Ch 1; Is It A Fate?
Silakan Baca, Vote dan Komen.... ^^
Pemuda tampan bernama Yibo itu hanya memutar bola matanya bosan menatap gadis yang ada di depannya.
"Gege, aku sudah menunggumu sejak lama. Dan saat aku sudah satu universitas denganmu, kini bisa dekat denganmu, kenapa aku tidak bisa jadi kekasihmu?"
Yibo menghela napas bosan, ia alihkan pandangannya ke arah sungai dimana ada kapal motor kecil yang lewat.
"Gege!"
Dengan risih, Yibo menggaruk rambutnya kasar.
"Yuwen, kenapa kau bersikeras ingin jadi kekasihku?"
"Karena aku mencintaimu gege... Aku kurang apa coba? Aku cantik, ayahku seorang dokter di rumah sakit ternama, aku juga pintar. Nah, mana ada yang mau menolakku."
Yibo tidak mendengar sepenuhnya apa yang gadis itu ucapkan. Dia sudah banyak menerima pernyataan cinta dari banyak gadis yang modelnya seperti gadis yang ada di depannya sekarang ini.
"Gegeeee ayo bicaralah!"
Sungguh! Yibo ingin sekali menyumpal mulut gadis itu.
"Masih ada satu yang kurang."
Gadis itu ---ah, maksudku Yuwen memiringkan kepalanya dengan heran. "Kurang? Apa yang kurang?"
"Kurang rendah hati. Aku benci wanita sombong yang membanggakan profesi orang tuanya! Carilah pria yang menyukai tipe wanita sepertimu."
Sedetik kemudian, Yuwen seperti ingin menangis, tapi ia tahan sekuat tenaga.
"Terus, tipe wanitamu seperti apa? Aku janji, aku akan berubah sesuai maumu jika gege mau jadi kekasihku."
Yibo berdecak kesal, ia tidak menduga kalau Yuwen begitu keras kepala untuk menjadikannya kekasihnya. Dengan bosan, Yibo memandang ke sekitar Sungai Huangpu, dan tiba-tiba kedua matanya terhenti pada satu objek yang begitu menarik perhatiannya. Sosok manis yang begitu indah di pandang mata.
Tanpa Yibo sadari, ia berucap dengan sendirinya.
"Indah..."
"Huh? Gege tadi bilang apa? Aww... Akhirnya gege sadar juga kalau aku memang indah."
Yibo tersadar, ia mengarahkan pandangannya lagi pada Yuwen yang sekarang sedang tersenyum-senyum malu. Daripada bersama dengan gadis gila ini, Yibo lebih baik mendatangi sosok indah yang sedang melamun di pinggir sungai itu.
Tanpa bicara apa-apa lagi, Yibo berjalan menuju sosok yang sejak tadi telah mencuri perhatiannya.
"Yaah!! Yibo gege! Mau kemana??"
Namun Yibo tidak menjawab, kakinya terus ia langkahkan menuju sosok yang ingin Yibo dekati sekarang ini. Sedangkan Yuwen dalam hati mengutuk Yibo dan berlari kecil untuk mengikutinya.
.
.
.
Hari ini merupakan hari yang sial bagi seorang pemuda manis bernama Xiao Zhan. Bagaimana tidak sial? Ia tadi pagi bangun kesiangan, membuat dia berlari dari rumah menuju halte bus untuk menuju sekolahnya.
Untunglah, saat dirinya sampai di sekolah, pintu gerbang sekolah belum benar-benar tertutup, dan Xiao Zhan harus berteriak pada salah satu guru yang menjaga gerbang saat itu untuk tidak menutupnya terlebih dulu.
Ia lega, karena tidak mendapat hukuman kedisiplinan karena ia tak jadi terlambat. Tapi... Ia lupa akan satu hal, tugas sejarahnya tertinggal di rumah. Tidak hanya itu, ia mengerjakan tugas sejarahnya dengan cara menyalin pekerjaan milik sahabatnya, Wang Zoucheng, dan tentu saja tugas milik Zoucheng juga tertinggal di rumah.
Otomatis baik dirinya dan Zoucheng mendapatkan hukuman lari mengelilingi lapangan basket sebanyak sepuluh putaran. Dan setelah itu, sudah Xiao Zhan duga. Zoucheng marah, ia pindah tempat duduk dan seharian mendiaminya.
"Ugh... Kuharap kesialan tidak terjadi lagi kali ini." Gerutu Xiao Zhan.
"Gegeee tunggu aku!"
Pemuda manis itu menoleh ke arah sumber suara yang tidak jauh darinya. Dan tepat saat ia menoleh, ia dikejutkan dengan sesosok pemuda yang berdiri gagah di dekatnya dengan memandang tajam padanya. Itu membuat Xiao Zhan menaikkan sebelah alisnya. Dan beberapa detik kemudian, munculah seorang gadis yang sedikit kesulitan berjalan karena high heels yang ia pakai. Ah. Jadi yang tadi suara gadis itu.
Xiao Zhan kembali terkejut, saat pemuda asing yang terlihat lebih tua darinya itu memaksanya untuk berdiri. Xiao Zhan masih terlihat bingung, ia ingin menolak, tapi pemuda asing itu terlalu kuat untuk memaksanya berdiri.
"Gege? Kenapa kau menarik anak SMA itu untuk berdiri?"
Yibo menyeringai, lalu tanpa ragu, Yibo merangkul bahu Xiao Zhan hingga berdempetan dengannya dan ia tersenyum ke arah Yuwen.
"Yuwen, dengar, alasanku tidak menerima cintamu, itu karena..."
Yibo memandang Xiao Zhan yang menatapnya polos. Dan tanpa terduga, Yibo mendaratkan ciuman singkat pada pipi kanan pemuda manis itu.
Tentu saja Xiao Zhan sangat terkejut, ia bahkan dalam beberapa detik menahan napasnya karena kecupan singkat tadi. Sungguh! Xiao Zhan berani bertaruh, selain kedua orang tuanya dan kakaknya, orang lain belum ada yang berani menciumnya, meskipun hanya di pipi.
Tidak hanya Xiao Zhan yang terkejut, Yuwen menganga kaget melihat pemuda impiannya mencium pemuda lain yang bahkan lebih muda darinya.
"Ge-gege, kau... Apa yang kau lakukan tadi?"
Yibo menyeringai, "Apa? Memang kenapa aku menciumnya? Tentu saja karena dia kekasihku. Bukan begitu, manis?"
Xiao Zhan tersadar dari keterkejutannya dan memandang tidak percaya pada pemuda asing yang masih memeluknya erat.
"Hu-huh?" Xiao Zhan masih belum mengerti kondisi yang sedang ia alami.
Gadis itu berjalan mundur serta menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Tidak mungkin..."
"Apanya yang tidak mungkin?" Tanya Yibo, ia hampir saja tertawa terbahak melihat wajah gadis centil yang sangat mengganggunya itu.
"Jadi... Yibo gege menolakku hanya karena anak itu?! Kau... Gay?"
Dengan mengangkat kedua bahunya, Yibo menjawab santai.
"Entahlah. Tapi menurutku, dia lebih menarik darimu."
Tumpah sudah apa yang sejak tadi gadis itu tahan. Ia menangis keras dan beberapa kali berkata kasar pada Yibo.
"Aku akan menyebarkan berita ke web universitas bahwa Wang Yibo, mahasiswa Fakultas Seni dan Desain adalah seorang Gay! Awas nanti!" Dan gadis yang kecewa itu, berlari menjauh dari mereka dengan wajah masih penuh dengan air mata.
Xiao Zhan berkedip beberapa kali, kini ia mulai menyerap apa yang terjadi saat ini.
"G-gay? Tunggu... Tu-tunggu dulu. JIEJIE TUNGGGU!" Xiao Zhan ingin mengejar Yuwen yang sudah berlari jauh, namun Yibo segera menahan tubuh pemuda itu.
"Biarkan saja dia pergi. Aku sudah muak padanya."
Xiao Zhan melirik sinis pada Yibo, teringat akan ciuman dan pelukan tadi, ia langsung mendorong dada Yibo hingga kini jarak mereka sedikit menjauh.
"Kenapa kau mendorongku?!"
"Lalu kenapa tadi kau menciumku!? Bilang kalau aku pacarmu lagi! Kan Jiejie tadi jadi salah paham!"
"Memang itu tujuanku."
Xiao Zhan mendengus marah, ia mengerucutkan bibirnya serta melipat kedua tangannya di depan dada.
"Xiao...Xiao Zhan. Xiao Zhan. Namamu manis, semanis pemiliknya."
Xiao Zhan menganga tidak percaya. "Kenapa kau tahu namaku?! Kau stalker ya?!"
Yibo tertawa renyah, "Namamu tertera jelas di name tag seragammu."
Xiao Zhan melangkah mundur dan langsung menutupi nametag nya yang ada di dada kanannya. Dia sedikit merasa malu karena lupa seragamnya memiliki name tag
Yibo menyeringai, bukannya diam berdiri, Mahasiswa itu malah melangkah maju membuat Xiao Zhan semakin mundur.
"Kau lucu sekali."
"Lucu?! Yah! Kau beneran gay?"
Yibo terus maju dengan tidak menghilangkan seringaiannya. Dan dengan cepat ia memegang lengan Xiao Zhan.
"Kau tidak sopan sekali berbicara dengan orang yang lebih tua darimu. Berapa umurmu? 17? 18? Dasar tidak punya tata krama!"
Xiao Zhan menahan deru napasnya yang sedang menahan marah. Ya. Kini Xiao Zhan sedang sangat marah pada pemuda asing yang kini sedang menahan lengannya.
Dengan penuh amarah, Xiao Zhan melayangkan tinjunya pada Yibo dengan sebelah tangannya yang bebas. Tapi Yibo menghentikan tinjunya sebelum kepalan tangan itu menghantam wajah tampannya.
"Le-lepas!"
"Kau mau menghajarku?"
Xiao Zhan melotot padanya, ia memandang tajam pada Yibo seakan-akan pandangan matanya itu bisa membunuh Yibo.
Namun Yibo hanya menyeringai, ia mendekatkan tubuhnya pada Xiao Zhan lalu berbisik tepat di telinganya.
"Aku rela jadi gay, jika orang semanis kau jadi kekasihku."
Mulut Xiao Zhan sedikit bergetar saat ia sudah tidak bisa menahan amarahnya.
"...dan kau sepertinya sangat aktif jika berada di ranjang."
"Brengs ---" belum juga Xiao Zhan menyelesaikan kalimatnya,Yibo sudah meletakkan jarinya di bibir tipis Xiao Zhan.
"Ssstt... Bibir merah mudamu tidak pantas berucap kasar."
Demi puluhan uban yang ada di kepala guru sejarahnya! Kenapa dirinya harus bertemu orang aneh seperti pemuda mesum berotak buaya ini?!
Yibo melepaskan genggamannya pada lengan Xiao Zhan, ia melangkah mundur sedikit dan memandang Xiao Zhan.
"Kau semakin mempesona jika sedang marah. Cute. Namaku Wang Yibo. Kau bisa menemukanku di Jiao Tong University."
"Aku tidak butuh identitasmu!" Ucap Xiao Zhan garang. Ia bahkan ingin segera membunuh pemuda bernama Wang Yibo itu.
Yibo terkekeh, "Jika kita bertemu lagi, itu berarti kita berjodoh." Lalu ia melihat jam tangannya, "Sial. Kelas malam hampir dimulai."
Yibo merapikan baju serta rambutnya, lalu ia memandang Xiao Zhan, "Hei manis, thanks untuk hari ini. Kau memang ditakdirkan untukku."
"Cih!"
Meski Xiao Zhan meludah di depannya, Yibo hanya menyeringai. Tanpa buang waktu ia berlari pergi meninggalkan Xiao Zhan yang masih dalam keadaan marah.
"Astaga... kesialan macam apa tadi ya Tuhaaan!!" Xiao Zhan mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. "...semoga ini pertama dan terakhir aku bertemu dengan makhluk mesum seperti dia."
.
.
.
Cek ombak....
Kalau banyak yang suka, saya terusin ff ini. ff hasil remake. Kutulis tahun 2016 makanya temanya klise banget gini hahaha...
Kalau banyak vote dan komen, akan aku terusin hingga selesai ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top