- 1

"Pergi kemah?"

Maaya memiringkan kepalanya kebingungan, pasalnya, Dan tidak pernah sekalipun mengajaknya untuk pergi kemanapun–bahkan, untuk datang ke villanya saja dia butuh memohon pada Dan.

"Iya, mau ikut tidak?" Dan tersenyum ramah–membuat Maaya semakin curiga.

"Tidak biasanya, ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, hanya saja aku pikir akan menyenangkan jika membawamu kemah bersamaku. Lagipula, ada hal yang ingin kulakukan bersamamu juga," Maaya seketika ber 'oh' ria. Pasti Dan ingin melakukan penghakiman dan kebetulan saja tempat eksekusinya lumayan terbuka–jadi dia bisa berguna sebagai alasan Dan.

"Baiklah, aku ikut! Mau ajak Juuna juga?" Tanya Maaya.

Dan menggelengkan kepalanya, "dia tidak bisa ikut kali ini, kemarin waktu pulang, dia bilang kalau hari ini ada deadline yang harus dikejar jadi dia harus berada di rumah terus."

"Ah, begitu ya? Aku kira pekerjaannya sudah selesai semua..."

"Yah, dia memang terkadang terlihat lebih santai daripada yang sebenarnya. Mirip denganmu kan?" Maaya langsung tertohok. Memang sih, dia suka menunda pekerjaannya, tapi kan tidak sampai separah itu?

Lagipula, kenapa Dan mengungkit hal itu? Apa dia ingin Maaya tidak ikut saja dan mengejar deadlinenya?

Yah, bagaimanapun itu, karena Maaya sudah setuju, berarti dia harus menunda pekerjaannya. Bukannya tidak senang sih, tapi setelah diungkit Dan, ia merasa sedikit bersalah telah meninggalkannya.

"Hmm, kalau kamu kepikiran seperti itu, kenapa tidak bawa pekerjaanmu ke tempat kemah saja?" Maaya dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Jangan mengada-ada deh, apa gunanya pergi liburan kalau pada akhirnya masih kepikiran soal pekerjaan?" gerutu Maaya.

"Haha! Memang sih, tapi kalau begitu berarti pekerjaanmu tidak harus diselesaikan dalam waktu dekat kan? Bagus, kita bisa bersantai," Dan terkekeh senang. Sungguh mencurigakan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top