#28

Sohyun POV

Tanpa berkata apapun, Jimin menarikku keluar dan membawaku masuk ke dalam mobilnya. Dia benar-benar diam. Tak berucap sepatah kata pun. Apa dia tidak akan memarahiku karena aku berbuat kasar pada Milo?

Di luar sana sudah gelap. Cahaya lampu jalan cukup menjadi penerang perjalanan tanpa arah ini. Kedua mataku menyelidik ke segala arah. Aku pun mulai penasaran, kemana Jimin akan membawaku?

Perasaanku juga mulai tidak nyaman, sebab raut wajah Jimin yang datar dan tak terbaca membuatku agak ketakutan.

Semoga tak terjadi apapun..

Ciit..

Jimin mengerem mobilnya tiba-tiba. Kepalaku hampir saja terpentok dashbor kalau aku tak mengenakan sabuk pengaman.

"Hati-hati, Jim! Kau ini kenapa?"

Teriakku bernada panik padanya.

Jantungku berdenyut kencang, untung saja kami tidak kecelakaan.

"Turun."

Ucap Jimin yang langsung membuatku menarik wajahku padanya. Aku sangat terkejut.

Turun di tempat gelap begini? Apa yang akan dia perbuat?

Dia tidak akan berbuat aneh padaku kan?

Tubuhku masih membeku di dalam mobil dan merasakan dinginnya AC. Tak kusadari, Jimin telah bergerak keluar dan membukakan pintu mobil di sebelahku. Tangannya dengan kesit melepas sabuk pengamanku dan ia menyeret pergelangan tanganku keluar.

"Aw! Sakit!"

Rintihku padanya.

"Sekarang, kau pergi!"

"Apa?!"

Dia memerintahkanku untuk pergi? Kemana? Malam-malam begini?

Aku menggenggam kedua tangannya. Raut wajahku memelas secara alami, tentu saja! Aku tidak bisa pergi kemana pun sekarang. Suasana malam yang hening, jalanan yang sepi, dan aku tak punya siapapun untuk menemaniku. Bagaimana Jimin setega itu? Apa maksudnya??

"Jimin! Kau suruh aku pergi kemana??"

"Kemanapun! Asal kau pulang dengan membawa Christian!"

Christian?

Jadi Jimin tau soal hilangnya kucing itu?

Darimana dia tau?

"Kau tau?"

"Tidak ada yang perlu disembunyikan lagi, Sohyun! Aku tau semuanya!"

"Sekarang pergilah! Jangan kembali sampai Christian ditemukan!"

"Tapi ini sudah malam.. dan aku perempuan.. kau tau maksudku kan?"

"Aku tidak mau tau! Ini semua salahmu! Kau ceroboh! Pergi sana!"

"Jim?"

Jimin menampik lenganku yang berusaha menjangkaunya masuk ke dalam mobil.

"Jim! Tolong jangan tinggalkan aku! Kita cari sama-sama, oke??"

"Jimin!!"

Sekarang aku mengetuk-ngetuk jendela mobilnya, berharap Jimin memberikan belah kasihnya padaku dan membiarkan aku pulang bersamanya.

Syukurlah dia membukakan jendela itu dan berbicara padaku.

Aku mencoba membendung embun basah yang menutup pengelihatanku.

"Sohyun, maaf."

Dia minta maaf? Ya Tuhan, terima kasih.

Jimin tak jadi meninggalkanku kan?

"Maaf harus meninggalkanmu disini. Kumohon.. jangan sakiti Milo lagi dan pulanglah dengan membawa Christian!"

Dia menutup kacanya dengan cepat. Dalam sekejap, mesin mobilnya berdengung dan keempat roda itu bergerak menjauhiku yang sedang berdiri sendirian di tengah jalan.

Aku tidak sedih, tetapi sangat marah! Bisa-bisanya Jimin memarahiku dan mengusirku seperti ini?

Dia menyalahkanku atas ketidaksengajaan yang kubuat. Dia benar, tetapi dia juga salah! Aku korban, aku tidak bermaksud menghilangkan kucingnya, ada orang yang sudah melepas talinya! Aku yakin..

Sebaiknya aku segera pergi darisini, jika tidak, sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi.

..........................

"Keterlaluan, Jimin! Dia membiarkanku pergi dengan pakaian tipis! Dingin banget lagi!"

Aku mengomel di sepanjang jalan. Mulutku tidak berhenti mengoceh sejak Jimin pergi. Aku mulai menggigil. Tidak tau sudah berapa jauh aku berjalan, tetapi suasana yang begitu sunyi cukup memberitahuku kalau malam semakin larut.

Aku mendengar suara deru kendaraan yang melenggang. Aku berada di pinggir jalan, di atas kananku ada sebuah tol.

Ya Tuhan, aku berada dimana saat ini?

Kakiku melangkah semakin ragu. Bisakah aku menemukan Christian dalam semalam? Mustahil!

Aku memutuskan beristirahat. Aku duduk menepi dan menarik nafas sebisa mungkin. Aku merasa sangat letih. Tetapi, keadaan yang mengerikan ini tak bisa membuatku tenang. Kepalaku terus menampakkan pemikiran-pemikiran yang negatif. Di kota besar ini, malam bukanlah hal yang membuat siapapun terlelap dengan mudah.

Iya. Aku melihat segerombolan orang berjalan ke arahku. Mereka tertawa dengan jalannya yang terseok-seok. Mataku membulat setelah melihat botol-botol hijau yang mereka pegang.

Astaga, itu soju! Mereka mabuk!

Kenapa disaat seperti ini aku tidak berubah jadi Sassy saja??

Kakiku gemetaran, aku ingin kabur dan mencari tempat aman! Namun aku terlambat!

Mereka semakin dekat dan menyadari keberadaanku yang tampak seperti mangsa bagi mereka.

Aku syok dan tidak bisa berpikir jernih.

"Ayolah.. kaki! Kenapa kalian tidak mau bergerak untukku??"

Aku berjalan mundur tertatih-tatih. Salah seorang di antara mereka maju dan mencoba meraih lenganku.

"Hey.. cewek! Kok jalan sendirian malam-malam?"

Sial.

Aku dulu berhasil menyelamatkan Rose dari preman, tetapi sekarang aku tak bisa melakukan hal yang sama pada diriku sendiri! Kenapa nasib begitu memuakkan?

"Maaf.. kalian salah orang."

"Haha.. salah orang bagaimana? Wanita cantik begini kok.."

Apa kubohongi saja mereka?

"Ahaha.."

Aku tertawa kecut.

"Sebenarnya aku waria.."

Mereka semua langsung terdiam.

Apakah berhasil? Mereka percaya padaku??

Stay still, Kim Sohyun.

Kurapatkan kedua kakiku dan berdiri kaku.

Pria-pria menyeramkan itu berjalan memutariku. Tatapan mereka menusuk, membuatku membeku dan membisu seketika.

Aku menyilangkan kedua tanganku di depan dada ketika mengetahui arah pandangan pria-pria pemabuk itu padaku.

Nafasku mulai tidak teratur.

"Ckck.. Kau yakin dia waria?"

Tanya pria yang tadi maju kepada temannya yang lain.

"Melihat tubuhnya saja, aku yakin dia 100% wanita."

"Benar.. kau benar.."

Jawab temannya dengan keadaan yang sudah mabuk berat.

"Halah.. masa bodoh! Kalaupun dia laki-laki, sekarang dia sudah jadi perempuan kan??"

"Bisa dinikmati dong.."

Gawat!

"Kau pintar juga! Haha.. ayo tangkap dia! Aku sudah tidak sabar!"

Mati kau, Sohyun!

Apa yang harus aku lakukan untuk menghindari mereka??

"STOP!"

Mereka semua berhenti.

Menatapku dengan raut-raut kelaparan.

"Aku mau melakukan apapun untuk kalian! Tapi kalian tidak bisa menyerbuku bersamaan!"

Ngomong apa kau ini, Sohyun? Kau tega menyerahkan harga dirimu pada pria pemabuk itu?

Tidak. Kim Sohyun bukanlah gadis sebodoh itu!

"Ada apa lagi?? Aku tidak sabar menghabiskan malam ini bersamamu, Sayang.."

"Ihhh! Dengarkan aku! Aku akan memilih, siapa diantara kalian yang boleh terlebih dulu mendapatkanku!"

"Kelamaannn!!"

"Tunggu! Stop!"

Aku berusaha sekuat tenaga untuk mengelabuhi mereka.

"Kalian jantan kan? Kalau kalian memang jantan, kalian harus menerima persyaratan dariku!"

Bos dari para pria itu pun terbuai dan mencoba meyakinkan anak buahnya yang sudah terkapar-kapar.

"Baiklah.. baiklah.. lakukan apa yang kau mau!"

"Tunjukkan, siapa diantara kalian yang memiliki tubuh paling kuat!"

"Tentu saja aku! Aku Bosnya! Haha.."

"Enak saja! Aku lebih kuat darimu! Kau cuma bersembunyi dibalikku, Bos!"

"Benar! Kau selalu bersembunyi di belakang kami.. kau payah!"

"Brengsek! Apa kalian bilang?"

Bibirku mulai tersenyum miring. Dasar pria bodoh!

Ketika mereka asik berdebat, dan bahkan berkelahi satu sama lain, aku melarikan diri. Aku berlari sekencang mungkin supaya mereka tidak dapat mengejarku.

Nafasku tersengal-sengal.

Aku menoleh ke belakang dan tidak menemukan keberadaan para preman itu.

Baguslah.. aku selamat.

"Hei! Kau mencoba kabur ya??"

Aku mendelik seketika menemukan tubuh pria menyeramkan itu di depanku secara tiba-tiba.

"B-bagaimana kau bisa disini?"

"Kau gadis tolol! Anak buahku berkelahi gara-gara kau, tapi terima kasih.. karenamu, kita sekarang bisa berduaan.."

"Ih, lepas! Jangan macam-macam, ya!"

Plak.

Pria itu menampar pipiku sampai aku terjatuh. Ia lalu menyeretku, membawaku pergi bersamanya ke tempat yang lebih tertutup.

Ya Tuhan! Tolong ubah aku sekarang juga!!

"Haha.. kau membohongiku. Kau ini wanita asli.."

"Aku bukan wanita! Tolong lepaskan aku!"

"Dalam mimpimu, Sayang! Hahaha.."

Srek..

Pria itu berhasil menyobek lengan bajuku, menjadikanku bertambah takut.

Aku berteriak meminta pertolongan, tetapi aku yakin.. apa yang aku lakukan ini kesia-siaan. Siapa yang masih terbangun di tengah malam seperti ini?

Bugh!

Aku melihat bayangan orang datang dan menimpuk punggung preman itu dari belakang.

Preman itu jatuh tersungkur, pingsan dan tak sadarkan diri.

Seorang pria meraih tubuhku, menggendongku yang sudah lemas ini dan memasukkan ku di dalam mobilnya.

Pandanganku kian memburam. Aku tidak tau siapa yang sudah menolongku sekarang. Namun, pria ini membuatku merasa sangat nyaman.

Sentuhannya terasa familiar saat ia menggenggam telapak tanganku dan mengelus pipiku.

Tidak terasa, air mata jatuh membasahi wajahku.

Kenapa perasaanku menjadi sangat sakit begini?

Siapa pria ini?

Dan semua pun menjadi gelap. Aku terjatuh dalam ketidaksadaran dan entah apa yang terjadi selanjutnya.




























To be Continued.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top