STICKER

"Lagi lihat apa sih, Mei? Kak Masha mau lihat juga," ujar Masha yang baru saja selesai bermain. Dia merangkak naik ke kursi, mendekati ibunya.

"Oh, ini. Lihat, Kak."

Bila menurunkan ponselnya agar Masha bisa ikut melihat foto yang sedang dibukanya. Em, ternyata postingan foto Caca di instagram.

"Walah, lagi lihat foto Kak Caca. Tapi, itu kok fotonya ditempelin bunga di tangannya, Mei? Bunga ya di tanah kan harusnya? Kok malah ditaruh di tangan?"

Masha bertanya kritis. Pada foto itu, tampak Caca yang sedang duduk sambil membaca buku. Foto candid kekinian. Hal yang menjadi perhatian Masha adalah sticker berbentuk bunga ada di pergelangan tangan Caca.

"Emmm," Bila mengambil jeda. "Kak Masha inget nggak soal aurat?"

"Inget. Yang dibolehin kelihatan itu muka sama tangan. Jadi, kalau udah gede kayak Kak Caca, kayak Memei, nanti Kak Masha harus pakai kerudung, baju panjang, sama kaos kaki. Sekarang Kak Masha masih kecil, jadi belajar dulu, boleh dilepas kalau gerah."

"Pintarnya anak memei."

Masha tersenyum sumringah mendengar pujian untuknya. Gigi putihnya terlihat berjajar rapi seperti iklan pasta gigi.

"Terus, jadi tadi kenapa ada bunga di tangannya Kak Caca, Mei? Kok malah tanya soal aurat?"

Bila tersenyum kecil. Masha yang banyak bertanya, itu tandanya anaknya sedang penasaran. Di sinilah tugasnya, menyisipkan pelajaran-pelajaran tentang keislaman melalui hal yang kecil.

"Jadi, di foto itu tadinya kelihatan tangannya gitu, Kak. Terus biar auratnya nggak kelihatan, Kak Caca tutup pakai gambar bunga," jelas Bila sesederhana mungkin.

"Kok ndak pakai potongan kaos kayak Nte Nawa sama Memei aja?"

"Potongan kaos?" Bila tidak mengerti.

"Itu lho, Mei. Kayak punya Memei yang suka dipakai kalau pergi. Yang panjang segini," Masha menunjuk atas sikunya. "sama yang segini." Lalu, beralih atas pergelangan tangan.

Bila mulai paham yang dimaksud oleh Masha yaitu handshock atau manset. Atribut tambahan yang dia gunakan jika lengan bajunya terlalu lebar. Najwa, sepupunya juga menggunakannya.

"Mungkin Kak Caca lupa belum beli, Kak. Nanti diingatin ya kalau telepon."

"Begitu? Telepon sekarang aja, Mei. Nanti Kak Masha ingetin buat beli, atau suruh minta sama Nte Nawa. Nte Nawa punya banyakkkkk banget di rumah, satu keranjang gitu, Mei. Memei juga daripada beli, minta aja. Duitnya nanti buat jajan Kak Masha."

Tawa geli menyeruak di bibir Bila. Bagaimana tidak, Masha dengan santai memberi ide untuk minta kepada Najwa, padahal handshock milih Najwa itu memang untuk dijual. Saudara sepupunya itu bisa mengomel panjang kalau tahu Masha berkata demikian.

**

"Nte Nawaaaa!" teriak Masha dengan semangat.

Hari ini adalah hari Minggu. Masha sedang mengunjungi kediaman eyangnya. Sejak pagi sekali dia sudah heboh, ingin melihat kelinci yang baru saja beranak.

"Eh, ada Kak Masha. Adekmu mana, Kak?" tanya Najwa yang baru saja memarkir motornya.

Masha cemberut.

"Kok adek lagi yang ditanyain? Semua suka sekali nanyain adek sama Kak Masha. Sampai bosen jawabnya."

Najwa tertawa medengar keluhan Masha. Namanya juga basa-basi, Sha.

"Habis Kak Masha sendirian, makanya Nte Nawa nanyain adeknya."

"Nte bawa apa? Bawa lengan kaos ya, Nte? Kak Masha minta lima buat Memei, ya. Terus lima lagi buat Kak Caca. Kasihan Kak Caca ndak punya, fotonya ditempelin bunga jadinya."

Ekspresi geli Najwa berubah jadi datar. Dia menghela napas. Beruntungnya apa yang ada di kantong bawaannya itu bukan handshock yang dimaksud Masha, melainkan kue titipan Biyung untuk tantenya.

"Ini kue buat Uti kok, Kak. Nanti bilang sama Memei kalau mau lengan kaosnya suruh transfer uang, ya. Ingat, Kak. Transfer."

"Oke, Nte. Transfer. Kak Masha inget, kok."

**

"Memeiiii!"

Masha menyusul Najwa yang sudah masuk lebih dulu dan langsung ke dapur.

"Iya, Kak. Kenapa?"

"Kak Masha udah ngomong sama Nte Nawa. Katanya kalau mau kaos lengan ntar Memei tinggal trans...fer aja. Jadi dikasih sepuluh nanti sama Nte Nawa. Udah ya, Nte. Kak Masha udah bilangin sama memei. Sekarang mau ke Kakung dulu kasih makan kelinci."

Usai berbicara, Masha langsung menghilang dari dapur. Memberi makan kelinci adalah kegiatan favoritnya setiap datang ke rumah ini.

"Ya ellah, tetep aja kamu ajarin Masha buat jualan ya, Wa?" celetuk Bila kepada Najwa di sampingnya.

"Wajiblah, Kak. Sekata-kata dia bilang suruh ngasih lima buat Kak Bila, terus lima buat Caca. Bangkrut dong olshop-ku nanti. Kalau perlu ntar Masha aku suruh promosiin akun shopee sama intagramku @pojokcollection. Tapi ntar dia paham nggak tuh?"

Bila menggelengkan kepala takjub, urusan jualan, Najwa memang jagonya. Di mana pun ada kesempatan, dia tak lupa promosi.

Bagian ini dibuat untuk promosi, LAGI.

"Silakan Tante dan Kakak Sholihah diintip koleksi handshock, ciput, dan kaos kaki koleksinya Nte Nawa. Bisa diintip di instagram dan shopee @pojokcollection. Kalau di fb ada 'Pojok Piechie'" - Promosi ala Masha.  

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top