Diary Ramadhan 16
Ibarat doa, ketika kemarin Masha ingin ibunya haid, hari ini terjadi. Bila terpaksa berbuka. Beruntung sekali momennya waktu Masha sedang ke rumah Daun. Bila menggoreng ayam yang sebelumnya sudah diungkep untuk menu buka puasa.
Selesai menggoreng, Bila baru akan mulai makan, ketika suara tangisan Naufal menghentikannya. Si Bungsu terbangun dari tidur.
"Cup, cup, cup. Anak soleh udahan nangisnya. Maaf ya, tadi Memei baru masak, nggak denger adek manggil," ujar Bila sambil menenangkan Naufal.
Karena tak kunjung diam, akhirnya Bila menggendong Naufal dan membawanya ke dapur. Siapa tahu Naufal lapar. Namun, alangkah terkejutnya Bila ketika melewati meja makan.
"Astaghfirullah..., Kakak ngapain?" tanya Bila ketika melihat Masha memakan ayam goreng krispinya. Bahkan sekarang tinggal tulang. Padahal perasaan dia tidak lama mengurus Naufal yang menangis.
Kapan Masha pulang?
Masha langsung menutup kedua mulutnya, masih melanjutkan mengunyah.
"Kakak tadi cobain ayam krispinya, Mei. Enak apa nggak," jawab Masha ketika makanan di mulutnya sudah habis.
"Kamu kan puasa, Kak."
"Lho, kata Pak Ustad yang ceramah tadi malam boleh icip makanan kan, Mei."
Bila dibuat speechless oleh jawaban Masha lagi. Dia ingat tentang kultum semalam, yaitu memgenai mencicipi makanan.
“Tidak mengapa mencicipi cuka atau makanan lainnya selama tidak masuk ke kerongkongan.” (HR Bukhari)
Memang ada beberapa ulama yang melarang, tetapi Ustad yang mengisi semalam mengikuti hadist tersebut. Boleh mencicipi, asal makanan tidak masuk ke kerongkonan. Nah, begitulah penjelasan semalam, tetapi entah kenapa menjadi berbeda lagi bagi Masha. Icip baginya, sama dengan menghabiskan sepiring makanan.
Ini sih namanya lapar terus makan, Kak.
"Hayo, pasti Kakak semalam dengar Pak Ustadnya sambil ngobrol, ya?" tanya Daffa yang baru saja selesai mandi.
"Kok Ayah tahu? Kan Ayah duduknya di depan, Kakak di belakang."
"Semalam itu, Pak Ustad bilangnya ibu-ibu boleh icip masakannya, Kak. Jadi ketahuan udah enak apa belum rasanya. Nah, icip kan sedikit, kalau Kakak ini namanya makan."
Bila mengangguk tanda sepakat.
"Kakak salah ya, Yah? Terus ini gimana maemnya?" tanya Masha kemudian.
Suaminya menggaruk kepala, bingung dengan jawaban yang akan diberikan. Tingkah dan pertanyaan Masha memang kadang tidak bisa diprediksi.
"Ya sudah, Kakak lanjut saja dihabisin. Besok tidak diulangi ya, Kak.
Baiklah, toh Masha masih belajar ini kan, ya.
Masha mengangguk cepat dan kembali menikmati ayamnya tanpa menunggu lama.
"Memei, sih, masih siang udah goreng ayam krispi. Kakak pas pulang bau ayam, jadi lapar, terus pengen icip jadi kebanyakan."
Masha berkata ketika selesai mengunyah makanan.
Lha, jadi Memei yang salah, Kak?
"Anakmu tuh, Mei," ujar Daffa sambil tertawa, senang sekali melihat Masha menyalahkannya.
"Sini Dek Naufal sama Ayah, Memei makan dulu bareng Kakak, gih," lanjutnya kemudian.
Bila menyerahkan Naufal, lalu menatap Masha dengan takjub. Masha itu menggemaskan sekaligus membuat gregetan dalam waktu bersamaan.
Jika dapat informasi kurang lengkap, baiknya dikonfirmasi lebih dulu kebenarannya..
❤❤❤
Gambar-gambar di atas hasil iseng dan maksa ceritanya. Anggap aja itu Kak Masha😂😂😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top