9
"Bosan~" seru Eren menutup laptop kerjanya itu, membiarkan dokumen kerjanya yang masih banyak terlampir disana. Eren menyandarkan dirinya dengan malas pada kursinya. Kedua tangannya diarahkan dibelakang memangku kepalanya. Eren sedikit mendongak melihat pada langit-langit ruangan putih itu. AC disana sangat dingin, dan ruangan pribadi direktur Eren yang selalu sepi. Kaki Eren juga tidak mau diam, perlahan ia ikut naikkan ke atas meja itu tanpa sopan santun sedikitpun.
Toh, ini adalah ruangannya dan perusahannya juga. Manik hijau emerald Eren memilah keramik lantai putih itu. Sudah beberapa tahun sejak saat itu, Eren tidak terlalu terpengaruh. Karena sejak awal ia dan Levi tidak memiliki perasaan cinta. Sejak kejadian itu, Levi menghilang. Dan Eren sama sekali tidak mau ambil pusing. Orang tuanya melarang keras Eren mencari Levi dan Eren dengan senang hati menuruti perkataannya. Ia masih sama, bekerja keras dan bermain dengan omega lain.
Bekerja sebagai direktur. Dan menghamburkan uang untuk kesenangannya. Tentu saja Eren bukan orang yang bodoh, ia termasuk orang yang cerdas. Dan Eren termasuk orang terkaya yang mampu bekerja didampingi dengan sifat yang ramah dan santai. Eren tidak mencari jodoh, ia benci terikat dan apapun itu. Eren suka kebebasan, ia akan mencari apapun untuk memuaskan rasa bosan dan penasarannya.
Sejak kejadian itu Eren jauh lebih bebas. Ia tidak melihat lagi sosok kejam itu. Dan keluarga nya terlebih lagi menghilangkan semuanya tentang Levi, mereka tidak mau kasta rendah seperti mereka menodai keluarga kaya mereka itu. Eren sebenarnya sama sekali tidak masalah, mereka terlalu pesimis dan sombong. Bagi Eren, Levi adalah omega yang hebat terlepas dari status sosialnya yang rendah.
Levi adalah partner yang hebat dan bisa diandalkan. Orang angkat Levi sudah ditangkap dan di jatuhkan hukuman mati. Ia benar-benar orang yang buruk bahkan jauh lebih buruk dari apa yang dikatakan Levi dan apa yang diketahuinya. Hukuman mati pun tidak akan pantas untuk dijatuhkan padanya. Orang itu telah melecehkan anak kecil , menangkap dan menipu serta memperkerjakan anak dibawah umur dengan paksaan. Tidak sedikit anak yang meninggal karena tidak tahan dengan perlakuan kejam bak binatang itu, dan yang paling parah adalah dia berlindung dibawah status tingginya itu.
Menjijikkan, status bukanlah tolak ukur seseorang. Bahkan orang dengan status suci pun memiliki kejahatan dalam diri mereka. Dan tentu saja Eren juga, ia sadar kalau dirinya juga buruk. Dia suka bebas dengan artian lain dia cuek dan akan melakukan apapun untuk dirinya sendiri. Individual dan munafik. Selalu tersenyum dan bersikap ramah, banyak orang yang tidak menyukai itu. Mereka tidak tau seberapa susahnya Eren bertahan dalam dunia yang kejam ini, dunia dimana semua hal dipandang secara fisik.
Kasta __ Alpha, Beta, Omega
Status __ Sosial
Standar __Kelayakan
Bahkan saat Levi pergi dari hadapannya. Ia tidak merasakan apapun. Selain rasa kasihan tentu saja sebagai manusia dan lain dari itu. Ia tidak merasakan apapun. Sedingin itulah Eren, mengisi kebosanan. Melakukan apapun yang menurutnya akan mengisi kesenangannya. Eren tidak suka menjalani kehidupan yang monoton dan serius. Oleh karena itu ia memilih untuk mandiri, dan jauh dari siapapun. Ia tidak mau terikat, ia tidak mau terlihat dan ia tidak mau diatur. Seperti robot saja, itulah Eren. Karakter Eren yang kadang susah di ketahui darinya.
Dan sekarang ia benar-benar bosan bukan main. Sejak saat itu Eren melanjutkan hidupnya seperti biasa. Tidak ada yang berubah, yang berubah hanya tidak adanya keberadaan omega pasangannya itu. Eren menghela nafas untuk kesekian kalinya. Ia lagi malas mengoda para omega lainnya, mereka semua sama saja mengunakan cara yang begitu membosankan. Mengoda yang sama, dan Eren sebenarnya mulai jijik dengan hal itu.
Tok tok
Eren memutar bola matanya. "Masuk" serunya tanpa mengubah posisi duduk dan ekspresi bosannya.
.
.
Sosok bersurai kuning itu datang dari sana. Dia Armin , wakil Eren yang bertanggung jawab. Armin sangatlah pintar. Armin masuk dan meletakan dokumen kerja di atas mejanya , memandang dengan malas ke arah sang pimpinannya yang seenaknya saja tanpa sopan santun itu.
"Tuan Eren, banyak pekerjaan hari ini dan kau malah bersantai saja disini" celoteh Armin.
"Kan ada kau Armin, aku sudah bekerja keras" seru Eren mengelak dari tuntutan Armin yang benar adanya itu.
"Kau selalu saja menyerahkan pekerjaan mu padaku!" Keluh Armin berkacak pinggang pada sang pimpinan santai ini.
"Yah aku bosan~. Apa kau ada cewek baru atau permainan baru Armin??, Kau tau kan aku tidak akan bisa bekerja kalau tidak ada penyemangat" rengek Eren dengan puppy eyes.
Armin yang sudah terbiasa hanya menghela nafas pasrah dengan sifat santainya itu. "Huh, itu lagi~. Tapi aku mempunyai sesuatu yang akan menarik tuan Eren. Pekerjaan kita" ujar Armin. Eren memanyunkan bibirnya saat mendengarkan pekerjaan yang keluar dari mulut Armin. Dia melipat kedua tangannya dengan enggan dan menoleh malas ke arah lainnya. "Aku tidak akan tertipu Armin, kau mau menyiksa atasanmu?!" Seru Eren dengan nada ngambek.
Armin menatap datar, "Tapi ini benar-benar menarik. Ada kasus gelap yang melibatkan suatu klompotan yang sangat besar. Hampir sama seperti kita" ujar Armin lagi mengambil salah satu berkas pekerjaan itu.
"Kita?, Kau bercanda Armin. Kita saja paling besar di negara ini" ujar Eren menaikkan alisnya dengan heran. Dia memiliki banyak perusahaan disini dan ada pesaing lainnya yang sama itu tidaklah mungkin. Setidaknya untuk penghuni negara ini. Untuk semua informasi pasti Eren akan mendapatkannya lebih dahulu. Bisa lepas dari pengawasan keluarganya adalah sesuatu yang sangat hebat.
"Mereka sudah lama menyusup ke negara ini dan sekarang mereka mulai bergerak" ujar Armin lagi menatap serius ke arah Eren. Eren meraih berkas yang ada di tangan Armin. Disana terdapat beberapa laporan baru, dan isinya sangat menarik. Eren tersenyum tipis saat ia melihat gambar disana yang menunjukkan sosok yang seperti bangsawan dan juga sangatlah familiar bagi Eren. Tentu saja ,ia adalah seseorang yang pernah dekat dengannya dan berada di negara sebelah.
"Kau sepertinya tertarik tuan Eren. Benar, Erwin Smith ikut terlibat dalam hal ini. Dia adalah teman anda bukan tuan Eren?" Seru Armin tersenyum manis.
"Bukan teman, Lebih tepatnya sahabat. Sudah lama menghilang dan sekarang ia muncul lagi di negaraku dengan klompotan yang sama, apa yang si pirang ini rencanakan, dasar penipu" ujar Eren menampilkan sebuah senyuman misterius. Kali ini mungkin akan menarik, dengan kedatangan Erwin pekerjaan kali ini akan tidak membosankan seperti biasanya, kan?.
"Apa yang kau rencanakan kali ini Erwin Smith?"
.
.
Eren memakai jas hitam miliknya yang tergantung di kursinya. Eren menyapu rambut coklat miliknya kebelakang. Kedua matanya menatap tajam ke arah berkas yang ada pada tangan kirinya. Ia meraih ponsel di saku kanannya itu. Menekan nomor telepon bodyguard khususnya disana. Setelah itu ia meletakkan lagi ponsel itu dan merapikan jas yang terbuka sebagian, menampilkan sosok Eren yang menawan. Wajah tampan, dan jas hitam serta kaos hitam yang dikenakannya.
"Aku akan pergi sendiri Armin, kau akan bertanggung jawab" seru Eren sebelum ia pergi dari ruangannya itu. Armin menghela nafas, sepertinya akan butuh beberapa lama hingga Eren akan kembali lagi. Armin duduk di atas kursinya melihat kearah berkas itu, wajahnya kembali mendingin saat ia melihat gambar Erwin disana seolah dia adalah sampah.
"Erwin Smith, dasar pirang yang menyebalkan, kali ini aku yang akan menyiksamu sialan"
.
.
Eren membuka pintunya dan masuk ke dalam mobil duduk di salah satu jok mobil paling ujung dekat jendela. Eren membiarkan jendela itu terbuka sebagian. Angin malam yang dingin keluar dari sana. Menyapu wajah tampan Eren dan rambut coklat miliknya berterbangan secara acak. Eren memangku wajahnya dengan tangan kanan. Tangan kirinya memegang berkas di atas pahanya itu. Kedua mata Eren memandang penuh kesenangan dan sebuah senyuman manis terukir disana. Pertanda bahwa sebentar lagi permainan yang dia sukai akan dimulai.
Permainan nya dengan Erwin Smith, permainan yang sudah ia
tentukan saat pertemuan pertama mereka dulu. Dan saat ini Erwin telah mengundang dia untuk ikut dalam permainan ini. Melalui berkas ini, pekerjaan kali ini tidak akan mudah dan akan menegangkan. Erwin sama dengannya, kuat dan juga cerdik bahkan lebih cerdik. Pada umur 10 tahun, dimana hanya ada mereka berdua. Erwin berbisik pada Eren, kalau suatu saat nanti mereka akan bermain dengan 'omega itu' akan menjadi bahan dari permainan itu.
Yaps, permainan antara dirinya dan Erwin dengan pertaruhan Levi yang ikut disana!.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top