4

Even tahun baru DivergentWriters_ID



Aku mengambil sepatu yang sudah usang terlalu lama ku pakai saat aku ingat kembali sepatu itu di belikan oleh ibuku tahun lalu.

"Ibu aku berangkat dulu ya?"tanyaku pada ibu yang sedang duduk di sebuah kursi roda.

Ibuku sudah satu tahun yang lalu terkena stuk, sebelumnya ibulah yang membiayaiku sekolah.
Tapi, setelah ibu terserang struk aku harus bekerja untuk membantu ibu yang sudah tidak bisa mencari nafkah.
Ayahku sudah meninggal akibat terserang penyakit yang sampai sekarang kami tidak tau penyakit apa itu.
Karena ayah tidak mau di bawa kerumah sakit sehingga kami tidak tau apa sebenarnya penyakit beliau.

"Pak, aquanya?"tawarku pada seseorang dibalik kaca mobil.

Aku bekerja sebagai tukang asongan keliling di jalan raya.
Walaupun pekerjaan ini hasilnya tidak dapat mencukupi kebutuhan kami setidaknya dapat di tukar dengan beberapa nasi bungkus untuk makan kami.

Malam ini adalah malam tahun baru dan kami sama sekali tidak makan apapun sejak tadi pagi.
Karena itu aku pergi untuk ngasong agar malam ini kami tidak kelaparan.

"Dek, boleh air mineralnya satu."minta seseorang di balik kaca mobil sembari membuka kaca itu.
Aku lihat sebuah keluarga dengan dua anaknya membawa terompet tahun baru.
Aku rasa mereka pasti ingin pergi kesuatu tempat untuk merayakan tahun baru kali ini.

Andai saja aku bisa pergi membawa ibuku kesuatu tempat untuk merayakan tahun baru tapi apalah daya kangankan jalan-jalan untuk makan saja kami susah.
Bahkan malam ini saja kami bingung dapat makan atau tidak.

Setelah aku berikan apa yang orang itu inginkan kemudia dia pergi melajukan mobilnya.

Aku duduk untuk istirahat sejenak di sebuah pohon.
Aku menghitung uang yang aku dapatkan tadi dari beberapa air mineral yang aku jual.

"1.000,2.000,5.000,...,..., 100.000.?"
Mataku terbuka lebar saat aku lihat ada selembaran uang seratus ribuan.
Bagaimana bisa ada uang seratus ribu sedangkan hasil penjualanku saja tidak sampai sebesar itu.

Aku pun terkejut saat aku ingat tadi aku lupa mengembalikan kembalian uang keluarga bermobil itu.
Aku segera kembali ke tempat tadi, aku duduk di sebuah halte bus.
Aku berharap keluarga tadi akan lewat lagi.

Hari semakin larut, suara petasan bergema riuh.
Menandakan tahun baru sudah datang tapi, sampai sekarang aku belum melihat keluarga bermobil itu lagi.
Hatiku gelisah aku harus segera pulang jika tidak ibuku pasti akan kawatir.
Disisi lain aku harus mengembalikan uang yang bukan hak ku ini.

Aku pun memutuskan untuk kembali kerumah.
Hatiku sedih karena aku tidak dapat mengembalikan uang itu.
Aku berjalan menelusuri jalan setapak kearah rumah sederhanaku.

Dari jauh aku melihat sebuah mobil terparkir dihalaman rumah.

"Mobil siapa itu?"batinku dengan rasa penasaran akupun segera berjalan ke arah halaman rumahku.

Kupandangi mobil itu sesaat dan segera memasuki rumah.
Aku panggil ibuku, dan masuk ke kamarnya.

Betapa terkejutnya aku melihat ibu sedang bersama seseorang.
Mereka adalah keluarga bermobil itu tengah berbincang-bincang bersama ibuku.

"Siapa kalian kenapa kalian berada di rumahku?"tanyaku kepada keluarga itu.

"Dek, satu tahun yang lalu ayahmu telah menolong aku dan keluargaku."jawabnya sembari menyentuh pundaku.

"Dan kini aku dan keluargaku ingin membalas budi atas pertolongan ayahmu. Dengan memberikan pengobatan geratis pada ibumu.
Dan sekolah untukmu sehingga kau tidak harus bekerja.

Mataku mengeluarkan air mata tidak percaya akan sesuatu yang terjadi.
Aku memeluk pria itu sembari mengucapakan terimakasih berulang-ulang kali.

Aku ingat akan uang seratus ribuan yang tadi lupa ku kembalikan.
Aku rogoh sakuku dan mengambil uang itu.
Aku ulurkan uang seratus ribuan itu kepada pria di depanku.
Dia tersenyum sembari menggenggam tanganku.

"Uang ini tidak ada apa-apanya di bandingkan kejujuranmu dek, ambilah dan berikan kepada orang yang lebih membutuhkan."ucap pria itu kemudian mengajak kami pergi kerumahnya untuk merayakan tahun baru.

Aku dan ibuku sangat bahagia bukan hanya makanan bahkan kami di beri pakaian yang layak dan anak laki-laki dari keluarga itu memberikan aku sebuah kado  yang berisi sepatu baru.

Betapa bahagianya aku ini adalah hadiah tahun baru yang aku inginkan.

And.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top