Hari Pertama
Hari pertama, bulan sebelas.
Pagi ini udaranya menggigit padahal bulan baru saja berganti. Langit mendung membuat suasana hari ini makin suram. Sesuram suasana hatiku yang harus mengasuh seorang bayi besar. Bukan betul-betul menjadi pengasuh, aku hanya jadi semacam pembimbing saja bagi lelaki asing itu.
Mungkin tidak sopan mengatai orang dewasa sepertinya, tetapi dia betul-betul tak tahu apa-apa. Berbicara dengannya serasa mengajari bocah-bocah. Tidak, agak berbeda. Si Bayi Besar ini ... Bagaimana sebaiknya mengatakannya, ya? Terlalu penurut! Semua instruksiku dilakukan persis hingga titik-komanya.
Baiklah, setelah kuingat kembali obrolan kami sebelum ini, dia memang cukup tahu banyak tetapi semua pengetahuannya itu hanya dia dapatkan dari bacaan saja. Memang berapa banyak sih, teori yang bisa dipraktekan di dunia nyata?
Yang paling menjengkelkan dari si Bayi Besar ini adalah: ukuran tubuhnya yang di luar standar—aku harus berjinjit jika ingin menjitak kepala cokelatnya; juga senyum naifnya yang selalu dia gunakan saat otaknya tak mampu memproses pertanyaan atau instruksi dariku.
Kalau boleh aku ingin meminta pada sepupuku untuk menjadi penggantiku. Sungguh! Aku lebih suka mengasuh anak-anak sungguhan daripada jadi pembimbingnya. Sayangnya aku tidak bisa menolak permintaan Paman.
Sepupuku yang baik itu juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena baginya perintah ayahnya adalah mutlak. Namun melihat keenggananku, dia menyarankan untuk menulis jurnal harian. Bagus untuk melampiaskan uneg-uneg, sekaligus memudahkan menulis laporan nanti.
Hari ini aku berencana memperkenalkan Si Bayi Besar pada beberapa orang yang akan sering berinteraksi dengannya. Semoga saja tidak terjadi masalah. Sudah cukup omelan para tetua yang kuterima karena insiden yang dia timbulkan di hari kedatangannya.
Kita lihat saja nanti, seberapa jauh jurnal ini membantuku menghadapi Si Bayi Besar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top