ku bangkit dari rajang ku, menatap sekeliling, "belum ternyata.. tapi jam sudah menunjukkan jam 21.. aku berhasil.. "
Blam!..
Dengan cepat ku sembunyikan obat itu, lalu berlari menyambut Avarie.
"Ava? Selamat datang kembali.." sambutku, "hah.. kau tidak apa apa kan Akram?.."
Ia memegang pipiku dan mengelusnya, "emang kenapa?.." "tidak.. hanya perasaan ku.." ia kemudian memciumku dengan lembut.
Ya.. ku berharap.. ia bisa menghabiskan waktu bersama ku seperti ini setiap hari..
.
.
.
.
Lagi lagi ia membuka komputer dan menghiraukan ku, "Ava... sudah kukatakan berapa kali?.." "maaf Akram, oh ya! 2 bulan kedepan aku akan libur untuk 1 Minggu.. "
Dengan cepat ku menatapnya, "serius?... kau sedang tidak bercanda kan?" Ia menggeleng. "Tidak Akram.."
Okay.. ku harus tunggu 2 bulan lagi.. agak lama.. tapi ku akan menunggu mu..
Ia mulai menutup komputernya dan duduk di Samping ku, "hah.. aku masih pusing dengan kode kode tersebut..."
Ku menatapnya, "aku tidur dulu ya Akram.. malam.." ia mulai mengambil selimut dan menyelimuti dirinya.
"Em.. Ava.. " dia hanya menjawab dengan kata "hm?.." "kau.. tidak memakai Bra?"
.
.
.
.
.
.
BRUK!
Mendadak terdapat bantal di wajahku, "DARI MANA KAU TAU?!" "Dari tadi kau gerak, dada mu menonjol.. siapa coba yang gak sadar, dada mu kan-"
Belum sempat ku selesaikan perkataan ku, ia langsung menjerit menyuruh ku diam sambil menutup wajahnya dengan Selimut.
"Ugh.. Bomat lah! Kan kamu Suami ku! Bomat Bomat Bomat!!!" Ia langsung terbaring.
Aku tertawa kecil dan mendekatinya, "ini bantalmu.. emang kau bisa tidur tanpa bantal?.." ku menggelitik perut nya.
"Agr! Ge.. Geli! Hentikan!!! Hahaha!" Ku berhenti menggelitik nya, dan membiarkan ia bernafas sebentar.
"Nakal kau ya?!" Ia lalu perlahan mencium ku, selama 2 menit kami bermain.
Ia mulai mengantuk, "sekarang kutanya.. siapa yang nakal tadi?.." ia tersenyum. "Entah~" balasnya sambil memeluk bantal yang ia lempar tadi.
"Sudahlah.. selamat malam.."
.
.
.
.
.
.
Ya.. Lagi lagi ku hanya bisa melambaikan tangan saat dia pergi, seperti biasa.. aku bosan..
Dan lagi lagi.. aku meminum obat tersebut lagi..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dan lagi seperti biasa ku paksa Ava untuk tidur lagi..
Dan pagi harinya ia pergi lagi..
Ku minum obat itu lagi..
Hingga terus berulang kejadian itu selama 1 Bulan..
"Ayo.. hanya meminum beberapa obat saja dalam sebulan sudah bisa melewati sebulan..." pikirku sambil menatap obat tersebut.
Hanya beberapa...
.
.
.
"Akram!... " "eh? Kau tidak bekerja malam?.." balas ku malas, "huh..! Untuk malam ini aja~ dan lagi!.. " ia sekarang terlihat serius.
"Ada apa?.." ia tidak menatapku melainkan menatap jendela. "Aku... besok tidak pulang.." "hah?.. kenapa?.. kerja malam?."
Ia mengangguk, "bukan hanya untuk besok.. selama 1 minggu sebelum bulan depan.. aku tidak pulang.. aku di Paris kerja.."
Kali ini sungguh, perasaan ku campur aduk, ia mengatakan bulan depan kita bisa menghabiskan waktu selama 1 minggu, sekarang ia mengatakan bahwa mulai besok hingga 1 minggu ia bekerja di Paris?!
Ku hanya menahan emosi dan tangis ku, "hm.. okay.." ku baru saja ingin berbaring, ia mendadak memeluk ku.
"Maaf..."
"Hm.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ya.. Ava sudah pergi, hm.. aku bebas,..
Aku berjalan jalan ke taman, supermarket, dll. "Tetap saja bosan.." batinku.
Hah.. aku sudah beraktivitas dari pagi.. dan baru saja melewatkan 2 jam?! Masih banyak waktu!.. Aku pusing...
Sudahlah.. ku mengambil obat itu lagi dan meminum satu, "eh?.. tidak kunjung ngantuk?.." batinku, ku menatap obat itu kembali.
Apa tubuhku sudah terlalu banyak mengkonsumsi obat ini menjadi kebal dengan obat ini?..
Tidak! Tidak! Aku tidak mau menunggu lama!.. ku mengambil 2 butir dan meminumnya...
Ya.. aku.. bisa...
"Ava.."
-- Akram Pov End --
.
== AUTHOR POV ==
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"NYONYA AVA!" Avarie terkejut mendengar Bodyguard nya menjerit namanya.
"A... ada apa?.." "nyonya menangis?.."
"APA MAKSUDMU?! A.. aku hanya.. merasa terjadi sesuatu..." balasnya sambil mengusap air matanya.
"Maksud nyonya?.. terjadi sesuatu dengan Tuan Akram?.."
Avarie langsung menatap BodyGuard nya dengna tajam. "Ta.. tapi ka.. kata nyonya merasa terjadi sesuatu.. kalau bukan tuan Akram.. nyonya tidak mungkin sampai menangis..."
"... aght! Ku telpon saja lah!.." Avarie mengambil handphone nya dan mulai menelepon kontak dengan nama "Akram Bodoh!"
Tit..
Tit...
Tit....
Tit.....
Tut!..
"! AKRAM!.." "Halo?.. "
"Ini Siapa? Kau bukan Akram kan?.."
"mohon tenang nyonya, saya Dokter. Cheater dari Rumah Sakit Terbaik,Terkeren,Dijamin Mati..kami ingin mengatakan bahwa.."
Avarie langsung menutup telepon nya dengan meneteskan air mata, "Bodyguard A ! Cepat telepon boss bilang bahwa aku ada urusan penting!.. dan sekarang bawa aku kembali! CEPAT!"
Dengan secepat mungkin BG A menelpon Boss, BG B segera mengendalikan Helikopter kembali.
.
.
.
.
.
.
.
.
-- Avarie POV --
Bodoh! Akram Bodoh!!.. Kau mengatakan bahwa kau bisa menunggu ku sampai 1 bulan, tapi sekarang...
Kau meninggalkan ku untuk selamanya?..
Tidak! Belum! Ini bohong!..
"Dokter! " jerit ku sambil membuka kamar 55, "ah.. nyonya.. maaf.."
Dengan cepat aku mendorong semua yang menghalangiku dan segera memeluk pasien yang sedang berbaring di situ.
"HUWAAAAAA" Bodoh! Akram Bodoh! Kau beneran.. meninggalkan ku?!.. BODOH!!!!
Air mataku tak kunjung berhenti, terus mengalir..
Kini hanya tinggal foto wallpaper lah tetap tersenyum..
.
.
.
.
10 menit kemudian..
Sebenarnya apa penyebab Akram meninggal?.. bodoh.. aku langsung menemui nya, bukan penyebabnya..
Ku menatap dokter, ia memberikan ku sebuah surat.
"Apa ini?.." "ini kami temukan di dalam laci meja pasien.. sepertinya ia sudah mengetahui bahwa ini akan terjadi padanya.. kami permisi.."
Dengan perlahan ku membuka surat tersebut, "tulisannya..."
------------------------------------------------
Untuk Ava-Baka(?)
Ava, aku tau kau sibuk.. tapi sepertinya aku sudah bosan menunggu mu, aku berpikir kau akan tidak sibuk lagi di masa depan, tapi aku salah..
Aku ingin mengatakan yang sejujurnya padamu.. aku sudah merasakan bahwa ini pasti akan terjadi.. kau tau?.. aku sudah lama mengkomsumsi Obat Tidur.
Satu butir dalam sehari.. kau bisa menghitungnya kan? 1 bulan.. 30 hari, itu berarti aku telah mengkomsumsi 30 obat tidur..
Kau pasti bertanya.. kenapa aku mengkomsumsi yang sudah tau tidak baik untuk kesehatan?.. ya.. jawabannya..
Karena aku ingin bersama kau, meluangkan waktu bersamamu.. aku bosan sendiri.. aku muak menunggu.. ini semua demi kamu.. ini semua karena kamu.. aku ingin bersama mu..
Aku tau aku bodoh.. tapi ya.. hanya demi kau... apapun akan kulakukan..
Maaf telah mendahului kamu..
I Love You Ava..
I Wish You Can Do Everything Without Me..
From Akram-Baka(?)
-
-----------------------------------------------
"Bodoh.. Akram Bodoh!" Air mataku semakin deras, aku perlu sebuah pelukan.. sangat perlu.. tapi sekarang.. siapa yang bisa memeluk ku?
"Hei? Kau kenapa menangis?.. anak baru ya?.." ku menatapnya tajam, "apaan?! Ku bukan nangis! Tapi hanya perih mataku..!"
Ia menatapku curiga, "sudahlah.. kau tidak bisa membohongi ku.. ada apa?.." ia duduk di sampingku sambil menatapku, "aku akan mendengarkan mu.."
Sejak itu.. hanya dia yang tau kenapa aku menangis, ia juga selalu berada di dekatku..
Tapi sekarang.. siapa yang akan selalu berada denganku.. aku..
Menyesal..
"Menangis pun tidak guna kan?.. "
Iya kau benar.. tapi dengan menangis.. aku bisa menjadi sedikit lega..
"Baguslah.. aku akan mendengarkan jeritan mu.."
Kini aku tidak bisa berteriak... karena suara ku habis jika dirimu hilang..
"Apa.. yang terjadi jika aku meninggalkan mu?.."
"Aku tidak tau.."
Sekarang aku tau..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
5 Tahun kemudian..
"Hoam! BodyGuard! Mana Sarden ku?!"
BG A segera mengambil sarden dan memberikannya padaku, "ini nyonya~.."
Ku tertawa kecil, "bagus!"
.
.
.
"Huah!!! Ku bosen di kantor~ semua udah siap pun.. jadi boss bosan ya.."
Ku menatap jendela, "huh.. aku bangga perusahan ini lancar!.."
"Berkat siapa coba?.."
Ku tersenyum menatap belakang, "iya.. makasih ya Greed!"
Ku mengelusnya , "ha ha! Jangan pernah memberikan nya pada orang lain!.." bentaknya.
"Haha.. Hm.. habis ini.. semua kuserahkan padamu ya.. "
"Kau mau kemana?.." aku tersenyum, "sudah lama aku terkena penyakit yang tidak diketahui.. 1 minggu ke depan.. aku bakal menyusul suami ku.. dan aku ingin kau mengambil wujudku.. bisa saja bertemu dengannya lagi.."
Ia menatapku.. "gimana ciri ciri suami mu?.. " aku memberi kan foto berdua ku dengan Akram
"Tampan bukan?! Setelah aku mati, kau baru boleh menyukainya! " canda ku, "huh! Ku berharap aku tidak akan jatuh cinta!" Jawabnya cuek.
"Hm.. okay~ kita lihat aja!.."
.
.
.
"Fuh.. maaf ava.. sepertinya aku tidak akan mencintai cowok itu~" kata greed sambil menaruk bunga di almarhum bertulis Avarie.
.
.
.
"Tuan Greed! Anda yakin ingin mengambil harta nya?" Tanya Elives.
"Tentu saja ! Ya sudah~ kalian disini aja~" balas Greed sambil berjalan menuju sebuah gua.
"Maju dengan langkah yang gagah!.."
Bruk!
"Sial! Aku lupa Avarie itu ceroboh, jadi itulah Sifat Ku sekarang!..."
"Butuh bantuan nyonya?.."
"Eh?.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
--THE END--
THANKS TO READ THIS GAJE FANFIC ONE SHOT~!
DON'T FORGET TO VOTE,COMMENT,AND SHARE~!
NEXT ONE SHOT :
YOU ARE MY LIGHT (KINDVY)
BYE~
N.B : gila cok.. 2000 kata?! :o
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top