Muncul?

Yoru berdiri di balkon sambil melamun, memikirkan tentang siapa orang yang mencari dirinya itu. Entah kenapa pikirannya kali ini benar-benar gundah, ia meminum coklat panasnya sambil menghela napas panjang. Toxin yang melihatnya pun menghampirinya.

"Yoru."

Yoru melihat ke arah Toxin, "Ada apa Toxin?"

"Kenapa kau gelisah?"

"Aku sedang tak enak badan saja."

"Apa kau sedang memikirkan seseorang?"

"Yah ... begitulah ..."

"Kasus itu memang tak bisa dilupakan bukan?" katanya sambil menopang dagunya.

"Iya. Jujur aku tak mau bertemu lagi dengan orang tersebut. Tapi kenapa dia muncul lagi?"

Toxin menepuk pundak Yoru pelan sambil tersenyum. "Sudahlah tidak usah terlalu dipikirkan. Kau menyuruhku untuk melupakannya tapi kau sendiri malah mengkhawatirkannya."

"Maaf, aku akan mencoba tak memikirkannya." kata Yoru sambil tersenyum.

"Aaaah lihat si imut ini~" kata Toxin sambil mengusap-usap kepala Yoru.

"Ah sudahlah! Kau selalu saja melakukan ini." kata Yoru sambil menepis tangan adiknya dan wajahnya kembali memerah.

"Hehe aku suka wajahmu yang memerah itu. Sangat lucu."

Saat mereka berdua sedang bercanda tiba-tiba saja dari arah pepohonan muncul sebuah peluru yang melesat begitu cepat. Dengan cepat Toxin menyelamatkan Yoru yang hampir terkena peluru tersebut. Peluru itu langsung memecahkan kaca jendela yang membuat semua orang yang ada di dalam rumah panik. Neight dan yang lainnya bergegas menuju lantai 2 untu memeriksa keadaan mereka berdua.

"Apa itu tadi?" tanya Neight.

Byakuya melihat sekeliling dan terkejut saat melihat kaca jendela yang pecah serta sebuah peluru yang berada di bawahnya.

"Kakak, ada peluru!" serunya.

"Peluru? Dimana?" tanya Creha.

"Disini." ia menunjuk peluru tersebut.

"Kalian tak apa-apa?" tanya Neight.

"Aku baik-baik saja." kata Toxin.

"Syukurlah."

"Sialan! Siapa sih yang asal menembak siang bolong seperti ini?" tanya Yoru kesal.

"Sebaiknya kalian di bawah saja. Aku takut terjadi apa-apa nanti."

"Baik Kak Neight."

Mereka semua turun menuju lantai bawah, Toxin melihat ke arah pepohonan yang rimbun itu dengan tatapan yang curiga. Apakah dia benar-benar mengincar dirinya? Atau malah mengincar Yoru? Ia mungkin harus lebih waspada lagi.

Malam harinya mereka berdua mendapatkan sebuah misi untuk berpatroli di sekitar menara Tokyo. Dikabarkan bahwa daerah sekitar itu sedang rawan dengan berbagai kejahatan, Yoru dan Toxin yang kini berpakaian seperti orang biasa pun memulai kegiatannya, mereka berjaga-jaga siapa tahu bertemu dengan salah satu orang yang melakukan kejahatan.

Di perjalanan Toxin melihat sebuah toko yang menjual taiyaki, semacam kue berbentuk ikan. Yoru yang berjalan di depannya kembali memutar lagi karena sang adik tak mengikutinya.

"Toxin apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya.

"Aku mau itu." katanya sambil menunjuk taiyaki tersebut.

"Kau kan sudah makan tadi. Kita sekarang kan sedang bekerja."

"Belikan aku itu dulu. Baru aku akan bekerja."

"Tidak mau kita harus bekerja."

"Aaaa ayo belikan Yoru." rengek Toxin sambil menarik-narik baju Yoru.

"Hah tch, iya deh."

"Yeeeey."

Toxin melompat kegirangan seperti anak kecil sementara Yoru hanya melihatnya. Ia membeli 2, satu untuk Toxin dan satu untuk dirinya. Ia memberikannya kepada Toxin.

"Ini."

"Suapin dong." katanya sambil berlagak imut.

"Makan sendirilah dasar."

"Suapin, aaaa."

Yoru langsung memasukkan taiyakinya ke mulut Toxin dengan agak kasar hingga Toxin tersedak.

"Uhuk ... uhuk ..."

Dengan cepat Yoru memberikan cokelat panas ke Toxin, dia meminumnya perlahan hingga dirinya merasa lebih baik.

"Kau mau membuatku mati apa?" tanya Toxin.

"Maaf aku gak sengaja." kata Yoru.

"Gak sengaja? Untung aku cuma keselek gak sampe mati. Hah tau ah."

Toxin meninggalkan Yoru sendirian di sana, dia berlari dengan cepat hingga membuat Yoru kewalahan.

"Toxin! Tunggu hei dasar sialan!"

"Haha, kejar aku kalau bisa!"

Mereka berlari hingga sampai di sebuah jembatan. Pemandangan malam itu sangat indah, menara Tokyo terlihat sangat jelas, gunung Fuji pun sangat indah walau di malam hari. Toxin tersenyum penuh kemenangan melihat Yoru yang kelelahan karena mengejarnya.

"Haaahh ..... haaahh .... dasar kau."

Toxin mendekati Yoru yang sudah kelelahan dan dia memberikan taiyakinya. "Ini, hadiah karena sudah mengejarku."

Yoru memalingkan mukanya kesal karena tingkah Toxin yang menyebalkan itu.

"Ayolah jangan ngambek. Aku kan sudah berbaik hati memberikanmu ini."

"Dasar kau ini."

Yoru menarik tangan Toxin kemudian membawanya ke dalam pelukannya. Ia memeluk Toxin dengan erat, Toxin pun membalas pula pelukan Yoru.

"Toxin. Aku berjanji akan selalu melindungimu."

"Aku pun juga begitu, Yoru."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top