[30] Menua bersama (END)
Ali dan Prilly sedang berada di Bali sejak tiga hari yang lalu, liburan yang awalnya di rencakan lusa itu malah tertunda hingga akhirnya mereka bisa berlibur dua bulan kemudian. Sangat jauh melenceng dari waktu yang telah di rencakan, memang seperti itu manusia hanya mampu berencana untuk selanjutnya Allah yang mengambil alih semua. Tidak pernah terpikir bahwa mereka batal ke Bali karena tiba-tiba saja Reyandra jatuh sakit dan harus di rawat selama seminggu, setelahnya Prilly harus kembali mengajar karena masa cutinya sudah habis belum lagi Ali yang juga harus bertanggung jawab pada pekerjaannya.
"Sayang kamu di mana?" Ali mencari-cari Prilly, ia baru keluar dari kamar mandi. Lelaki itu menggosok rambutnya yang masih basah dengan handuk.
Ali menunduk ketika menginjak sesuatu, lelaki itu membungkuk untuk meraih kertas yang berada di bawah kakinya. "Surat?" Kening Ali berkerut dalam. Karena penasaran ia membuka surat itu tidak sabaran.
Assalamualaikum.
Kening Ali semakin berkerut ketika membaca kata pertama yang tertulis di kertas itu. "Wa'alaikumsalam," ucap Ali pelan.
Kamu bingung ya kenapa aku ngasih surat?"
Tanpa sadar Ali mengangguk.
Santai aja, duduk dulu. Aku udah buatin teh hangat buat kamu, di minum ya.
Pandangan Ali jatuh pada meja yang di atasnya terdapat segelas teh, lelaki itu berjalan lalu duduk di sofa yang tersedia di kamar hotel yang ia tempati.
Sebelum melanjutkan membaca, Ali meminum sedikit teh yang masih terasa hangat itu. Itu berarti teh ini belum lama dibuat, mungkin Prilly membutnya di saat ia sedang mandi.
Aku tidak pernah menduga bahwa aku akan hidup bersamamu, berdampingan denganmu. Membuka dan menutup mata ada kamu di sampingku. Tidak pernah menduga sama sekali.
Pertemuan kita kala itu hanya ketidaksengajaan, tetapi aku percaya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan dalam cinta. Dan, pertemuan kita malam itu memang sudah di rencanakan, sebuah garis takdir yang memang sudah di tentukan.
Tuhan mempersatukan kita lewat cara seperti itu, tidak ada kesan indah sama sekali. Pertama kali netra saling bertubrukan aku merasa ketakutan akan tatapan yang kamu berikan.
Ali tersenyum kecil ingatannya terseret pada waktu pertama kali ia bertemu dengan Prilly, saat itu dia kacau.
Peristiwa itu membawa kita pada masalah yang begitu pelik, aku sempat membenci kamu, menyesali pertemuan itu. Aku sempat bertanya, mengapa Tuhan menghadirkan kamu di hidupku? Padahal aku sama sekali tidak membutuhkan kamu.
Aku harus menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal, aku tahu kamu hanya dari Humaira dia sering bercerita tentang sahabatnya yang bernama Ali, sudah itu saja.
Waktu terus berjalan dan akhirnya aku harus menjalani kehidupan bersamamu, belajar mencintamu, dan ternyata aku berhasil terima kasih ya.
Kita telah melewati semuanya, ujian yang pernah menerpa rumah tangga kita. Pada hakikatnya semua ujian itu sebagai tali pengerat akan hubungan kita semakin kuat.
Aku ingin berterima kasih padamu, untuk semuanya. Aku hanya meminta satu hal, tetap bersamaku ya. Oh iya, ada hadiah untukmu yang aku letakkan di bawah bantal. Setelah kamu membuka hadiah dariku temui aku di tepi pantai.
Dari aku, bidadari hatimu.
Ali menutup surat itu dengan perasaan haru, ia mencari hadiah yang diberikan oleh Prilly. Lelaki itu mengambil kotak kecil yang terletak di bawah bantal.
Ali tertawa kecil ketika membuka kotak itu, ia bergegas pergi untuk menemui Prilly.
***
Deburan ombak terdengar lembut merasuk pendengaran, hembusan angin membuat ujung jilbab yang dikenakan Prilly bergerak-gerak. Sesekali air laut membasahi kaki Prilly yang sedang berjalan di tepi pantai tanpa alas kaki.
"Sayang!"
Panggilan itu membuat Prilly menoleh, mata hazel-nya menyipit ketika terkena sinar matahari. Senyuman terbit dibibir merah ranumnya, Ali menemuinya itu berarti suaminya itu telah membaca surat serta menerima hadiah darinya.
"Suka sama hadiahnya?"
Ali mengangguk beberapa kali, tanpa aba ia memeluk Prilly sangat erat. "Terima kasih," ucapnya lembut.
Prilly tersenyum ia membenamkan kepalanya di dada Ali. "Semoga kali ini kita bisa menjaga amanah itu dengan baik."
Ali mengurai pelukannya lantas berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan perut Prilly. "Baby, kamu baik-baik ya di dalam. Papa bakal jagain Mama kamu dengan baik," ucap Ali lantas mendaratkan satu kecupan lembut di perut Prilly.
Prilly tekekeh kecil, tangannya menyisir lembut surai rambut lebat milik Ali.
"Sayang." panggil Prilly.
Ali mendongak lantas berdiri. "Apa?"
Prilly menggeleng pelan lantas duduk di atas pasir, Ali mengikuti apa yang dilakukan oleh istrinya itu.
"Senjanya cantik ya." mata Prilly fokus menatap semburat jingga yang terlukis indah di langit.
"Lebih cantik kamu," balas Ali.
Prilly mencibir. "Gombal! Senja itu cantik, mungkin hampir semua penduduk bumi mengangumi keindahnya."
"Termasuk kamu?" tanya Ali yang mendapat anggukan dari Prilly.
"Kamu pasti juga termasuk, kan?"
"Emm, aku lebih suka pagi." Ali menatap Prilly.
"Kenapa?"
Ali mengedikkan bahu. "Suka aja," jawabnya. "Mau suka pagi atau suka senja, buat aku nggak penting."
"Kok gitu? Terus yang penting apa?" lagi-lagi Prilly bertanya.
"Yang penting aku bisa menjemput pagi hingga melepas senja sama kamu."
Prilly tertawa. "Belajar gombal dari mana sih?"
"Dari google."
Prilly melotot mendengar jawaban Ali detik selanjutnya ia terkekeh geli. "Temani aku dari menjemput pagi hingga melepas senja ya." Prilly menyandarkan kepalanya di pundak Ali, tempat ternyaman sebagai sandaran. Pundak kokoh itu akan selalu menjadi penopang untuk hari ini dan seterusnya.
Ali mengangguk, tangannya mengusap lembut punggung Prilly. "Balik ke hotel yuk, udah mau maghrib," ajak Ali.
"Ayo." Prilly berdiri diikuti Ali, perempuan itu memekik ketika tiba-tiba saja tubuhnya terasa melayang bahkan berputar.
Prilly memeluk leher Ali. "Pusing." keluhnya. "Turunun ish!"
"Aku gendong sampai hotel, aku nggak mau kamu kecapean."
"Malu diliat sama orang." bisik Prilly.
"Mereka punya mata wajar kalau liat."
Prilly menghela nafas pasrah ia menurut saja dengan ucapan suaminya itu. Kepalanya bersandar di dada Ali dengan mata yang terpejam, perempuan itu menikmati setiap waktu yang dimilikinya bersama Ali.
SELESAI
***
Gimana? setelah lama nggak update eh pas update tiba" selesai aja😆 maafkan segala kekurangan yang ada di dalam cerita ini ya.
Terima kasih untuk kalian yang sudah bersedia mengikuti kisah ini dari awal sampai akhir, aku sayang kalian💕
Apa kesan kalian setelah membaca cerita AUFC? Tuliskan di kolom komentar ya karena aku pengen tahu_-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top