10. yang seharusnya?

Taehyun harus fokus. Sudah seminggu ia mengurung diri pada tumpukan buku. Minggu depan ujian akhir semester. Ia harus mendapatkan nilai yang memuaskan. Membuat bunda dan ayah bangga. Juga untuk Beomgyu. Iya Beomgyu, sudah beberapa hari ia tak bersapa salam. Bahkan saat saling berpapasan pun mereka disibukkan dengan urusan masing masing. Untuk ucapan 'hai' saja tak terlontarkan. Saling tatap pun tidak.

Rindu juga. Taehyun tak mau terlalu membebani otaknya dengan belajar keras. Tapi setiap ia berpikir seperti itu, nyatanya ia masih mengurung diri pada tumpukan buku. Nanti saja, selalu itu yang ia katakan jika waktunya untuk Beomgyu bermain. Sampai ia terlelap sendiri dan kembali menjalani hari tanpa Beomgyu. Bahkan bunda tak jarang mulai memarahinya karena melupakan makan malam. Ia hanya punya waktu untuk makan siang. Itu pun kalau sempat. Ia rasa, ia tak belajar begitu keras, tapi kenapa rasanya ia seperti meninggalkan beberapa hal menyenangkan yang harusnya ia lakukan.

Beomgyu saja rasanya ia lupakan. Seminggu tanpa Taehyun. Beomgyu tahu minggu depan sudah ujian akhir semester. Namun ia tidak melakukan hal seperti Taehyun. Beomgyu belajar, tapi tak seperti Taehyun. Sampai melupakannya begitu. Beomgyu tahu Taehyun memang anak yang suka belajar. Tapi tidak tahu akan ketekunan belajar Taehyun yang sekarang ini. Dulu, setiap ada tes ujian apa pun mereka belajar bersama. Ingat apa pun mereka selalu bersama.

Beomgyu sungguh sedih. Ia ingin mengutarakan isi hatinya, namun orang itu tidak ada. Yeonjun sedang ada tes untuk perguruan tinggi. Kelas dua belas sudah mulai diizinkan libur untuk mencari perguruan tinggi. Jadi Beomgyu tak ada teman curhat.

"Beomgyu hyung?", tiba tiba bahunya ada yang menyentuh dengan lembut. Biasanya kalau Taehyun itu menggeplak bahunya. Ini pasti bukan Taehyun.

Beomgyu menolehkan kepalanya kesamping, "Huening?" -, ternyata memang bukan Taehyun.

"iya, kok sendiri?" tanya Huening sambil mendudukkan dirinya disamping Beomgyu. Huening menampilkan senyum yang terkesan manis.

"berdua", jawab Beomgyu

"oh sama Taehyun hyung ya?", tanyanya dengan menengokkan kepalanya ke kiri dan kanan.

"bukan, sama kamu", jawab Beomgyu dengan tawa kecilnya.

"eh? ooh hehe", Huening malu sendiri. Entah karena ia ditertawai kakak kelasnya ini atau ia yang terlihat seperti orang bodoh. Beomgyu tidak sendiri karena ia sekarang duduk bersama dengannya. Sendiri kalau tadi, sebelum ia datang. Beomgyu sedang mengerjainya saja.

"aku kira hyung lagi sama Taehyun hyung, biasanya kan gitu" kata Huening sambil menelusupkan tangannya pada saku celana. Mengambil beberapa permen batang.

"Taehyun, dia lagi belajar", kata Beomgyu sambil menundukkan kepalanya.

"Beomgyu hyung gak belajar?" tanyanya sambil memberikan satu permen batang pada Beomgyu.

"ah terima kasih"

"iya sama sama" Huening bisa melihat kakak kelasnya ini sedang sedih?. "ini lagi belajar" jawab Beomgyu sambil menyelipkan permen dalam mulutnya.

"tanpa Taehyun hyung?, biasanya kan bareng". Huening sebenarnya sedikit takut untuk bertanya. Namun ia penasaran. Hampir satu sekolah tahu kalau mereka itu selalu bersama. Maka tak jarang yang mengatakan mereka seperti kakak adik. Bahkan ada yang bilang pasangan kekasih.

"lagi malas ah sama dia, dia lagi nyebelin jadi aku pura pura marahan sama dia, hehe" kata Beomgyu sambil tertawa kecil kemudian menyelipkan cengirannya. Huening tahu ada yang salah dari tawa kakak kelasnya ini. Katakan saja ia sok tahu. Namun ia tidak bodoh untuk mengetahui hal hal kecil seperti ini.

Huening mengedikkan bahunya, "mau aku temanin gak hyung?"

"hah?" sedikit terkejut, tiba tiba sekali.

"sekalian aku ajarin deh"

"ah iya boleh" jawab Beomgyu sedikit malu. Adik kelasnya ini membuat ia malu, sungguh.

"tunggu tunggu, kamu kan adik kelas, masa iya ngajarin aku sih?" ia baru sadar, ia akan diajari adik kelasnya sendiri. Beomgyu kan pintar, sedikit.

"tadi katanya iya" sambil mengambil buku yang ada pada pangkuan Beomgyu. "ya sudah sini Hyuka ajarin".

"hey mana bisa begitu, aku ini kakak kelas mu, aku yang harusnya mengajari mu tahu!". bibirnya cemberut

"ya sudah ajarin Hyuka dong hyung" Huening menatap Beomgyu dekat sekali, sambil menunjukkan senyumnya. Beomgyu tiba tiba terdiam dan menahan nafas. Wajah Huening terlihat lebih tampan jika dilihat dari jarak sedekat ini. Beomgyu malu, wajahnya tiba tiba memerah.

"hey hyung kenapa?", Huening menjawil ujung hidung Beomgyu. Beomgyu segera saja mengedipkan matanya dan memalingkan wajahnya. Ia sungguh malu. Apa apaan itu tadi. Huening tertawa sendiri melihat perubahan wajah kakak kelasnya. Terlihat menggemaskan.

"hyung?" panggilnya dengan mendekati Beomgyu kembali.

"wajah hyung merah, aku tahu aku ini tampan, hyung tak usah malu begitu", katanya sambil mengibaskan tangannya.

"ta-tampan apanya sih" tiba tiba Beomgyu gugup. Sebenarnya memang iya, adik kelasnya tampan sekali. Tapi mana mungkin lah Beomgyu mengatakannya. Buat malu saja.

"haha hyung manis sekali".

"hah? Kau! Aku tidak manis, dasar kau ini!". Beomgyu menggunakan bukunya untuk memukul adik kelasnya.

"aduh hyung sakit" Huening mencoba melindungi dirinya dari serangan buku Beomgyu, tidak keras kok, ia hanya ingin bercanda dengan kakak kelasnya.

"rasakan itu" Beomgyu masih memukul kecil badan Huening dengan bukunya.

"tapi hyung memang manis-, aduh hei hyung hentikan"

"haha rasakan, ini lagi, ini... " Beomgyu masih memukul mukul tubuh Huening sambil tertawa. Ia senang dapat mengerjai adik kelasnya.

Seharusnya yang begitu itu aku.

::

Taehyun segera merapikan buku bukunya. Ia rasa sudah cukup belajar untuk hari ini. Lagian teman belajarnya sedang makan di kantin. Ia mengambil susu cokelat dalam tasnya dan satu roti cokelat. Ia rindu Beomgyu. Sudah lama ia tak makan bersama. Sekalian ia ingin minta maaf pada Beomgyu karena sudah lama tak bermain bersama.

Melangkahkan kakinya menuju kelas Beomgyu. Kelas Beomgyu sepi, karena jam istirahat. Pasti semua siswa ada di kantin. Taehyun saja yang seakan lupa kalau jam istirahat digunakan oleh para siswa untuk makan di kantin, karena terlalu asik belajar. Ia berjalan menuju kantin. Tiba tiba saja ada yang merangkulnya.

"baru kelihatan? dari mana saja sih?" kata seseorang yang ada disampinya.

"iya lagi sibuk nih", jawab Taehyun dengan kekehan.

"sibuk apa memang?"

"belajar lah, kan minggu depan ujian" ujarnya sambil bersama sama melangkah menuju kantin. "kamu memang tidak belajar?"

"hey kau berlebihan sekali, pantas saja haha. Aku belajar kok, tapi tak seperti mu", ringis Sunwoo.

Taehyun berhenti melangkah, tangan Sunwoo yang masih berada pada bahunya sedikit terhuyung.

"kau ini, hampir aku terjatuh tahu!" protes Sunwoo sambil melepas rangkulan tangannya.

"apa maksud mu? pantas saja? apanya?". Alis Taehyun sedikit terangkat, ia tidak mengerti maksud teman satu kelas Beomgyu ini. Apanya yang pantas saja.

Sunwoo tertawa kecil, memasukkan tangan pada saku celana. Ia mengedikkan bahu, "hmm, kau itu orangnya berlebihan ya?". Ucapnya sarkas.

Taehyun semakin tidak mengerti. Sunwoo ini bertanya namun seakan mengutarakan opini tentangnya.

"sampai meninggalkan Beomgyu begitu sampai membuat anak itu sedih dan sangat ketara di kelas
Padahal kalian itu lengket tapi tiba tiba seperti ada tembok yang membatasi kalian akhir akhir ini" ucap teman Beomgyu.

"Kau berambisi menjadi yang terbaik untuk diri sendiri pada ujian ini atau hanya pencitraan semata?".

Taehyun membulatkan matanya. Apa apaan maksud orang ini. Siapa pencitraan. Ia memang ingin menjadi terbaik untuk ujian. Meninggalkan Beomgyu? Bahkan Taehyun tak pernah sekali pun akan melakukan hal tersebut. Bahkan memikirkan saja Taehyun tak pernah.

"bagaimana bisa kau berkata begitu?", sanggah Taehyun dengan tangan yang mengepal, tatapan tak suka ia lemparkan pada pria didepannya ini. Taehyun hanya tak terima dengan Sunwoo, yang mengatakan ia sampai meninggalkan Beomgyu.

"kau cari tahu saja sendiri. Di taman. Sudah beberapa hari lalu". Sunwoo berkata sambil berbalik meninggalkan kantin dan Taehyun. "kalau dia milik mu. Jangan bodoh ya. Bye". berjalan pergi seperti orang angkuh.

Taehyun masih tidak paham maksud Sunwoo. "cari tahu apa memang? Taman, sudah beberapa hari? Apanya?".

Taehyun masih mencerna maksud dari teman Beomgyu itu. Ia tidak ingin lebih penasaran. Jadi Taehyun melangkahkan kakinya menuju taman. Itu satu satunya petunjuk. Ia berlari. Ini pasti bersangkutan dengan orang yang sedang dicarinya.

Ia menghentikan langkahnya saat sampai dipohon dekat taman. Ia melihatnya. Tawa itu sudah beberapa hari tidak ia lihat. Nafas Taehyun masih terengah, ia tertawa kecil, meringis melihat sesuatu yang ada di depan matanya. Nafasnya semakin tak teratur saja. Ia kemudian bersembunyi pada pohon disampingnya sambil memagang dadanya yang tiba tiba terasa sesak. Entah antara ia lelah berlari dari kantin menuju taman belakang sekolah. Atau karena hal yang ia lihat.

"hah-", helaan nafas Taehyun.

"aku butuh air, susu cokelatnya aku taruh saja dimejanya", kemudian Taehyun berjalan meninggalkan taman dengan satu tangan pada dada. Dan tangan yang satu memegang susu dan roti cokelat untuk Beomgyu.

"seharusnya yang begitu itu aku" lirihnya menjauh.

.

.

.

Besok saya perang T.T semoga dengan update hari ini saya mendapat pahala..XD

Maaf untuk kesalahan yang ada.

SeeU 👋❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top