Dilema Cucu Pertama

"Yah, Mei!" panggil Masha di sela waktu bermainnya.

"Ya?"

"Kenapa, Kak?"

Jawaban berbeda keluar bersamaan dari bibir Bila dan Daffa.

"Kak Masha mau jadi adek lagi."

Ucapan ringan Masha membuat ayah dan ibunya berpandangan heran.

"Adek? Katanya udah gede? Kok mau jadi adek lagi, Kak?" tanya Bila pada akhirnya.

"Mau jadi Dek Nopal, Mei."

Bila menatap Masha tidak mengerti. Saat meminta petunjuk dari Daffa, suaminya itu mengangkat bahu tanda sama tak mengertinya.

"Maksudnya gimana sih, Kak? Memei ndak ngerti. Kamu mau jadi kecil lagi? Kaya adek yang jalannya kata kamu mirip entog?"

Bukannya menjawab, Masha justru tertawa sambil bergumam, "Dek Nopal kaya entog."

Hal itu membuat Bila dan Daffa tersenyum geli.

"Huss, nggak boleh disamain begitu, Kak," tegur Daffa.

"Mirip je, Yah," jawab Masha dengan cepat.

"Jadi, tadi kenapa pengen jadi adek, Kak?"

Bila mengulang kembali ucapan Masha sebelumnya. Dia sama sekali tidak paham dengan keinginan Masha yang satu ini.

"Ah, itu. Kak Masha mau jadi adek lagi. Dulu kalau ke tempat Kakung, Kak Masha digendong pas datang, diajak jalan-jalan juga. Sekarang yang digendong Dek Nopal terus," keluh Masha.

"Lha, kan kamu udah berat, Kak. Kakung sama Uti udah ndak kuat gendong kamu."

"Makanya, Mei. Kak Masha mau jadi adek. Terus ya, dulu Om Didi sama Om Rangga suka ajakin Kak Masha naik motor. Sekarang Om Rangga ndak pernah ajak Masha lagi, yang diajak Dek Raffaaaa terus. Kak Masha boleh ikut cuma kalau bawa mobil."

Masha berhenti sejenak sebelum kembali melanjutkan keluhannya. "Terus sekarang Om Didi kok ndak pulang-pulang toh, Mei? Kak Masha lamaaaaaa banget ndak diboncengin naik motor sama Om Didi. Motonya Ayah bikin capek, Kak Masha mesti berdiri di depan."

Bila menghela napas. Dilema anak dan cucu pertama. Dulu, ketika Masha belum mempunyai adik semua perhatian terarah padanya. Baik itu dari eyang maupun om-omnya. Sekarang tidak lagi demikian, mereka membaginya dengan prioritas masing-masing. Rangga, adiknya itu tentu lebih fokus kepada keluarga kecilnya. Orangtuanya, fokusnya tidak lagi hanya pada cucu pertama, tetapi juga kedua dan ketiga.

Dia belum terbiasa berbagi, Bil. Makanya sekarang masih proses untuk Masha menerima keadaan. Lama kelamaan dia akan menjadi terbiasa. Dulu waktu kecil kamu juga begitu. Naufal itu nasibnya kayak Didi di masa lalu. Kamu sering anggap dia angin lalu.

Didi, Bila jadi teringat obrolannya dengan sang Bunda beberapa waktu lalu. Adiknya yang sedang merantau itu akan pulang untuk liburan minggu ini. Ah, Masha pasti akan sangat senang mendengarnya.

"Om Didi nanti hari sabtu mau pulang lho, Kak."

"Beneran, Mei? Besok Sabtu?" tanya Masha dengan mata berbinar, "Asikkkkk, yes besok kita nginep tempat Kakung ya, Mei?

"Boleh."

"Asikkk, ntar Kak Masha bisa motoran terus pulangnya beli ayam kentucky!" Masha berujar riang.

"Tumben dia pulang, Mei? Perasaan biasanya nunggu ada acara keluarga sama lebaran aja pulangnya," tanya Daffa penasaran.

Bila tersenyum. "Ya, memang karena ada acara keluarga."

"Apa?"

"Dia mau nikah."

"Serius?" Daffa bertanya dengan antusias.

"Siapa yang mau nikah, Mei? Om Didi? Om Didi mau terima nikah terus sah-sah gitu, Mei? Terus Kak Masha nanti punya Tante kayak Tante Syafa lagi?" tanya Masha tak kalah antusias seperti ayahnya.

"Iya."

"Ternyata dia diam-diam udah mau nikah saja. Calonnya siapa, Mei?"

"Bukan cuma diam-diam mau nikah, Yah. Tapi diam-diam udah nikah. Besok dia bawa pulang istrinya," celetuk Bila.

"Hah? Maksudnya gimana, Mei?"

Suara tangisan Naufal memecah keseruan obrolan ketiganya. Bila yang menjadi penyerita terpaksa beranjak menuju kamar, menghampiri si Bungsu yang sudah bangun dari tidurnya. Ditinggalkannya suami dan anaknya yang sudah penasaran akut.

"Baca aja cerita SERENADE BIRU JINGGA, Yah. Biar nggak penasaran."

**

Daffa mengernyit, tidak paham dengan ucapan istrinya.

**

Maafkan kalau gak jelas gini Kak Masha-nya. Karena untuk kepentingan promosi, abakan timeline dsb, ya. Sekadar mau info kalau lapak Om Didi sudah ada di tempat Kak @niamaharani dengan judul Serenade Biru Jingga. Silakan ditengok dan boleh dikasih masukan, ya, teman-teman. Oh iya, mohon maaf kalau updatenya akan lama.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top