#23

Yg nungguin cerita ini, selamat. Karena cerita ini akan sering di up. Hehe.

.
.


Kim Sohyun berjongkok di sekitar semak-semak. Matanya meneropong jauh untuk mengintai seseorang. Ia membulatkan matanya ketika pencariannya berhasil menemukan seorang pria yang asik bergerombol dengan gadis-gadis.

Park Jimin!

Sohyun tak bermaksud menyepelekan, namun yang ia lihat selama ini Jimin hanya dikejar-kejar oleh dua perempuan. Yaitu, si menor Joy dan si cerewet Rose. Sekarang?

Sepertinya Sohyun perlu mencopot dan mengganti dua matanya yang kurang jeli. Jimin is a real playboy!

"Iya.. iya. Nanti aku follback! Tenang saja.."

"Bagaimana denganku? Nama akun instagramku seulgi_k, jangan lupa follback juga ya?"

"Jimin! Aku juga! Tapi bisakah aku minta id line mu??"

"Aku! Aku juga!"

"Aku juga mau!!"

"Akuuu!"

Sohyun mengumpat dalam hati. Kepalanya serasa mau pecah! Mengapa gadis-gadis itu berisik sekali? Sungguh tak ada kerjaan mengganggu aktivitas orang lain. Jimin pasti juga merasa terganggu. Tidak mungkin kan lelaki itu meladeni mereka semua?

"Iya, aku akan follback kalian semua. Dan silakan catat, id line-ku : Jimmypark"

"Kyaaa!! Catat!"

"Hei! Pulpenku!"

"Pakai ponsel dong!"

"Eh, iya!!"

What?!

Sekali lagi, Sohyun menyumpahi Jimin di kepalanya. Lelaki itu di luar ekspektasi. Berani sekali dia melayani para gadis tak punya kerjaan itu?

Gadis yang cenderung berisik, kecentilan, dan penampilan mereka membuat Sohyun muntah. Harus sependek itukah rok mereka supaya Jimin berhenti dan melirik?

Sohyun tak akan melakukannya meskipun gadis seperti itu adalah tipe Jimin! Hell, No!

"Ngapain kamu ngintip Jimin?"

Sohyun terkesiap dan langsung berdiri setelah perbuatannya dipergoki oleh seseorang.

Sohyun pura-pura membenahi pakaiannya supaya ia dikira jatuh. Dan bukan mengintip.

"Siapa? Aku?"

"Aku baru saja jatuh."

"Jangan bohong. Aku berdiri di belakangmu kurang lebih 10 menit. Jatuh tidak akan selama itu, kecuali kau betah di tanah dan berburu cacing seperti ayam."

"Huh.."

Sohyun mendesah. Buat apalagi membela diri? Toh gadis di hadapannya itu berhasil menangkap gerak-geriknya.

"Kau menyukainya?"

Tidak!

Tentu saja tidak! Sohyun cuma mau tau, apakah Jimin benar-benar bisa mengembalikannya menjadi manusia? Bagaimana caranya dan mengapa mesti dia?

"Well..."

Gadis itu menyeret pandangannya pada tubuh Sohyun. Mulai ujung kaki sampai ujung kepala. Lidahnya berdecak, kedua tangannya bersilangan di depan dada. Lalu, ia menggelengkan kepalanya menatap Sohyun ragu.

"Ada apa? Ada yang aneh dengan penampilanku?"

"Hhmm.. pantas saja Jimin tidak melirikmu. Penampilanmu ini.. ck.. bisa dibilang kurang menantang."

Menantang?

Sohyun mengernyit tak mengerti tetapi ia mencoba memahami. Daripada rumit, ia mengangguk-anggukkan kepala saja.

"Mau kupermak?"

"Dipermak?? Kau pikir aku kain?"

"Ya, meskipun kain, kalau kau tidak cantik maka tidak akan ada yang membeli dan menggunakanmu."

"Kain polos jika dibiarkan ya berharga jual rendah. Tapi kalau jatuh ke tangan orang yang tepat dan handal, ia bisa disulap jadi lebih cantik sehingga menghasilkan harga jual tinggi."

"Kau mau yang murahan apa berkelas?"

Wah.. Sohyun tidak menyangka kalau dia dibandingkan dengan sehelai kain. Ia ingin melawan perkataan gadis itu, namun akan sangat disayangkan. Bagaimana kalau gadis itu pergi karena merasa Sohyun tidak membutuhkannya?

Persetan dengan gengsinya, Sohyun sialnya harus berhasil mendapatkan Jimin. Dengan cara apapun! Garis bawahi itu!

"Apa aku bisa mempercayaimu?"

Tanya Sohyun meragukan.

"Yerin, sepupu Jimin ini tau segalanya. Percayalah!"

Sohyun sebenarnya masih tak yakin, karena perempuan seperti Yerin yang mau membantunya. Kenapa? Kenapa gadis itu mau-mau saja?

Sohyun pikir Yerin orang yang sangat sombong dan suka merendahkan orang lain. Mengingat bagaimana gadis itu mencampakkan Taehyung dan lebih memilih dengan pria kaya.

Tapi.. entahlah. Manusia tidak bisa menilai orang hanya dari covernya. Siapa tau sebenarnya Yerin orang baik, hanya saja dia punya alasan mengapa melakukan hal-hal buruk. Ingatlah.. manusia tidak ada yang sempurna. Pasti punya kesalahan masing-masing.

...........................

Sohyun menghembuskan nafas lega. Bibirnya mengukir senyuman saat memperhatikan cermin di depannya. Akhirnya, baju kusam itu lepas dari tubuhnya dan tergantikan oleh sebuah dress yang sangat indah pilihan dari Yerin.

Hari itu Namjoon tak jadi membelikannya gaun di mall. Dan semuanya gara-gara Jimin. Alih-alih mendapat pakaian yang dia mau, tangannya malah harus pegal-pegal karena mengepel lantai toko demi mengganti uang baju mereka yang rusak. Dirusak oleh tangan Jimin dan Sohyun.

Sedangkan, gaun pemberian Yoongi saat mereka pergi ke pesta bersama...

Itu hanya sewaan.

Yoongi tidak berani membayar mahal sebuah gaun untuk gadis asing seperti Sohyun. Terlebih, Yoongi tidak punya cukup uang. Sementara ini, lelaki bertubuh mungil itu menerima uang dari ayahnya.

Ya, berakhirlah Kim Sohyun dengan baju lawasnya. Baju yang ia pakai sejak ia jadi kucing. Sebuah celana jeans selutut dengan kaos polos berwarna biru dongker.

"Gimana? Bagus kan pilihanku?"

Sohyun mengangguk sambil memutar badannya 360°. Dress yang sangat indah!

"Sekarang kau temui dia."

"Hah? Sekarang?"

"Ya iyalah! Kapan lagi? Karena tak lama lagi ia pasti pulang ke asramanya."

"Manfaatkan waktu singkat ini untuk berkencan.."

"Tunggu! Apa aku boleh tanya sesuatu?"

Sergah Sohyun memotong pembicaraan Yerin.

"Tanya apa?"

"Kenapa kau membantuku mendekati sepupumu?"

"Sebenarnya aku tidak suka. Terlebih dengan penampilan dan sikapmu yang kelihatannya mengejekku. Tapi.. daripada Jimin dikerubungi cewek-cewek nggak jelas, aku lebih terima dia bersamamu saja."

"Sepertinya kau gadis baik... Meskipun sedikit mengesalkan."

..........................

Baiklah. Bukankah itu tadi lampu hijau dari Yerin? Artinya Sohyun mempunyai dukungan terkuat. Yakni dari anggota keluarga Jimin. Sekarang, tinggallah ia melancarkan aksinya.

Mata Sohyun menyipit ke segala penjuru. Matahari terik membuatnya merasa silau, jadi dia harus ekstra teliti.

Gedung fakultas teknik masih sangat ramai dengan mahasiswa, cukup sulit menemukan sosok Jimin disana. Tetapi Sohyun tau satu hal. Dimana ada para gadis, disitulah ada Jimin.

"Apa kau mau makan malam bersamaku?"

"Hei, Papaku punya resort di Busan. Mau liburan akhir pekan denganku?"

Ya, baru saja Sohyun mengatakannya! Para gadis itu ternyata tidak lelah mengejar-ngejar Jimin kemanapun ia pergi.

Jimin tak sepopuler itu sebelumnya, bagaimana bisa sekarang Jimin jadi playboy paling sibuk?

Ck. Sohyun menarik nafas, sejauh ini dia ragu. Walaupun banyak cowok yang memperhatikan penampilannya sejak masuk ke lingkungan teknik, dirinya tidak yakin bisa menakhlukkan Jimin.

"Hey!"

Sohyun tersadar dari renungannya.

"Sepertinya ada yang beda denganmu hari ini?"

Sohyun menggaruk hidung dan kepalanya yang tidak gatal. Tentu saja berbeda, bukankah ia makin cantik?

"Wah, kau punya baju baru akhirnya! Selamat, ya!"

"Menyebalkan! Kupikir kau akan memuji kecantikanku.."

Ucap Sohyun cemberut.

"Iya iya.. kau cantik."

Sohyun pun tersenyum. Dia kira Jimin lah yang menyapanya tadi, rupanya Taehyung. Yang ditemani seorang gadis berwajah asing.

"Kau bukan orang Korea?"

Tanya Sohyun penasaran pada gadis itu.

"Aku orang Thailand."

"Lisa."

Sapa gadis itu ramah sambil mengulurkan tangannya.

"Kalian serasi.."

Puji Sohyun pada Taehyung dan Lisa.

"Kita cuma teman. Jangan berlebihan."

Timpal Taehyung.

Sohyun menaikkan kedua bahunya. Ya, siapa tahu berawal dari teman terjalin sebuah hubungan.

"Ekhemm! Ekhem.."

Keasyikan Sohyun berbincang dengan Taehyung terganggu, sebab laki-laki yang Sohyun intai sedari tadi mendadak muncul di depannya. Menghalangi pandangan Sohyun ke Taehyung.

"Baru berapa lama kau putus dengan sepupuku? Sekarang kau menggandeng gadis baru dan berusaha merayu Sohyun. Tidak tau malu!"

"Jim? Apaan sih?? Taehyung tidak seburuk itu. Lisa temannya kok, dan dia juga tidak merayuku."

"Diam kau."

"Ini urusanku dengan si brengsek."

Taehyung tidak melawan. Dia berdiri penuh arti, menerima setiap tudingan yang dilemparkan Jimin padanya.

Taehyung pernah sekali berniat membalas dendam. Sayangnya ia tidak sanggup. Jimin sahabat terbaiknya, akan selamanya begitu. Sebenci apapun Jimin padanya, Taehyung yakin.. dalam hati lelaki itu masih ada rasa persahabatan yang tertanam.

"Em.. Sohyun, sebaiknya aku pergi."

"Iya, pergilah. Daripada terjadi pertengkaran nanti.."

Dengan sekali ucap, Taehyung bergegas pergi meninggalkan Jimin dan menyisakan Sohyun disana.

"Kau ini apa-apaan?? Kenapa kau sangat membencinya? Kau bahkan belum dengar penjelasannya memutus hubungan dengan Yerin waktu itu, Jim!"

Jimin menatap Sohyun tajam. Hari ini dia terlalu banyak bermain, sampai ia tak sadar kalau Sohyun bergerak terlalu jauh dari zona kuasanya.

"Harusnya aku yang bertanya padamu, kau ini kemana saja?? Tau-tau main sama cowok lain! Kemarin.. siapa itu.. Namjoon?? Lalu.. Yoongi?? Dan yang mengantarmu dengan mobil... Si curut teman Jinwoo??"

"Kau tau darimana? Kau memata-mataiku, ya?!"

"Justru kau yang memata-mataiku sepanjang hari. Kau pikir aku tidak tau?"

Seakan tersengat listrik, tubuh Sohyun mendadak kaku tak dapat digerakkan. Jadi Jimin tau apa yang Sohyun lakukan di belakangnya? Mau ditaruh mana muka Sohyun sekarang ini?

"Jadi kau naksir aku?"

"Eh, tidak!!"

"Bohong. Kau mengubah penampilanmu. Untukku kan?"

Sohyun membisu. Jimin terlalu cerdik untuk dibohongi.

"Setiap gadis mengubah penampilannya demi mendapatkanku. Kau juga? Wah.. aku tidak percaya."

Sohyun membalikkan badan. Wajahnya memerah. Apa yamg harus dia lakukan??

Dia ingin kabur saja. Tapi bagaimana?

Saat itu juga, Sohyun menemukan ide. Di sana, seorang pria berdiri kebingungan seperti ini kali pertamanya masuk gedung teknik.

"Jimin."

Sohyun memberanikan diri menoleh, Jimin berdiri mengejek sambil menaikkan kedua alisnya.

"Aku mengubah penampilanku karena dia. Jangan terlalu percaya diri.. aku pergi.."

Jimin kehilangan ekspresi puasnya. Matanya terbuka lebar setelah mengetahui siapa pria yang Sohyun rangkul lengannya itu. Tubuhnya bergetar, kenapa harus lelaki itu??

Otot wajah Jimin mengeras dan kedua tangannya yang terkepal ia pukulkan ke tembok.

"Awas saja kau, Sohyun.."

































To be Continued.

Siapa hayo cowok yg dirangkul Sohyun?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top