#19

Berawal dari kejadian tak disengaja, Sohyun pulang di antar oleh Jinwoo dan teman-temannya. Tak tau alasan apa yang melatarbelakangi tumpangan mereka, namun yang Sohyun tau adalah Jinwoo pasti sangat penasaran bagaimana dirinya tau tentang Jimin.

Di mobil, Sohyun duduk di kursi depan. Sementara, laki-laki tampan yang ia tabrak tadi sedang menyetir di sebelahnya.

"Sst.. kau sungguh tidak kenal dengan gadis itu?"

Tanya seorang teman yang duduk di belakang bersama Jinwoo secara berbisik.

"Sumpah demi apapun. Aku tak mengenalnya! Aku saja terkejut, bagaimana dia tau tentang kakakku!"

Sohyun pasrah. Harusnya ia tak boleh keceplosan tadi. Sekarang alasan apa yang pas untuk menjawab keingintahuan Jinwoo?

"Oh iya, Nona! Kita belum berkenalan kan? Siapa namamu?"

Sohyun tersentak. Baru saja pria tampan itu bertanya siapa namanya? Agh.. mungkin pria itu hadir memang untuk menggantikan posisi Baek Seunghwan. Kalau dilihat, pria itu tampan dari sisi manapun. Eyes smile-nya juga sangat menawan. Terlebih, sikapnya yang lembut pada wanita seperti Sohyun.

Hah... Jantung Sohyun rasanya berdetak lebih cepat.

"Namaku.. Kim Sohyun.."

Jawabnya dengan senyum selebar mungkin.

"Wah, nama yang indah. Aku Cha Eunwoo."

Di tengah-tengah kemudi, Eunwoo sempat mengulurkan tangannya mengajak Sohyun berjabat tangan. Sohyun pun menerimanya tanpa ragu.

"Di belakangku Kim Myungjun, kami lebih suka memanggilnya MJ."

"Hai.. Sohyun."

Sapa MJ sedikit canggung.

"Dan dibelakangmu.. Park Jinwoo. Eh, bukankah tadi kau bilang Jinwoo adiknya Jimin Hyung? Darimana kau tahu?"

Oh, tidak! Mereka mulai menanyakan asal- muasal Sohyun mengenal Jinwoo.

Baiklah, berbohong sekali saja tak masalah kan?

"Itu.. aku.. ehm.. bagaimana ya mengatakannya? Sebenarnya.. aku dan Jimin..eum.."

"Kau pacarnya??"

Sahut Jinwoo tiba-tiba.

"Wah, serius? Kau pacar Jimin Hyung? Jinwoo, tak kusangka! Akhirnya kakakmu berkomitmen juga!"

"Kau bahkan tak percaya, MJ! Bagaimana denganku? Aku malah lebih tak percaya lagi!"

Jinwoo dan MJ mulai ribut sendiri-sendiri. Sohyun menyesali mulutnya. Sebaiknya tadi ia tak coba buka suara. Jadi salah paham begini kan jadinya?!

"Kalian jangan menyimpulkan dulu! Sohyun kan belum melanjutkan kata-katanya!"

Bela Eunwoo.

"Ah. Benar juga! Kau sih, Jinwoo! Aku jadi ikut-ikutan shock!"

"Kok jadi nyalahin aku?"

"Sudah-sudah! Biar Sohyun yang jelaskan. Kalian sebaiknya diam!"

Setelah situasi hening, Sohyun melanjutkan penjelasannya.

"Jadi begini, kalian jangan salah paham dulu. Aku dan Jimin tak ada hubungan apapun. Aku hanya temannya. Sebatas teman kok.. serius!"

Sohyun mengangkat kedua tangannya membentuk simbol 'V'.

"Aku mengenalnya di kampus. Lagipula, ia kelihatan dekat dengan gadis sok cantik itu!"

"Gadis sok cantik?"

Gumam Eunwoo.

"Joy?"

Sahut Jinwoo.

"Ya.. siapapun dia. Aku tak mau menyebut namanya."

Sejak lama Jimin sering membicarakan tentang Joy. Sudah pasti Jinwoo merasa tak asing. Tak hanya itu, berada di kampus yang sama dengan kakaknya membuat Jinwoo lebih mudah memantau. Namun, pengecualian bagi Kim Sohyun. Sampai sejauh ini, selama Jinwoo memata-matai kakaknya sendiri, tak pernah ia mendengar nama Sohyun atau bahkan melihatnya bersama Jimin. Apa aksinya kurang mendetail ya?

"Hmm.. Sohyun. Rumahmu di mana?"

"Di asrama!"

'Eh? Keceplosan lagi! Aduuhhh! Mulutku iniii!'

"Di asrama? Asrama putri maksudmu?"

"Ah, i-iya! Itu maksudku. Asrama putri.. tentu saja. Haha.. mana mungkin aku tinggal di asrama putra bersama Jimin.."

"Huh?"

Bingung ketiga pria dalam mobil tersebut.

'Ya ampun, Sohyun! Kau bodoh sekali. Kau hampir saja membocorkan rahasiamu!'

"Aku bercanda. Ha.. tertawalah kalian!"

Sungguh Sohyun yang memalukan. Bagaimana ia bisa memaksa para pria itu untuk lelucon yang tak lucu sama sekali?

Wanita memang sulit dipahami.

...............................

"Nah, sampai!"

Mobil Eunwoo berhenti tepat di depan gerbang asrama putri. Sohyun turun dari mobil diikuti Eunwoo.

"Perlu kuantar sampai masuk?"

"Ah, tidak-tidak! Tidak perlu.. hehe. Aku bisa ke dalam sendirian. Kau pulang saja. Ini sudah sangat sore.."

"Baiklah. Aku akan pulang."

"Senang bertemu dan berkenalan denganmu, Sohyun. Daa.."

Eunwoo melambaikan tangan diiringi dengan senyuman sebelum ia masuk ke mobilnya. Sohyun sekali lagi dibuat mabuk kepayang.

'Andaikan Jimin semenyenangkan Eunwoo. Aku pasti betah bersamanya.'

Pikir Sohyun.

Beruntung letak asrama Jimin tak jauh dari lokasi Sohyun berdiri saat itu. Hanya perlu berjalan sekitar lima belas menit, Sohyun akan sampai.

Tetapi, ia tak mungkin masuk ke dalam dengan tubuh manusianya. Ia harus menjadi kucing agar bisa menelusup. Namun, kapan ia berubah?

Itu bahkan sudah lewat enam jam. Yah, karena kalungnya pun hilang, semestinya perubahan Sohyun dari tubuh kucing menjadi manusia tak menentu. Begitu pula sebaliknya.

"Woi! Gadis penyusup!"

Sohyun kaget saat mendadak Yoongi ada di balik gerbang, tepat di belakangnya. Tangannya yang pucat mengutak-atik pengunci yang ada di gerbang, lalu terbukalah besi penghalang tersebut.

Sohyun memundurkan badannya hendak kabur. Sayangnya, Yoongi menarik rambut Sohyun yang panjang sehingga menahan pergerakan kakinya.

"Ampun, Yoon.. aku minta maaf karena kemarin menghilang tiba-tiba! Maaf..."

Sohyun mengatupkan kedua tangannya pada Yoongi. Matanya terpejam karena saking takutnya melihat pria itu marah.

"Kenapa kemarin kau tak bilang kalau sedang sakit? Jadi aku tak sampai mengkhawatirkanmu begini!"

"Apa??"

Sakit?

Sejak kapan Sohyun sakit? Mengapa Yoongi menganggap Sohyun sakit?

"Iya. Kemarin aku menelpon Jimin dan marah-marah. Kukira kau kabur, tetapi Jimin mengatakan kalau kau sedang sakit. Ia tak sengaja bertemu denganmu di pesta, kau sempat pingsan dan ia membawamu pulang. Jadi, apa sekarang kau baik-baik saja??"

Jimin? Dia menolongku!

"Aku.. sudah membaik Yoon. Kemarin aku agak pusing saja.."

Dalih Sohyun meyakinkan.

"Baiklah, sekarang apa yang kau lakukan di depan gerbang asrama putra?"

"Aku.."

"Mencari Jimin?"

Sohyun membulatkan matanya. Sebenarnya, jawabannya hampir mendekati dugaan Yoongi. Lebih tepatnya, Sohyun ingin masuk ke kamar Jimin dan menemui Jimin. Menemui itu hal yang biasa. Tinggal bersama Jimin, artinya Sohyun akan sering bertatap muka dengan Jimin kan? Itulah yang dimaksud menemui.

"Masuklah. Kau bisa datang sebagai tamu."

"Benarkah?"

"Cepat! Aku sedang berbaik hati padamu dan Jimin."

Betapa senangnya Sohyun, akhirnya ia bisa masuk asrama sebagai manusia. Eh, memang apa yang membanggakan dari itu?
Lupakan. Sohyun hanya sedang dalam mood yang baik.

"Kau teleponlah dia supaya dia turun dari kamarnya."

Telepon? Aku tak punya telepon.

"Ada sesuatu yang harus kuurus. Aku tinggal tak masalah kan?"

Sohyun mengangguk.

"Tapi ingat! Jangan menyusup lagi! Atau aku bisa mati di tangan Appaku.."

Ya, Sohyun paham. Min Yoongi juga menjaga asrama ini bergiliran dengan ayahnya. Jikalau sesuatu terjadi di dalam asrama, maka Yoongi pula yang kena.

Sesaat setelah Yoongi pergi, keberuntungan datang. Sohyun berubah menjadi Sassy dan dengan mudah kembali ke kamar Jimin.

......................

"Hyung, apa benar kau mencium Kim Sohyun?"

Tanya Jungkook begitu polos seperti anak kecil. Jungkook memang tampan dan memiliki tubuh atletis, namun kekurangan yang ia miliki ialah terlalu percaya pada gosip atau omongan yang beredar. Yah.. walaupun apa yang baru saja Jungkook tanyakan itu benar adanya.

"Wah, Hyung! Jadi selama ini kau menyukai kucing itu?"

"Ya, kalau menurutku sih.. Sohyun cantik. Walau agak cerewet dan sensitif."

"Tetapi.. over all, Hyung cocok dengannya!"

"Diamlah! Siapa yang meminta pendapatmu, huh?"

"Lagipula aku tak menyukai Sohyun! Aku hanya iseng saja menciumnya. Dia sangat mudah dikerjai. Haha.."

"Hyung.. kau tega sekali! Artinya kau hanya mempermainkan Sohyun? Bagaimana kalau ia sampai tau?"

"Masa bodoh! Cewek sok cari perhatian sepertinya memang pantas untuk dibodohi."

"Sok cari perhatian?"

"Iya, cari perhatian. Lihat saja, kemarin bersama Yoongi. Tadi pagi bersama si brengsek Taehyung, baru saja dia di antar pulang oleh seorang cowok yang... Ya.. cukup tampan. Tetapi masih lebih tampan aku."

"Kau cemburu ya?"

"Aku? Siapa? Ah.. tidak mungkin! Kau bercanda? Aku cemburu pada Sohyun yang tak ada apa-apanya dibanding Joy? Lol."

"Awas saja kalau ternyata Hyung menyukai Sohyun siatu hari nanti."

"Tidak akan!"

Meoww..

Di sela-sela perdebatan antara Jungkook dan Jimin, Sassy tiba-tiba datang. Jimin yang memiliki naluri penyayang kucing, kemudian berjalan dan buru-buru menggendong Sassy untuk dimanjakan.

"Sassy-ku sayang.. akhirnya kau pulang. Kemana saja? Apa kau berkencan dengan kucing jantan?? Hm?"

'Berkencan dengan kucing jantan?'

'Dia pikir aku apa?'

"Tampan ya? Sampai-sampai kau betah dan terlambat pulang? Kalau aku bertemu dengan kucing itu... Akan aku tendang dia jauh-jauh!"

'Jimin ngomong apa sih?'

"Christian pasti senang nanti mendapat partner adu jotos."

"Hyung! Kau ini ngelantur apa? Ngomong yang jelas dong! Atau, bilang saja kau cemburu pada si kucing jantan yang nganter Sohyun barusan."

"Sst! Diam kau!"

Jungkook terkikik geli. Sohyun pun jadi mengerti. Benar rupanya yang ia lihat tadi. Seseorang yang mengintip dari balik tirai jendela di asrama putra. Itu Park Jimin! Meskipun agak jauh dari asrama putri-- tempatnya berhenti setelah diantar Eunwoo, mata kucing Sohyun berfungsi dengan baik.

"Tapi Sohyun.. kau jangan senang dulu. Kau harus tau.. Jimin Hyung mengerjaimu! Dia menciummu untuk mengerjaimu! Kau harus berhati-hatii!!"

Seru Jungkook begitu lantang.

Sassy yang mendengarnya langsung menatap Jimin dengan penuh kemarahan. Tubuh kecil Sassy seperti bergetar, menggeram hebat. Giginya yang runcing terpampang jelas. Matanya membola tajam..

'PARK JIMIIINNNN'

"Sassy? Sassy? Tolong jangan dengarkan anak kecil itu.. Jungkook tidak suka padaku. Dia mau membuatmu menyerangku saja.. t-tolong jangan marah.. p-please.."

Lima belas menit kemudian, Jimin terduduk lemas di atas kasurnya dengan luka cakaran di lengam dan pipi sebelah kirinya.

"Jeon Jungkook.. awas kau.. Gara-gara kau, wajahku yang tampan jadi kehilangan aura ketampanannya.. "

"Makanya Hyung, berhentilah memainkan hati perempuan. Kau harus kapok."

Tak mempedulikan kondisi Jimin, Jungkook melanjutkan tertawanya puas sembari menggendong dan mengelus kepala Sassy.

Itulah akibatnya kau main-main denganku, Jimin.





















To be Continued.

Kemarin mau up, tapi ketiduran.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top