01
•••
Pip
Pip
Pip
Jam tangan mungil berwarna pastel itu berbunyi nyaring, membuat sang pemilik mengangkat pergelangan tangan kirinya. Raut wajahnya yang tak bersemangat dan sedikit cemberut membuat suasana pagi ini menjadi tak baik-baik saja.
"Argh, sudah jam 06.45, 15 menit lagi masuk. Aku bisa kesiangan mommy!"
Gadis berkuncir kuda lengkap dengan seragam sekolah dan tas coklat itu merengek keras dihadapan ibunya yang tengah mencuci piring.
Tak tahan mendengar rengekan gadisnya, sang ibu menghentikan aktivitasnya sejenak lalu memandang anaknya geram.
"Yeji sayang, kamu lihat kan mommymu sedang apa? masih banyak pekerjaan yang belum mommy kerjakan!" Ucap choi yujin pada anak gadisnya, hwang yeji.
"Ish, mommy untuk hari ini saja, masa tidak bisa mengantarkan aku ke sekolah!" Yeji mengerucutkan bibirnya.
"Hyunjin tidak berangkat, ingin ikut papahnya ke seoul." Lanjut yeji menyebut nama kekasihnya yang setiap hari menjemput yeji untuk berangkat sekolah bersama.
"Berangkat sama daddymu! lagipula jalan ke kantor daddy kan melewati sekolahmu."
"Ha? dengan orang itu? tid-
"Untuk hari ini saja, mommy agak kurang enak badan juga. Ingin istirahat saja hari ini."
Mendengar penuturan yujin, yeji menghela nafas. Yeji tidak mau berangkat ke sekolah bersama yeonjun, satu rumah dengan yeonjun pun tak pernah senang, apalagi satu mobil dengan ayah tirinya itu. Tapi untuk hari ini sepertinya tak ada jalan lain selain berangkat sekolah dengan yeonjun, mengingat akhir-akhir ini yujin sering mengalami sakit ringan yang membuatnya harus beristirahat.
"Yasudah kalau begitu, mommy istirahat saja jangan banyak beraktivitas ya, aku berangkat dulu."
Yeji memeluk yujin, "daddymu ada di garasi sedang memanaskan mobil." Ucap yujin sambil membalas pelukan anaknya.
"Ya mommy..."
Yeji melangkah keluar rumah menuju garasi, belum sampai garasi, dia sudah mendengar suara mesin mobil yang telah dinyalakan oleh ayahnya.
"Antarkan aku kesekolah."
Ucapan ketus yeji membuat yeonjun menunda tangannya yang akan membuka pintu mobil. Yeonjun terdiam sejenak lalu terkekeh pelan.
Tak lagi menghiraukan yeonjun, yeji langsung masuk kedalam mobil dan menempatkan dirinya di kursi penumpang.
"Cepatlah masuk dan antarkan aku kesekolah!"
Mendengar seruan yeji dari dalam, yeonjun pun masuk kedalam mobil dan segera menancap gas, keluar dari halaman rumah.
"Tumben sekali, biasanya selalu menolak jika daddy menawarkan untuk mengantarmu ke sekolah."
Mata kucing yeji memutar jengah.
"Oh ayolah, sudah cukup kau menyebut dirimu daddy dihadapanku."
"Usia kita hanya berbeda 2 tahun, dan aku juga tidak pernah menganggapmu ayah, choi yeonjun."
Benar kata yeji, usianya sebentar lagi akan menginjak 18 tahun sedangkan yeonjun berusia 20 tahun, sungguh akan terlihat aneh jika yeji menyebut ayah tirinya itu dengan sebutan 'daddy'.
Tidak seperti orang tua pada umumnya, yeonjun sama sekali tidak marah mendengar penuturan tak sopan dari mulut yeji yang hampir setiap hari diberikan padanya.
Attitude seorang anak pembangkang menjadi ketertarikan tersendiri dalam diri yeji menurut yeonjun.
"Jangan terlalu percaya diri karena aku mau diantar sekolah olehmu."
Yeonjun melirik kearah yeji, "pacarku tak berangkat sekolah, jadi terpaksa aku ikut bersamamu." Lanjutnya membuat yeonjun lagi-lagi terkekeh.
"Putuskan pacarmu jika dia tak lebih tampan dariku."
Ingin rasanya yeji menghajar orang disampingnya, namun itu tak mungkin.
"huh, diamlah dan fokus mengemudi choi yeonjun!"
•••
"
Sudah sampai."
Mengetahui mereka sudah sampai di area parkir, yeji merapikan seragamnya terburu-buru. Hendak keluar dari mobil namun pergelangan tangannya ditahan.
"Apa?"
"Kau tak mau memberi tanda terimakasih pada daddymu karena sudah mengantarmu?"
Yeji mengernyitnya dahi, yeonjun menunjuk pipinya dengan jari telunjuk.
"Mencium pipimu? menjijikan." Sarkas yeji yang telah mengerti dengan isyarat yeonjun.
Yeji langsung keluar dari mobil disusul dengan yeonjun dibelakangnya.
"Kenapa kau mengikutiku? bukankah kau harus segera berangkat ke kantormu, tuan pengacara?"
Yeji menghentikan langkah lalu memandang yeonjun yang telah ada disampingnya. "Biarkan aku mengantarmu sampai kedalam."
"Tapi-
"Ayolah kau tak mau terlambat kan."
Mau tak mau yeji mengikuti langkah yeonjun. Berjalan berdampingan menuju kelas yeji yang berada di lantai dua.
Yeji merasa canggung ketika banyak pasang mata memperhatikan dirinya bersama yeonjun. Yeji khawatir orang-orang akan berpikir jika kini dia sedang berjalan bersama kekasih barunya. Sedangkan semua tau bahwa yeji merupakan kekasih hwang hyunjin sejak kelas 11.
Lagipula seluruh teman sekolahnya belum ada yang tahu bagaimana wajah ayah tirinya. Bahkan yang mengetahui ibunya menikah lagi hanya teman-teman dekatnya saja.
"Jangan dekat-dekat."
"Memangnya kenapa? Aku kan daddymu."
"Tapi teman-temanku akan menganggap lain."
"Tak usah memikirkan yang tidak penting."
Yeonjun mengeratkan rangkulan tangannya dipinggang yeji membuat napas yeji terhenti seperkian detik. Ini terlalu dekat, yeji sungguh tak nyaman.
Aku bersumpah akan memaki-makimu dirumah nanti Choi yeonjun, sialan.
•••
Next?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top