Leluhur kami berpikir bahwa alam semesta adalah perwujudan dari Sang Thagia, Ibu Semesta. Maka dari itu, kami dituntut untuk menjaga keseimbangan alam semesta dengan sepenuh hati.

Keseimbangan itu berkaitan erat dengan elemen-elemen kehidupan; tirta, bara, kirana, pawana, bentala, cemeti, serta siluet, yang mana dalam suatu era dikenal sebagai kesaktian. Itu adalah berkat dari Sang Thagia kepada kami.

Sang penyeimbang, pemilik kesaktian, atau apapun itu julukan yang diberikan kepada kami. Tapi, kami sendiri lebih dikenal sebagai Elesif; orang-orang yang memiliki kesaktian sebagai perwujudan berkat dari Sang Thagia.

Kami pun membentuk sebuah kelompok untuk mengumpulkan Elesif yang ada, serta membantu berbagai kebutuhan warga setempat pasca-apokaliptik. Hasilnya tidak begitu mengecewakan. Tujuh orang berada di kelompok kami. Novak, Krisovo, Zaveri, Henzeur, Prayha, Vedjen, dan saya sendiri―Yenzena. Dengan ini, kami nyatakan Holos Heptana terbentuk.

Sesaat setelah Holos Heptana terbentuk, terjadi sebuah ledakan. Ledakan dengan cahaya putih yang amat menyilaukan mata, bertahan selama tiga hari. Saya menyangka itu adalah perbuatan Novak―karena kesaktian cahaya yang dimilikinya―namun beliau bersikukuh tidak mengetahui apapun.

Hari ketiga setelah cahaya padam, kami bergegas untuk menyisiri pemukiman, mencari-cari apakah ada korban jiwa akibat ledakan tersebut. Bukannya korban, kami menemukan Elesif-Elesif baru pasca ledakan tersebut. Kami mengajak mereka untuk bergabung dengan Holos Heptana, namun mereka sendiri menolak. Mereka lebih suka membantu tanpa harus terikat pada suatu kelompok. Kami tak keberatan.

Suatu ketika, kami dikunjungi oleh beberapa orang. Mereka mengaku memiliki kesaktian, tapi begitu ganjil menurut mereka. Mereka memperlihatkannya pada kami dan, kesaktian itu seperti bukan kesaktian. Tidak ada elemen kehidupan yang menyertainya. Namun, itu tetap saja kesaktian yang luar biasa. Mampu menggerakkan benda, berpindah tempat, itu hal yang amat fantastis.

Kami mengumpulkan seluruh Elesif pasca ledakan yang pada suatu hari nanti dikenal sebagai Elesif non-bangsawan. Kami meminta mereka untuk bersama-sama menjaga tanah yang kami tempati ini, yang kelak akan dikenal sebagai Grepolizh. Mereka menyetujuinya. Mereka meminta kami, Holos Heptana, menjadi pemimpin mereka; yang mana pada suatu hari akan dikenal sebagai Elesif bangsawan. Sedangkan tanah Grepolizh dipimpin oleh Solveig, saudagar kaya raya yang dermawan. Nantinya dia beserta keturunan-keturunannya nanti akan dikenal sebagai pemimpin agung dari Grepolizh.

Saya berharap ke depannya, keturunan kami semua akan sama seperti kami. Diselimuti oleh perdamaian. Saling menjaga dan membantu satu sama lain.

Sayangnya, saya terlalu banyak berharap.