Can You?

Benarkah rumah adalah tempat untuk kembali? Tempat dimana kita bisa melepas hari yang berat? Namun, mengapa kata 'rumah' justru terasa menyakitkan?

"Ah, kuharap keadaan tidak berubah. Terlalu banyak kenangan yang terus berputar di sana," gumam pria yang kini baru menginjak usia dua puluh lima tahun tersebut sembari menatap tetesan air hujan melalui jendela kamarnya.

"Kau tidak bisa seperti ini terus, Boboiboy. Bagaimana pun, Pulau Rintis juga merupakan rumahmu. Kalau kau terus menerus menghindar, justru itu akan membuatmu bertambah sakit!" omel robot bulat berwarna kuning pada pria tersebut, sang pemilik hanya meliriknya sekilas sebelum menghembuskan napas. "Aku tidak bisa, Ochobot. Lebih tepatnya ... aku tidak mau kembali ke sana setelah apa yang terjadi di hari itu."

"Hei, kau hanya akan pergi ke Pulau Rintis, bukan ke tempat lain. Kau tak pernah sekalipun kembali kesana setelah kejadian itu dan sudah berapa lama? Oh astaga, mungkin sepuluh tahun lebih."

"Aku tidak bisa, Ocho .... Tidak bisakah kau memahami hal itu?"

"Bukankah sama saja? Kau sendiri selalu dihantui oleh semua kenangan itu setiap Hari Raya, kau pikir aku tidak tahu?"

Boboiboy menghela napasnya. "Walaupun aku memang tersiksa dengan semua kenangan itu di sini, rasanya akan lebih menyakitkan jika aku kembali kesana."

"Kemana Boboiboy yang dulu kukenal pemberani? Kemana Boboiboy yang dulu pemaaf? Lagipula, bukan setiap tahun ayahmu kembali ke Bumi."

Boboiboy kembali menghela napas, mengapa power sphera miliknya itu tidak juga mengerti? Kembali ke Pulau Rintis saja ia tidak kuat, apalagi jika harus bertemu dengan Amato disana?

"Ayahmu semakin tua, kapan lagi kau akan menemuinya? Kita tidak ada yang tahu kapan ia akan benar-benar meninggalkanmu untuk selamanya."

"Kau benar. Namun kenangan tentang mereka sangat menyiksaku, Ochobot. Aku memang sendirian dan tidak ada yang mengenaliku saat berada di Kuala Lumpur, tetapi kenangan itu terasa tidak begitu menyakitkan di sini."

"Jangan jadi pecundang, melupakan bukan cara untuk menghilangkan masalah. Berdamailah dengan masa lalumu, Boboiboy."

"Bagaimana caranya, Ochobot? Semua terjadi karena salahku! Hanya sebagian kecil penduduk Pulau Rintis yang bertahan setelah kejadian itu! Teman-temanku tewas dan bahkan aku juga sampai kehilangan keenam kekuatanku!"

Ochobot tersentak dengan jawaban Boboiboy. Ia tak menyangka bahwa tuannya akan membentaknya seperti itu, lain hal dengan Boboiboy yang kini menatap Ochobot dengan perasaan bersalah. "Maaf, aku tidak bermaksud."

"Tidak apa, aku juga minta maaf karena telah membuatmu kesal," ucap Ochobot sebelum pergi meninggalkan Boboiboy sendiri di kamarnya.

Pria tersebut pun merenungkan perkataan Ochobot barusan, memang benar perkataan robot itu. Bukan setiap tahun ia bisa bertemu dengan ayahnya, namun siapkah ia dengan semua memori yang akan menyerang dirinya secara serentak?

"Ia benar, aku bukanlah seorang pengecut."

T.    B.    C.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top