2. Pemburu Penyihir
Pada bagian ini, aku akan membahas sebuah pekerjaan/ profesi yang pernah hits di abad pertengahan, yaitu pemburu penyihir.
Kamu pasti pernah mendengar tentang Hansel dan Gretel, kakak beradik yang menjadi pemburu penyihir atau mungkin kamu sudah pernah nonton filmnya? Ternyata profesi sebagai pemburu penyihir bukanlah isapan sekadar mitos atau isapan jempol belaka. Profesi ini benaran ada, loh.
Pada tahun 1430 Masehi seorang laki-laki di Inggris pernah ditunjuk untuk menyelidiki kasus-kasus yang berhubungan dengan kejadian supranatural. Lelaki itu bernama Heinrich Kramer.
Kramer mendapat tugas untuk menemukan dan menyadarkan orang-orang yang terindikasi atau dicurigai sebagai penyihir pada masanya. Lebih jauh terkait dengan profesinya, Kramer bahkan pernah membunuh para terduga penyihir itu di tiang pancang atas kesesatan yang mereka sebarkan. Ngeri ya?
Selain, sebagai pemburu penyihir, sebelumnya Kramer juga menjalani profesi lain yaitu sebagai seorang penulis dan peneliti. Namun, profesi yang tekuni kurang populer dan kurang menghasilkan. Sejak menjalankan pekerjaannya sebagai pemburu penyihir, popularitasnya menjadi sedikit meningkat.
Selama menjadi pemburu penyihir, Kramer juga meneliti tentang karakteristik penyihir. Salah satu hasil penelitiannya adalah fakta bahwa seorang penyihir itu memiliki keahlian lain selain kemampuan bertransformasi. Seorang penyihir sakti bahkan dapat menghilangkan organ vital seorang pria dewasa dengan mudah, baik itu dengan menggunakan mantra ataupun ramuan sihir yang mereka ciptakan.
Lebih jauh menurut Kramer, kadang-kadang para penyihir menyembunyikan pesona atau daya tarik mereka pada organ-organ tertentu di dalam tubuh mereka. Kalau di Indonesia, kita mengenal kemampuan seperti ini pada orang yang menggunakan susuk. Mantra-mantra yang mereka gunakan juga berfungsi untuk mencegah kerusakan yang mungkin saja terjadi pada tubuh mereka seiring pertambahan usia.
Kramer juga pernah berargumen mengenai persidangan yang diadakan untuk penyihir. Menurutnya, persidangan untuk penyihir tidak bisa di samakan dengan persidangan atau pengadilan untuk penjahat biasa. Ia bahkan mengusulkan untuk menggunakan persidangan dengan menggunakan besi panas, dimana tersangka dibakar untuk membuktikan mereka penyihir atau bukan. Kramer memiliki kepercayaan jika penyihir yang berada di antara manusia justru lebih jahat dari pada setan itu sendiri sehingga mereka harus diperlakukan dengan kejam.
Selain Heinrich Kramer, jejak profesi pemburu penyihir juga ditemukan di Inggris pada tahun 1604.
Pada masa itu perburuan penyihir paling terkenal bahkan dipimpin langsung oleh Raja James I. Dikutip dari The Vintage News, Selasa (16/6/2017), sang raja sangat menyukai hal-hal yang berbau mistis bahkan ia menulis dan menerbitkan buku berjudul 'Daemonologie' yang membahas mengenai sihir dan ilmu hitam.
Pada 1604, Raja James I bahkan berhasil mendesak Parlemen Inggris untuk mengeluarkan Statuta Penyihir yang isinya melegalkan hukuman mati pada individu yang dituduh sebagai penyihir. Keluarnya statuta ini menyebabkan keresahan serta ketakutan di masyarakat mengenai keberadaan penyihir dan memicu adanya histeria masal pada masa itu.
Pada masa itu pulalah, muncul seorang pemburu penyihir yang terkenal bernama Matthew Hopkins. Awalnya Hopkins berprofesi sebagai seorang pengacara dengan latar belakang puritan yang berasal dari Manningtree.
Pada 1644, Hopkins pindah ke Essex. Tak ada literatur yang menceritakan secara jelas mengenai latar belakang yang menyebabkan ketertarikannya menjadi pemburu penyihir. Namun, Hopkins merupakan orang yang bekerja untuk menghancurkan berbagai hal yang diduga berhubungan dengan iblis dan hal mistik. Di Inggris ia dikenal dengan sebutan "The Witch Finder."
Pada awal kariernya berprofesi sebagai pemburu penyihir, Hopkins pernah menangkap 23 perempuan yang dituduh sebagai penyihir. Empat orang di antara yang tertuduh itu meninggal di penjara sedangkan yang lain dijatuhi hukuman gantung.
Pada tahun 1645, Hopkins resmi menjadi pemburu penyihir yang tercatat dan ditunjuk oleh Parlemen Inggris. Ditemani oleh para asistennya yang semuanya adalah perempuan, Hopkins berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mencari dan menangkap penyihir.
Hopkins menetapkan tarif 20 shilling per kota untuk perburuannya tersebut. Lambat lain, hal ini dipandang sebagai upaya komersialisasi, namun ia tidak peduli. Hopkins menjalankan perburuannya dengan menangkap para perempuan yang ia curigai lalu menginterogasinya dengan cara-cara kejam.
Adapun metode-metode kejam yang pernah dilakukan oleh Hopkins dan para asistennya adalah dengan cara memaksa para tersangka penyihir untuk tidak tidur selama berhari-hari hingga para perempuan itu mengaku. Jika para tersangka tak juga mengaku, Hopkins akan menggunakan metode lain, yaitu dengan menusukkan jarum ke tubuh ataupun memotong tangan mereka. Jika tidak berdarah, maka perempuan itu akan dianggap sebagai penyihir.
.
.
.
Perbedaan budaya dan daerah menyebabkan perbedaan dalam menanggapi sihir dan penyihir. Jika di Inggris dan negara persemakmuranya memiliki 'para pemburu penyihir', maka di Swedia, mereka memiliki Vigossar untuk mendeteksi penyihir.
Pada zaman dahulu di Eropa banyak sekali kasus kejahatan yang dilakukan oleh penyihir seperti penyakit aneh, kematian yang mengenaskan dan lain sebagainya. Hal ini membuat penyihir menjadi salah satu makhluk yang diburu untuk dihukum mati. Namun, untuk membuktikan apakah orang tersebut adalah penyihir atau bukan tentu memerlukan cara tertentu. Seperti cara-cara yang dilakukan dibeberapa negara Eropa untuk membuktikan bahwa seseorang adalah penyihir yang akan dijelaskan pada bagian berikut ini.
Vigossar adalah anak laki-laki yang diberi kelebihan untuk melihat tanda iblis yang berada pada dahi para penyihir. Tanda ini menurut kepercayaan masyarakat Swedia hanya bisa dilihat oleh seorang Vigossar. Dengan kata lain Vigossar ini dapat dikatakan sebagai anak indigo.
Penyihir di Swedia selalu identik dengan sesuatu yang jahat dan berafiliasi dengan iblis. Setiap penyihir yang berhasil terindentifikasi oleh para Vigossar akan mendapatkan bayaran.
Akibat ketentuan seperti itu, anak-anak gelandangan dan terlantar berpura-pura mengaku dapat melihat tanda iblis dan menganggap diri mereka Vigossar dengan mengarang cerita bohong untuk mendapatkan uang. Padahal, menjadi Vigossar tidak selamanya menyenangkan. Uang dan popularitas yang menjadi imbalannya juga dapat membawa sesuatu yang membahayakan. Terdapat banyak kasus vigossar yang mati dibunuh oleh keluarga dari orang yang tertuduh sebagai penyihir.
Di Jerman, terdapat sebuah tradisi lain terkait dengan pencarian penyihir. Mereka memiliki sebuah alat khusus yang sering digunakan untuk mengintrogasi para terduga penyihir. Orang-orang yang dituduh sebagai penyihir akan diintrogasi lalu ditidurkan pada sebuah benda yang bernama rak. Kedua tangan dan kaki para terduga penyihir tersebut akan diikat pada sebuah rol. Bila saat diintrogasi para terduga penyihir tidak mau mengaku maka rol itu akan diputar sehingga membuat kaki dan tangannya tertarik. Bila dilakukan terus menerus sendi-sendinya bisa lepas. Sungguh sangat mengerikan!
Di Italia, ada sebuah metode untuk membuktikan seseorang adalah penyihir atau bukan. Caranya adalah dengan mengaitkan benda seperti kail pada empat sisi mulut terdakwa selama tiga hari. Hal ini akan membuat terdakwa akan merasakan sakit dan sulit untuk tertidur. Selama tiga hari pula, orang itu akan diawasi oleh para penjaga untuk mencegah dirinya melakukan hal yang tidak diharapkan. Setelah tiga hari, penyihir biasanya secara tanpa sadar akan berhalusinasi dan berbicara mengenai bagaimana dia terbang, bagaimana dia berubah menjadi binatang dan bagaimana dia ikut dalam pemujaan setan. Bagi mereka yang terbukti sebagai penyihir, maka akan digantung pada sebuah tiang dan dibakar.
Di Skotlandia, orang-orang yang dituduh sebagai penyihir yang mengikuti ajaran setan akan dihukum. Mereka akan diadili di depan orang-orang dengan cara tubuhnya ditelanjangi, kemudian seluruh bulunya dicukur dan badannya ditusuk menggunakan jarum oleh para penyihir putih yang dihormati masyarakat. Mereka percaya, bila ada bagian tubuh yang tidak berdarah setelah ditusuk dengan jarum tersebut maka itu adalah bukti kontrak dengan raja iblis. Baiklah, ini sangat mengerikan.
Author's note
Saya sangat tidak merekomendasikan profesi ini untuk dilakukan pada masa sekarang, terlebih dengan berbagai bentuk penyiksaan dan kekejaman yang menurut saya tidak berperikemanusiaan. Sekali lagi, saya tegaskan, artikel ini saya tulis hanya untuk menambah pengetahuan kepentingan membangun world building cerita fiksi saya selanjutnya. Jadi, jangan coba-coba untuk dipraktekkan yaa 😅 terima kasih sudah membaca ♥️
Sumber Artikel:
manado.tribunnews.com
news.okezone.com
https://m.liputan6.com/global/read/2953303/kisah-matthew-hopkins-pemburu-penyihir-legendaris-dari-inggris
https://manado.tribunnews.com/2019/04/28/bukan-mitos-di-abad-pertengahan-ada-orang-diangkat-resmi-jadi-pemburu-penyihir-berikut-faktanya
https://www.kaskus.co.id/thread/5c30509ec9518b4941377c3f/5-cara-pemburu-penyihir-membuktikan-bahwa-orang-yang-diburunya-adalah-penyihir
https://www.msn.com/id-id/news/other/fakta-aneh-kramer-pria-yang-diangkat-jadi-pemburu-penyihir-resmi-abad-pertengahan/ar-BBWcS6b
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top