[1] Kecewa
Tak ada alasan untuk sakit hati
Kehendak Allah SWT sungguh sempurna.
-Guru Sekumpul-
***
Ali Dinata Reyandra. Lelaki yang menggunakan seragam pilot itu berjalan menuju lift. Sesampainya di dalam lift ia menekan angka 5 untuk mendatangi tempat yang akan ia tuju. Hari ini adalah hari spesial bagi Ali, karna hari ini ia akan melamar sang kekasih. Aletta, perempuan beruntung yang telah berhasil memikat hati Ali. Seorang lelaki yang sulit untuk jatuh cinta. Ali dan Aletta telah menjalin hubungan selama 2 tahun dan kini saatnya Ali akan membawa Aletta ke dalam hubungan yang lebih serius. Saat tiba di Jakarta Ali sudah tidak sabar ingin menemui pujaan hatinya itu bahkan sekedar berganti pakaian saja lelaki itu tidak sempat. Padahal biasanya Ali selalu mengganti seragamnya terlebih dahulu saat keluar dari area bandara.
Sesaat sebelum lift terbuka. Ali tersenyum sambil menatap se-bouquet bunga mawar putih yang ada di genggamannya. Di ambilnya kotak beledu dari dalam saku, mengecup benda itu lantas kembali menyimpannya ke tempat semula.
Lift terbuka. Ali keluar dan tiba-tiba saja tubuhnya terasa membeku, ia mematung di tempat. Tidak jauh dari tempatnya berdiri seorang perempuan tengah bercumbu mesra dengan seorang lelaki di depan pintu apartemen. Dan perempuan itu tak lain adalah Aletta, kekasihnya. Lalu siapa lelaki yang sedang asyik membelai lembut pipi mulus Aletta?
Nafas Ali memburu tangannya mengepal di tatapnya se-bouquet bunga mawar putih yang sedang ia genggam. Tatapannya sendu bukan lagi tatapan penuh binar seperti saat pertama kali ia menatap bunga itu. Ali menjatuhkan bunga itu begitu saja. Sudah tidak ada gunanya lagi, kan?
Mata elangnya kembali menatap Aletta yang sedang bergelayut manja di tangan kekar lelaki itu. Perempuan itu tersenyum bahagia dan Ali tidak pernah mendapat senyuman seperti itu dari Aletta. Senyum tulus menenangkan dan sayangnya senyuman itu bukan untuk Ali.
Tatapan mereka bertemu. Bola mata Aletta membulat ketika menatap mata elang milik Ali. Dengan gerakan cepat Aletta berjalan ke arah Ali.
"A-li." tenggorokan Aletta rasanya tercekat ketika menyebut nama lelaki yang kini sedang menatapnya dengan tatapan sendu.
Tangan Ali terangkat memberi intruksi pada Aletta agar tidak mendekat. "Cukup sampai disini. Ternyata ini yang kamu lakuin di belakang aku." suaranya pelan tapi terdengar tegas.
Aletta menggeleng. "Gak li, ini gak seperti apa yang kamu pikirin." Aletta mendekat tak peduli dengan Ali yang memundurkan langkahnya.
"Jangan mendekat Aletta!" perintah Ali yang di indahkan oleh Aletta. Perempuan itu mencekal pergelangan tangan Ali namun dengan kasar lelaki itu menepisnya.
"Aku bisa jelasin semuanya." Aletta mulai menangis. Dan Ali memalingkan wajahnya, ia paling tidak kuat jika harus melihat seorang perempuan mengeluarkan air mata.
"Aku nggak mau denger penjelasan apapun dari mulut kamu, bagi aku apa yang aku lihat sudah membuktikan semuanya," ucap Ali tanpa menatap Aletta
"Sudah lah sayang, tidak perlu lagi berpura-pura. Lagiankan uang hasil kamu morotin dia selama 2 tahun udah banyak." lelaki yang sedari tadi menonton drama Ali dan Aletta bersuara. Tangannya bersedekap dada menatap remeh ke arah Ali.
Ali tersenyum tipis senyuman yang sarat akan kekecewaan. "Terima kasih untuk semuanya." Ali pergi begitu saja setelah mengucapkan kalimat itu.
"TUNGGU lI!"
Ali menulikan telinganya dari teriakan Aletta. Lelaki itu bergegas memasuki lift ingin secepatnya menghilang dari pandangan perempuan yang telah mengkhianatinya.
Ali memasuki mobil lalu menutup pintunya dengar keras. "Argrghhhhhh!!" teriak Ali sambil memukul setir di hadapannya.
"Bangsat!" maki Ali sambil mengacak rambutnya frustasi. Emosi yang sedari tadi ia tahan kini meledak.
Ali menghidupkan mobilnya, tanpa aba-aba ia melajukan mobil mewah itu dengan kecepatan tinggi.
Dikuasi oleh perasaan yang campur aduk antara marah, kecewa dan sedih membuat Ali kacau. ia mengendarai mobil seperti orang kesetanan, sesekali ia berteriak untuk melampiaskan rasa amarahnya.
Cittttt
Ali menginjak pedal rem secara mendadak ketika hampir menabrak pejalan kaki yang ingin menyebrang. Segala macam umpatan lolos dari bibir Ali, bukannya mengucap syukur karna tidak terjadi apa-apa lelaki itu malah mengumpat dengan kata-kata kasar.
"Udah bosan hidup lo!" teriak Ali menatap ibu-ibu yang hampir ia tabrak. Ali kembali melajukan mobilnya tanpa peduli dengan beberapa orang yang meneriakinya.
***
Ali memasukkan mobilnya ke dalam garasi setelah itu berjalan menuju pintu utama rumah mewah bergaya eropa di hadapannya.
"Siang tuan." sapa seorang pelayan ketika Ali memasuki rumah.
Ali melenggang begitu saja tak membalas sapaan pelayan itu.
"Ali." suara seseorang yang memanggil namanya membuat Ali menghentikan langkah ketika ingin menaiki anak tangga pertama menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
Ali berbalik dan menatap malas ke arah lelaki berumur lebih dari setengah abad itu.
"Mana Aletta?" Bukannya kamu berjanji ingin membawanya kerumah hari ini?" tanya Reyandra, papah Ali.
"Semuanya berantakan." jawab Ali.
"Maksud kamu apa? Dia menolak lamaran kamu?"
Ali mengepalkan kedua tangannya menahan emosi ketika mengingat Aletta yang tega menghianatinya. "Aletta selingkuh."
Reyandra tertawa lalu menepuk pelan pundak Ali. "Sudah papa bilangkan sama kamu kalau Aletta bukan perempuan baik-baik, dia hanya memanfaatkan kamu."
Ali hanya diam tak berniat membalas ucapan Reyandra yang memang benar adanya.
"Tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi." Reyandra kembali berucap ketika melihat raut wajah Ali yang terlihat kecewa.
"Ingat, besok malam kita akan pergi menemui rekan bisnis papa. sesuai janji kamu jika tidak bisa membawa Aletta kerumah ini maka kamu akan menerima perjodohan itu." lanjut Reyandra setelah itu berlalu begitu saja meninggalkan Ali.
Ali menghela nafas setelah itu kembali melanjutkan langkahnya.
Sesampainya di kamar Ali langsung membanting tubuhnya ke atas kasur. Ia menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong merenungi setiap kejadian pahit yang terjadi dalam hidupnya. Mengapa takdir selalu saja mempermainkan dirinya? seolah-olah tuhan tidak pernah membiarkan dirinya untuk bahagia. Ali menekan bagian dadanya rasa sesak itu kambali hadir membuat ia seakan sulit untuk bernafas lega.
"Ali, buka pintunya woy! teriakan beserta ketukan pintu yang keras membuat Ali tersadar dari lamunannya. Dan dengan malas berjalan kearah pintu untuk membukanya.
"Gue pengen denger cerita lo, gimana lamarannya, berhasil? Cie yang bentar lagi mau nikah." cerocos seorang perempuan cantik bertubuh mungil ketika pintu terbuka.
Ali menatap datar kearah perempuan yang berdiri di hadapannya.
Perempuan itu mengerutkan kening heran melihat ekspresi wajah Ali yang terlihat murung. Bukannya habis melamar pujaan hati, kenapa mukanya keliatan sedih?
"Kok diem, kenapa?" tanya perempuan itu.
"Aletta selingkuh, Ra." jawab Ali lalu memeluk erat perempua di hadapannya.
Perempuan itu pun membalas pelukan Ali, ia bisa mendengar isakan kecil yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Hebat sekali perempuan yang berhasil membuat seorang Ali Dinata Reyandra menangis. Ali menangis? Sepatah apakah hati lelaki itu hingga membuatnya mengeluarkan air mata.
***
Terima kasih karna telah membaca cerita ini💕, jangan lupa berikan vote dan komentarnya :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top