Delta

[...]


Ki Ra mengangkat tiga kardus yang berisi kue kering pesanan sebuah agensi ke bagasi mobil. Ia menghela nafas, kemudian kembali masuk ke dalam cafe.

Setidaknya, ia harus beristirahat sebentar, sebelum mengantar kue tersebut.

Dua hari yang lalu, sebuah agensi memesan lima ratus bungkus kue kering. Katanya, mereka akan membagikan untuk para fans. Itu adalah hal yang bagus, menurut Ki Ra.

"Eonni, aku ikut ya. siapa yang tau, kalau aku akan bertemu dengan 7boys." Solhee, pegawainya itu mengajukan dirinya.

"Baiklah," Jawab Ki Ra. Ia sangat tau, kalau pegawai nya itu penggemar 7boys.

Mereka akan berangkat, sekitar jam empat sore. Masih ada setengah jam lagi.

Sekarang yang Ki Ra lakukan hanyalah meminum teh hangatnya sambil melihat orang-orang yang memakan roti dan kopi.

Jam menunjukan pukul empat sore. Mereka pun berangkat ke bighit. Hanya memakan waktu beberapa menit, tak sampai setengah jam. mereka pun sampai di depan gedung bighit.

"Kau hanya perlu membawa satu kardus. Sisa nya, biar eonni saja," Perintah Ki Ra.

Tentu saja, ia tidak bisa menyuruh pelajar seperti solhee membawa banyak beban. Lagipula, kardus nya tak begitu besar.

Mereka memasuki gedung tersebut dan menuju resepsionis. Kemudian mereka pun diantari seorang wanita kesebuah ruangan. Lebih dulu, mereka menaiki lift dan berhenti di lantai dua.

Mereka sampai di ruangan dengan kaca besar yang tertempel di dinding. Bisa Ki Ra simpulkan, kalau itu adalah ruangan latihan.

Dari kejauhan, ia bisa melihat Jin Young—kakak Hyoji yang sedang duduk.

Ia sampai lupa, kalau kakak teman nya bekerja disini. Wanita itu berfikir, kalau kakak Hyoji lah yang merekomendasikan kue nya. pasalnya, kakaknya itu kerap kali bersantai di cafe Ki Ra.

"Oh, Ki Ra-ssi," Panggil Jin Young saat Ki Ra selesai meletakan kue keringnya di lantai. Wanita itu tersenyum kemudian balik menyapa Jin Young.

Wanita itu juga melirik ke arah Solhee. Beruntung memang pelajar satu itu. tentu saja begitu, ia melihat 7boys sedang latihan.

"Oppa yang merekomendasikan kue kering ku?" Tanya Ki Ra saat Jin Young sudah di depan nya.

"Tidak. Mungkin orang lain," Balasnya yang membuat Ki Ra heran tetapi akhirnya mengangguk.

"Ku pikir pegawai mu fans nya mereka."

"Kau bisa lihat kan, dia begitu menyukai mereka." Ki Ra melirik ke arah Solhee yang sedang menatap kagum ketujuh lelaki itu.

"Oh, oppa. Cobalah ke cafe ku lagi. Kami menyediakan menu baru," Ucap Ki Ra sekedar promosi.

"Bagaimana kalau sekarang?" Tanya Jin Young.

"Baiklah. Sebelum itu, bisa tunjuki aku toilet?" Tanya Ki Ra.

"Kau hanya perlu belok ke arah kiri," Jelasnya sambil menggerakak-kan tangan nya, menunjukan toilet.

Ki Ra mengangguk pelan kemudian berjalan sesuai arahan Jin Young. Wanita itu hanya ingin mengulur waktu, agar Solhee bisa melihat idolanya sedikit lebih lama.

Di setengah jalan menuju toilet, bahu gadis itu membentur keras dengan bahu orang lain. Sedikit meringis, karena orang yang ia tabrak sedang berlari.

Ia tak tau salah siapa, tetapi mencoba untuk membungkuk dan meminta maaf. Ia mendongak-kan wajahnya dan melihat siapa yang ia tabrak.


Bukan main kagetnya, saat ia melihat Hoseok di depan nya. matanya melebar, bak burung hantu.

"Oppa," Gumam Ki Ra seperti memanggil.

Pria itu sempat diam, ia juga menarik nafas kemudian menghembuskan nya.

"Oh, Ki Ra-ya. senang bertemu denganmu lagi," Ucap Hoseok seakan dulu ia tak pernah mengucapkan kata tak tau malu, lima tahun yang lalu.

"Kebetulan kita bertemu disini. Jadi, aku benar-benar harus membicarakan ini."

Ki Ra menarik nafas kemudian menghembuskan nya. ia menjadi sedikit berani ketika melakukan hal seperti itu.

"Aku minta maaf, karena sudah merusak perasaanmu. Tapi sungguh, aku tak bermaksud seperti itu. aku-aku hanya bingung dengan perasaan ku. sekali lagi, aku minta maaf."

Ki Ra sedikit membungkuk-kan tubuhnya. Sungguh permintaan maaf yang sangat formal.

Hoseok sedikit tak enak melihat Ki Ra seperti itu. teman nya juga sempat menceritakan kalau Ki Ra tengah dalam keadaan bingung.

Setidaknya, saat teman nya menceritakan hal itu, ia sedikit mengurangi kebenciaan nya tehadap Ki Ra.

"Ya. aku sudah memaafkan mu. maaf juga, lima tahun yang lalu, aku bersikap kasar terhadapmu."

Hoseok kini tersenyum. sungguh, Ki Ra merindukan senyuman Hoseok—si pria penuh harapan itu.

"Kau tak salah, oppa." Sungguh lagi, Hoseok merindukan suara Ki Ra saat memanggilnya oppa.

"Kalau begitu, ayo berteman," Ucap Hosek membuat Ki Ra mengangguk antusias, walaupun sebenarnya, Ki Ra sedikit sakit karena kata teman itu.

Tentu saja, Ki Ra tak ingin jadi teman, ia seperti hidup tak berkembang sama sekali.
Tapi harus bagaimana lagi. Ia memang tak pantas untuk dipercaya.

[...]

Doyeon membuka masker, saat sekeliling nya benar-benar sudah aman. Ia menatap wajah pacarnya—Kim Seok Jin, sinis.

Dispacth mengetahui kalau mereka sedang berkencan, dan langsung membuat sebuah artikel.

Agensi nya sangat marah dan tak mau tau. Tahun ini puncak mereka, tentu saja pihak agensi tak mau tau.

Ia juga tak mau, idol besutan nya itu jatuh untuk kedua kalinya.
Lima tahun terakhir, sudah cukup mereka kewalahan dengan skandal teman nya.

Masalah nya lagi, Seok Jin juga sedang naik daun. Hubungan mereka juga akan berdampak buruk bagi karir mereka berdua.

"Kenapa tidak jujur saja? Kita sudah menyembunyikan nya selama lima tahun, Jin," Marah Doyeon sambil menyilangkan tangan nya di depan dada.

"Tidak sekarang. Kau sedang di puncak." Pria itu masih sedikit mengontrol nada suaranya.

Tentu saja, pria itu hanya tak mau Doyeon dan teman-teman nya jatuh. Ia tak apa jatuh, asal jangan Doyeon dan teman-teman nya.

"Tidak masalah. Aku berani mengambil resiko." Doyeon dengan yakin nya mengatakan hal seperti itu.

"Jangan egois. Kau harus memikirkan teman-teman mu," Jelas Jin, tetapi Doyeon masih tak mau tau. Ia ingin kejujuran.

"Teman ku boleh mengaku. kenapa aku tidak bisa?" Tanya nya dengan nada amarah.

Teman nya mengkonfirmasi hubungan mereka, dan semua nya baik-baik saja. Ya, walaupun tak banyak mereka yang setuju.

"Itu beda. Keadaan nya bahkan sangat berbeda."

"Kenapa kau tidak mau menkonfirmasikan hubungan kita?" Tanya Doyeon tiba-tiba.

"Karena, aku tidak mau jatuh."

"Sudah kubilang kan, kita tidak akan jatuh."

Doyeon masih saja mendesak Jin dengan argumen bodohnya. Tetapi, siapa yang kuat jika harus berkencan diam-diam. Sungguh, Doyeon bukan tipikal wanita penyabar seperti itu.

"Kau tak tau apa-apa."

Kini suara Jin agak meninggi, membuat nyali gadis itu sedikit menciut kemudian ia menghela nafas. Tatapan nya berubah jadi sendu, sesudah ia menghela nafas panjang.

"Kalau begitu, kita putus saja. Maaf, aku bukan tipikal wanita penyabar."

Wanita itu kesal bukan main. Apa masalahnya dengan memberitahu seluruh dunia tentang hubungan mereka?

Jin tak mau mereka putus, tetapi pria itu juga tak mau karir Doyeon rusak hanya karena hubungan mereka. Jadi, ia hanya diam. Membiarkan Doyeon pergi meninggalkan nya dengan kaki yang dihentakkan.

Bisa disimpulkan, kalau Doyeon benar-benar kesal dan marah dengan Jin.

[BREAKING NEWS, Fantagio entertainment mengklarifikasi bahwa Kim Doyeon dan Kim Seok Jin tidak berkencan]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top