Spectre

Sungguh mengesalkan.

Aku tahu, berkat buku-buku bacaannya Rene jadi pintar. Namun karena sering disuruh tutup mulut oleh orang-orang dewasa di sekeliling kami, dia jadi bungkam, tak pernah menyuarakan kebijakannya. KECUALI, kalau ada yang bertanya atau aku bermaksud melakukan sesuatu yang mengharuskan Rene mengoreksi atau mencegah—kadang keduanya sekaligus.

Padahal aku percaya padanya tetapi kemarin dia membiarkan aku mempermalukan diri. Bayangkan! Aku sudah dengan percaya diri mengoceh panjang-lebar soal kendaraan di dalam Plate di hadapan Marin dan Louis, ternyata yang kukatakan itu salah dan dia sama sekali tidak mengoreksi. Tak bisa dimaafkan!

"Itu tidak benar," bantah Rene. Lagi-lagi menyela monologku dengan suara datarnya.

"Aku tak butuh koreksianmu sekarang!" dengkusku. Lengan kusilangkan, dagu terangkat tinggi.

"Maksudku, yang kau bicarakan kemarin itu tidak ada yang salah."

"Lalu kenapa Louis sampai terpingkal-pingkal ... Bahkan Marin—Marin yang seperti ITU, memandangku dengan tatapan iba?!"

Rene kembali bungkam. Sudah kuduga, dia menyembunyikan sesuatu. Mungkin dia sudah bosan menjadi temanku, hingga tak mau lagi direpotkan.

"Kau berpikir terlalu jauh, Sophie."

"BERISIK! AKU TAK MAU TAHU LAGI!!!" dengan langkah mengentak aku meninggalkan mantan sobat karibku itu.

Dia bahkan tidak mengejarku lagi. Selesai sudah persahabatan kami.

"Kau lihat?" Marin sangat jarang memulai pembicaraan, bersuara lebih dulu.

"Samar, tapi memang terlihat." Rene menjawab pertanyaan itu, datar seperti biasa. "Mungkin dia mengikuti Sophie, karena ingin disucikan. Aksesori yang dia kenakan itu buatan kuil tempat ibu dan kakeknya bekerja."

Marin memandang takjub pada Rene yang tetap bisa terlihat tenang.

"Aku sudah biasa. Ibu sering harus berurusan dengan roh-roh penunggu atau roh penasaran, kadang ada yang ikut ke rumah juga ... Sayangnya aku hanya bisa melihat, mungkin kita terpaksa ajak Sophie ke kuil terdekat, untuk mengatasi ini."

"Sebaiknya cepat, sebelum Louis ...."

Rene tak sempat mendengar lanjutan kalimat Marin, karena gelak tawa Louis langsung meledak, begitu bertatap muka dengan Sophe.

"Ini ... akan sangat merepotkan," keluh Rene.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top