Changed
Mendengar namanya disebut, pria itu pun menoleh dan terkejut melihat sosok yang kini berdiri tepat di hadapannya. Itulah orang yang selama ini mereka cari, Amato. Bahkan Ochobot pun ikut terkejut dibuatnya.
"Ayah?"
"Nanti saja, kita pergi ke Kota Hilir terlebih dahulu. Kita sudah tidak bisa tinggal di sini untuk hari raya, mengingat rumah Atokmu sudah dijadikan tempat wisata," ucap Amato, rasanya ingin sekali Boboiboy membantah namun apa yang ayahnya katakan itu benar. Sebuah rumah yang sudah tak dapat disebut sebagai 'rumah'.
Dengan berat hati, Boboiboy mengikuti Amato menuju mobilnya dan segera melaju mengarah ke Kota Hilir, tempat ayahnya dulu tinggal.
Sekitar lima jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Amato pun segera memarkirkan mobilnya dan turun. "Ayo, Nak. Banyak hal yang ingin ku katakan padamu."
Boboiboy hanya menurut sembari membawa barangnya yang hanya berupa sebuah tas ransel berukuran besar, lalu mengikuti ayahnya yang sudah masuk terlebih dahulu ke dalam rumah.
"Kau bisa duluan ke kamar, Ochobot. Aku ingin berbicara empat mata dengan Boboiboy," ucap Amato, robot kuning itu hanya menurut dan segera naik ke lantai dua. Kini hanya tersisa kedua pria tersebut di ruang tamu, Boboiboy pun menghela napas dan menatap sang ayah. "Jadi, apa yang Ayah ingin bicarakan?"
"Apakah benar tidak ada cara bagi kalian untuk kembali, Gempa?" tanya Amato yang membuat pria itu terkejut. Bagaimana ia bisa menyadari bahwa dirinya bukanlah Boboiboy yang asli?
"Jawab saja, Gempa. Kau memang sangat mirip, bahkan hampir sama persis dengan anakku. Tapi kau harus tahu, seorang ayah tak mungkin salah mengenali anaknya sendiri," balas Amato.
Inilah salah satu alasan mengapa ia tidak ingin menemui Amato, bahkan ia bisa mengetahui itu dalam sekejap!
"Tidak bisa, keenam elemen lain menghilang dan aku tidak bisa melacak keberadaan mereka. Tubuh asli tuan kami tidak bisa kembali jika seperti ini, kecuali aku bisa bertemu kembali dengan mereka semua," balas Gempa tenang seperti biasanya, Amato pun menghela napasnya. "Apa menurutmu mereka semua ada di suatu tempat?"
"Kurasa mereka semua kini menjadi roh penjaga elemen, mengingat mereka semua sudah tewas."
Suasana kemudian menjadi hening, dari kedua pihak belum menemukan topik yang cocok untuk dibahas di hari raya kali ini, terutama setelah perbincangan sebelumnya.
"Gempa?"
"Ya?"
"Bisakah kau tetap menjadi anakku?"
Gempa pun masang senyuman manis guna menutupi kegundahan hatinya. "Itu memang sudah tugas kami sebagai para kekuatan. Sayangnya, kami gagal sehingga tubuh aslinya menghilang sebagai akibatnya."
"Baiklah, Ayah percaya padamu. Oh ya Boboiboy, kau ingin makan apa untuk besok? Kita tidak ada makanan di sini," tanya Amato seakan tidak ingat apapun, Gempa pun tersenyum simpul. "Ntahlah, tapi sepertinya ketupat atau lemang akan terasa lezat. Oh, jangan lupakan opor dan sambal!"
"Hei, jangan terlalu banyak! Yang bisa makan disini hanya kita berdua, Ochobot tidak bisa makan dan Mechabot harus mengawasi stasiun luar angkasaku," protes Amato, Gempa pun terkekeh. "Baiklah, kita mulai sekarang saja bersiapnya. Aku akan memasak, sedangkan Ayah dan Ochobot mempersiapkan dekorasi rumah."
Amato pun menatap Gempa tidak yakin atas pembagian tugas yang dilakukan oleh pria itu. "Memangnya kau bisa memasak?"
"Hei Tuan, aku adalah elemental yang paling handal dalam urusan rumah, kau salah jika meragukanku dalam urusan memasak," balas Gempa sebelum ia pergi ke dapur untuk mulai memasak.
"Aku tidak yakin dengan anak itu, semoga saja rumah ini tidak terbakar akibat ulahnya."
- THE END -
I know it's late already but, HAPPY EID MUBARAK 1443 H EVERYONE! May God bless you all :D
Byee~
- Zara Aishada -
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top