Alpha

[...]


Byul bersiap untuk datang ke cafe underyard--milik Ki Ra. Kemarin, ia bertemu dengan Ye Ji di bandara. Ternyata, gadis itu juga baru saja pulang dari Jepang. mereka berpapasan di toilet bandara, dan akhirnya bertukar nomor ponsel.

Sungguh, Byul merindukan teman-teman nya. lima tahun itu tak lama bagi siapapun. Apalagi ia kaget bukan main saat ia sadar dari koma nya. bagaimana tidak? Tiba-tiba ia sudah ada di New York.

Ia keluar dari apartemen nya dan memasuki mobil. Gadis itu tak bisa menaiki bus akibat kecelakaan lima tahun yang lalu. Jadi, ibunya menyarankan untuk mengendarai mobil.

Selang beberapa  menit, ia berhenti di sebuah cafe dengan warna putih yang mendominasi. dari kejauhan, ia bisa lihat Teman-teman nya sudah berkumpul. Benar-benar, ia merindukan semua teman nya.

“Annyeong.” Byul menghampiri mereka yang sedang berbincang.

“Astaga, Byul,” Teriak Dan Bi sambil pergi memeluk Byul, diikuti dengan yang lain nya.

“Gila, kau makin cantik saja. Kau tidak operasi plastik kan di New York?” Olok Ki Ra.

“Enak saja.” Byul duduk di samping Han Na yang sedari tadi diam. Ia hanya tersenyum kemudian fokus memakan kue buatan Ki Ra.

“Kau tau tidak? Ye Ji bekerja sebagai dokter anak loh,” Ucap Han Na setelah ia menghabiskan kue nya.

“Memangnya kenapa kalau aku jadi dokter anak?” Tanya Ye Ji heran.

“Aneh saja. Mana ada dokter anak tidak berekspresi seperti mu. bisa menangis anak-anak yang kau obati,” Tutur Han Na yang membuat semua teman nya tertawa.

“Kau seharusnya cocok jadi dokter bedah. Tak terbayang wajah menyeramkan mu yang sedang membelah tubuh pasien.”

Kali ini Hyoji yang berbicara. lagi-lagi semua teman-teman nya tertawa.

“Sial-

“Eits. Dokter tidak boleh mengumpat,” Potong Byul yang lagi-lagi membuat semua orang tertawa.

Ye Ji hanya bisa mengumpat dalam hati. Kenapa bisa ia yang dibully? Benar-benar menyebalkan.

“Kau juga Hyoji, kenapa bisa jadi jaksa, kau tak salah memvonis hukuman orang-orang kan?” Olok Dan Bi.

“Kau jadi jaksa? Astaga, serius. Ku kira kau akan jadi atlet senam ritmik.” Ye Ji kira Hyoji akan jadi atlet senam ritmik, karena ia pernah bercerita tentang betapa menyenangkan nya menjadi atlet senam ritmik.

“Ibu tak suka aku jadi atlet senam ritmik. Jadilah, aku seorang jaksa yang cantik,” Ucapnya bangga, membuat semua teman nya pura-pura muntah.

“Kau juga Dan Bi. Tak jadi penerjemah?” Tanya Byul. Ia merasa semua cita-cita teman nya berubah seketika saat ia pulang ke korea.

“Tidak. Ayah lebih suka kalau aku jadi psikolog.”

“What- Astaga, psikolog. Psikolog manusia kan?” Olok Byul.

“Tentu saja.  Tidak mungkin psikolog hewan,” Gurau Dan Bi.

“Kalau kau Han Na?” Tanya Ye Ji penasaran.

“Aku bekerja di SBS. Penulis naskah, bagaimana? Keren kan?” Han Na memasang wajah sombong nya. ini termasuk cita-cita gadis itu.

“Sangat. Kami tunggu drama mu,” Ucap Byul sambil mengancungkan jempolnya.

“Jadi, kami belum tau pekerjaan mu Byul. Ayo, jelaskan.” Ki Ra datang sambil meletakan kue kering ke depan meja.

“Aku, perancang busana.”

“Kalau begitu, kami bisa dapat baju gratis dari rancangan mu,” Olok Hyoji kemudian terkekeh.

“Jika ada bahan bekas,” Balas Byul dengan gurauan lagi.

Setelahnya mereka bertanya banyak hal. Mereka sama sekali tidak canggung. Mereka seperti selalu bertemu, tidak ada waktu untuk pergi jauh.

Mereka bahka tak kelihatan, jika tak bertemu selama lima tahun.
Apalagi Ye Ji dan Byul yang sama sekali jarang berkomunikasi dengan teman nya di korea.

Setelahnya, mereka pun bercerita hingga sore.

[...]

Ternyata, apartemen Ki Ra dan Byul bersebelahan. Mereka bertemu saat ingin pulang.

Senang bukan main, mereka. Tentu saja, jika Byul tidak memasak, ia bisa pergi ke rumah Ki Ra minta makan. Apalagi, mengingat begitu malas bergeraknya Byul.

Sekarang juga, ia sedang makan di apartemen Ki Ra. Memakan Agujjim dengan nasi adalah yang paling enak.

“Makan nya pelan-pelan astaga,” Ingat Ki Ra sambil meletakan gelas berisi air dingin untuk Byul.

Gadis itu hanya mengangguk kemudian memelankan gerakan nya.

“Masakan mu enak. Setiap hari aku mampir ya,” Ucap Byul.

“Kalau kau bayar, aku siap masak untukmu.”

“Yah. Padahal, aku mau yang gratis.”

Ki Ra terkekeh pelan, “Pintu apartemen ku terbuka untukmu. Lagian, aku juga suka masak,”

Byul senang bukan main. Ia pun mengarahkan sumpitnya untuk mengambil kimchi. Sungguh, ia lapar sekarang. Ia juga sangat merindukan masakan korea. Ia tak suka masakan negara luar.

Setelahnya, ia duduk bersama Ki Ra di ruang televisi. Menonton Mcountdown yang disukai Ki Ra.

Akhir-akhir ini ia tertarik dengan Idol pria yang dinaungi bighit. Ia jadi ingat dengan Hoseok-ehh

“Lagu nya bagus,” Ucap Byul menikmati lagu itu.

“Lirik nya kan yang membuatmu kagum?” Tanya Ki Ra dan Byul hanya mengangguk.

“Kau pasti kaget siapa yang membuat lagu nya.”

“Siapa?” Tanya Byul penasaran.

“Yoongi. Manusia es itu,”

Byul hampir mengumpat. Kaget bukan main. Bisa juga Yoongi membuat lagu seperti itu. byul aku, lagu nya sangat bagus.

Byul melirik jam, dan sekarang sudah hampir tengah malam. ia bahkan lupa untuk bangun pagi besok.

“Aku pulang dulu ya, sudah malam.”

Ki Ra mengangguk kemudian mengantar Byul sampai ke depan pintu. Gadis itu masuk ke dalam apartemen nya kemudian menuju kamar. Ia lelah dan ingin tidur.

[...]

Annyeong, Kiy bawain sekuel dari Your Heart.

Jangan lupa vote ya!!

Jadi semangat karena bangtan spam twitter. Bangtan tau gimana buet ARMY semangat!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top