#29

Sohyun terbangun di sebuah ruangan yang terang benderang. Ia mengerjapkan matanya dan memeriksa bagaimana keadaannya saat itu. Siapapun yang telah menyelamatkannya, Sohyun harap pria itu adalah Jimin.

Namun, meneliti dari beberapa benda dan suasana baru yang mengitarinya, harapan Sohyun musnah seketika. Dia bukan Jimin!

"Kau sudah bangun? Aku membuat khusus sarapan kesukaanmu, roti tawar dengan selai kacang. Aku juga membuatkanmu segelas susu coklat."

Betapa terkejutnya Sohyun menatap ke arah pria bertubuh tinggi yang baru saja muncul dari balik pintu. Pantas saja ia merasa sangat familiar, sungguh tak diragukan lagi. Sohyun menghabiskan momen-momen indahnya bersama orang itu cukup lama.

Ingatan buruk itu sekali lagi melintas. Dimana Sohyun diabaikan oleh seorang pria yang lebih memilih gadis lain daripada kekasihnya sendiri.

Telinga Sohyun memerah, ia mengginggit bibir bawahnya ketika mengingat kenangan-kenangan yang menyulut amarah tersebut. Dan berani-beraninya pria itu menampakkan diri di hadapan Sohyun setelah gadis itu sekian lama menghilang.

"Oh, jadi kau masih mempedulikanku?"

Tanya Sohyun menyindir.

Ia terus menghindar. Pria itu datang, menaruh nampannya di atas nakas dan beranjak ke atas ranjang. Tangannya terulur hendak membelai puncak kepala Sohyun, tetapi Sohyun terus saja mengelak. Ia sudah tidak sudi lagi disentuh dan diperhatikan oleh pria yang telah menghianati cintanya itu.

"Sohyun.. maafkan aku."

Minta maaf?

Apa gunanya permintaan maaf lelaki itu sekarang? Semua ucapan maafnya sudah tidak berlaku bagi Sohyun. Gadis malang tersebut kini menutup rapat-rapat hatinya pada orang seperti Baek Seunghwan. Iya, mantan kekasih Sohyun sebelum gadis itu berubah menjadi seekor kucing.

"Maaf, hah? Semua kata maafmu sudah terlambat! Kemana saja kau selama ini? Saat aku tidak ada pun kau tidak pernah mencariku! Kau dan Papaku sama saja!"

"Sohyun.. dengarkan aku dulu!"

"Jika kau harap aku mau mendengar penjelasanmu, mimpi! Semua sangat jelas, kau lebih memilih gadis itu dibanding aku yang berstatus sebagai kekasihmu! Kau mengorbankan cintaku demi perjodohan berkedok bisnis itu kan?"

"Sudahlah, Seunghwan! Hubungan kita berakhir sejak saat itu! Tak usah sok mempedulikan aku lagi! Aku mau pergi!"

Sohyun menyibakkan selimutnya dan bergegas turun dari ranjang. Ia setengah berlari menuju pintu yang terbuka lebar saat itu, namun sayang! Tangannya dicekal oleh Seunghwan.

"Tunggu!"

Sohyun terpaksa berhenti. Tetapi dengan wajah yang tak beralih menghadap lurus ke depan.

"Oke, aku salah. Tapi please.. kau masih agak syok gara-gara semalam. Beristirahatlah untuk sementara disini."

Sohyun menundukkan kepala. Mengapa ia bertemu Seunghwan harus sekarang ini? Saat yang tidak tepat! Mengapa pria itu menemukan Sohyun dalam keadaan Sohyun yang masih terselimuti oleh kutukan sialan itu?

Bagaimana jika mendadak Sohyun berubah saat Seunghwan berada bersamanya?

"Oppa, Eonni sudah-"

Kedua atensi Sohyun tak bisa menatap dengan tenang, apa yang ia lihat ini?

Sohyun melirik Seunghwan dan gadis yang ada di depannya secara bergiliran. Lantas, kedua tangan Sohyun mengeras, ia melepaskan cekalan Seunghwan dengan kasar.

"Apa-apaan ini?! Lihat, Seunghwan! Betapa manisnya sikapmu tadi?? Tapi ternyata semua itu busuk! Kau bohong!"

"Sohyun.. ini tidak seperti-"

"Kenapa? Aku salah paham??"

"Eonni, dengarkan penjelasan kami."

"Tidak perlu!! Dasar kalian sama-sama munafik! Menyingkir! Aku mau pergi saja!"

Sohyun mendorong tubuh gadis itu sampai ia terjatuh. Tanpa rasa peduli dan terima kasih sedikit pun, Sohyun meninggalkan bangunan apartemen tersebut dan menghilang entah kemana di keramaian kota.

.........................

"Brengsek!"

"Sialan kau, Park Jimin! Kau tidak tau betapa kerasnya Ibu Kota?? Kau meninggalkan seorang gadis malam-malam hanya karena kehilangan seekor kucing?? Dimana otakmu?!"

Seorang lelaki berhasil menonjok Park Jimin kalau saja kedua lengannya tidak ditahan oleh Jeon Jungkook.

Pria Park itu dengan polosnya bertanya keberadaan Sohyun pada Namjoon, ia berulang kali meminta maaf sebab kebodohannya. Namun, Namjoon menolak mentah-mentah!

Bukankah Jimin terlalu egois? Ia lebih mementingkan kucingnya yang hilang daripada gadis kesepian itu.

Sebagai sahabat yang senasib dengan Sohyun, Namjoon paham betapa gelisah dan ketakutannya Sohyun. Namjoon pun merasa dirinya serba salah, seharusnya ia tak meminta Sohyun mendekati Jimin dan membuat cowok itu suka padanya. Kalau saja Namjoon tau bahwa penilaian dan firasatnya salah terhadap Jimin, semua kejadian ini tidak akan terjadi!

"Maaf.. aku yang salah. Aku yang bodoh! Tapi tolong bantu aku menemukan Sohyun!! Kumohon..."

Semarah apapun Namjoon saat itu, yang ia pikirkan adalah keselamatan Sohyun. Waktu Sohyun tak banyak, ia menunjukkan begitu banyak perubahan yang mengarah pada kutukannya yang akan menjadi permanen. Namjoon harus segera bertindak.

Kini, Jimin dan Namjoon masuk dalam mobil yang sama. Mereka melaju ke cafe milik Cha Eunwoo karena mereka menduga, pria itu lah yang dinilai memiliki kedekatan dengan Sohyun setelah Jimin dan Namjoon.

"Hyung, aku ikut!"

Sahut Jungkook dari belakang menyusul kedua temannya.

........................

Sohyun POV

Dia minta maaf?

Kukira dia telah berubah pikiran dan mengajakku memperbaiki hubungan. Ternyata itu cuma khayalanku saja!

Park Sieun..

Gadis itu menghancurkan segalanya dengan ke-naif-annya. Aku tau dia tidak benar-benar terlibat dalam pengambilan keputusan, namun secara teknis ia menyetujui hubungan yang telah dirancangkan untuknya dan Seunghwan.

Itu sangat melukai hatiku. Baru saja aku berharap Seunghwan membujukku kembali padanya, tetapi melihat kehadiran gadis itu menjadikanku semakin terlihat buruk saja!

Memangnya apa aku ini?

Aku adalah Kim Sohyun. Gadis yang tidak akan pernah menjadi duri dalam daging, atau musuh dalam selimut. Aku menyampaikan apa yang aku suka atau tidak suka secara terbuka dan aku bukan tipe orang yang menusuk dari belakang!

Akan tidak adil bagi Sieun jika aku mendapatkan lagi calon pasangan seumur hidupnya itu.

Huh.. kenapa gadis itu lugu sekali sih?

"Sohyun!"

Aku dipeluk oleh seseorang dari belakang. Dan sudah pasti, dia adalah Seunghwan yang mengejarku dari awal.

"Sohyun.. aku akui, aku dan Sieun sebenarnya menolak mentah-mentah perjodohan ini! Kami mencarimu kemana-mana hanya untuk mengatakan kalau kami sedang mencoba kabur dan tidak akan pulang sebelum kedua orangtua kami membatalkan perjodohan!"

"Sohyun.. aku merasa beruntung karena kita bertemu di Seoul. Yang kau lihat di antara aku dan Sieun itu cuma kesalahpahaman. Tolong, kembalilah padaku! Beri aku kesempatan kedua.."

Deg.

Apa.. dia baru saja memintaku untuk kembali?

Benarkah?

Kupingku tidak tuli kan?

Tunggu! Bagaimana aku harus menjawabnya? Meskipun ia mengatakan ini, aku masih ragu apakah omongannya bisa dipegang baik-baik atau tidak?

Aku tidak mau mengulang rasa patah hati itu lagi. Bagaimana jika aku menerimanya dan kembali padanya, sementara orangtuanya tetap tidak merestui tindakan yang ia ambil? Ujung-ujungnya Seunghwan tetap bersama dengan gadis itu, hatiku akan teriris dua kali lebih tipis dan menyakitkan!

Dan Park Jimin...

Aku mulai mengharapkan pria itu sekarang.

Ini adalah sebuah keburukan bagiku, mengapa aku bisa berakhir seperti ini?

Park Jimin saja membuangku semalam, aku yakin, ia tidak lagi peduli tentang bagaimana keadaanku. Dia pasti sibuk menemukan Christian dan perlahan menghapus namaku dari ingatannya.

Oh.. ini sungguh melelahkan.

"Sohyun? Bagaimana kalau kita coba dulu? Ayo kita balikan. Aku janji, kali ini aku akan memperjuangkan cinta kita."

............................

Jimin POV


Apa yang sudah aku lakukan?

Aku tau Christian kucing kesayanganku dan dia hilang. Tapi kenapa aku langsung menuduh Sohyun yang tidak-tidak??

Hari itu aku hanya termakan omongan miring seseorang yang menyaksikan Sohyun berada di lingkungan minimarket bersama Chris. Aku tidak menyangka, setelah hari itu aku sadar bahwa Chris lenyap dan Sohyun berusaha menyembunyikan keterlibatannya. Aku tidak bisa mengontrol diriku untuk tidak marah, apalagi setelah aku melihat Sohyun memperlakukan Milo dengan kasar melalui kedua mata kepalaku sendiri.

Ini semua hanya soal tempramenku. Aku gagal mempertahankan keduanya, baik itu untuk Sohyun maupun untuk Christian. Aku gagal!

"Sudah sampai! Ayo turun!"

Ajak Namjoon Hyung yang menyetirkan mobilku. Aku yang duduk di sebelahnya dan Jungkook yang duduk di belakang pun bergerak mengikutinya. Kami tiba di cafe Eunwoo.

"Loh, Namjoon Hyung, dan-- Kak Jimin.. ada perlu apa ya?"

Tanya Eunwoo polos.

"Eunwoo! Apa kau lihat Sohyun?? Apa dia datang kesini semalam?? Apa kau melihatnya?!!!"

Tanyaku tidak sabar sambil mencengkeram kerah jaket jeans milik Cha Eunwoo.

"Hyung.. tenanglah.. tenangkan dirimu. Biar Eunwoo menjawab dengan jujur."

Sela Jungkook menenangkanku yang penuh luapan emosi. Sedangkan reaksi Namjoon berbeda. Ia hanya memberi tatapan tajam pada Eunwoo yang ada di samping kanannya.

"Terakhir kali aku bertemu Sohyun kemarin sore. Saat Kak Jimin menjemput Sohyun pulang. Setelah itu, aku tidak tahu-menahu tentang dia. Memang, apa yang terjadi?"

"Sohyun hilang. Semalam Jimin meninggalkannya di tengah jalan dan menyuruh Sohyun mencarikan kucingnya yang juga hilang. Dasar pria egois!"

Namjoon mencebik.

"Apa??!"

Respon Eunwoo ikut terkejut.

"Hentikan! Aku memang salah, tapi adikmu juga salah! Sumpahi dia juga!"

"Adikku? Apa hubungannya adikku dengan ini semua?"

Bingung Namjoon yang memutar otomatis pikiran kami semua.

Benar, kenapa ia lakukan itu?



























To be Continued.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top