⊱┊9. Langkah Baru

"Maafkan kami Eri-chan..."

Eri menggeleng pelan saat menatap ketiga pelayan terakhirnya yang menatap penuh rasa bersalah. "Sudah kubilang tidak apa. Semoga kalian segera mendapat pekerjaan baru."

Ini adalah seminggu setelah Sukuna ditangkap. Tentunya banyak perubahan drastis terutama bisnis yang dijalankan Sukuna harus ditutup oleh kerajaan. Dunia Eri berputar 360°. Kolega-kolega klan Ryomen perlahan menjauh, tidak ingin berurusan dengan Kerajaan. Satu-persatu pelayannya ia PHK karena pemasukan yang berhenti. Klan Ryomen mengalami kehancuran total dalam waktu seminggu.

Kini Eri sendiri. Dengan rumah besar klan Ryomen yang tersisa serta keheningannya. Ia harus segera memutar langkah agar klan Ryomen bisa bangkit kembali. Terkait tuduhan terhadap Sukuna, entahlah. Eri bingung hendak percaya atau tidak. Pasalnya walaupun tampak keras, sebenarnya klan Ryomen menjunjung tinggi nilai kejujuran dan kebenaran. Eri tahu betul itu. Akan tetapi, penangkapan Sukuna atas perintah kerajaan membuat Eri bertanya-tanya. Benarkah ia melakukan demikian?

Walaupun mereka suami istri, Eri tak mengetahui apapun mengenai kehidupan pribadi Sukuna. Terkait urusan bisnis dan segala macamnya Eri tidak tahu-menahu. Lebih tepatnya Sukuna yang menyuruhnya untuk tak perlu tahu. Tapi, Eri tidak ingin memikirkan itu semua. Ia sudah berganti marga menjadi Ryomen. Tentunya sebagai anggota klan, ia juga bertanggung jawab atas nama baik klan. Juga menjalankan tugasnya sebagai istri. Hanya itu yang perlu ia lakukan

**********

Setelah mengurung diri selama dua minggu dengan uang yang tersisa di dalam rumah, akhirnya Eri mendapatkan ide untuk memulai langkah barunya. Membuka jasa menjahit, salah satu keahlian yang paling dikuasainya. Sebagai langkah awal, ia harus membuat papan nama di depan rumah lalu mengiklankannya di pasar agar semua orang mengetahuinya. Setelah itu membeli peralatan jahit dengan uang yang tersisa. Ya, ia pasti bisa. Semua pekerjaan itu pasti ia bisa lakukan sendirian.

"AW!"

Baiklah, sepertinya memang tidak mudah untuk memulainya. Terbukti dengan jarinya yang tidak sengaja terkena pukulan palu saat ia memasang papan nama jasa menjahitnya di depan rumah.

"Oh, klan Ryomen yang terkenal kaya raya itu sekarang buka jasa menjahit murahan, ya. Lucu sekali."

Eri menoleh tatkala dua wanita berpakaian mewah berjalan melewati mansionnya. Mereka menatapnya dengan tatapan penuh ejekan. "Semangat, ya, Nyonya Ryomen. Semoga usahamu laku keras, hahahaha!"

Eri hanya diam. Ternyata memang tidak semudah yang ia kira untuk memulai langkah barunya.

**********

Peralatan menjahit sudah ia beli. Papan nama sudah terpasang. Tinggal menyebarkan selebaran di pasar untuk memberi tahu orang-orang. Tumpukan selebaran yang ia buat dengan tulisan tangan dan kertas bekas dokumen milik Sukuna sudah ada di dekapan.

"Jasa jahit pakaian Ryomen sudah dibuka, silakan!"

Seperti yang Eri duga, semua orang mengabaikannya. Efek kabar Sukuna dipenjara. Semua orang memandangnya sebelah mata. Seseorang yang dianggap kriminal oleh kerajaan akan dianggap kriminal juga oleh rakyat. Mereka menjadi menolak semua yang berbau nama Ryomen.

"MINGGIR! ISTRI PENYELUNDUP OBAT-OBATAN SEHARUSNYA TIDAK BERHAK BERADA DI SINI!"

Eri terhuyung kala ada seorang pria mendorongnya hingga selebaran yang ia buat tersebar ke mana-mana. Eri harus susah payah mengumpulkannya kembali. Samar-samar orang sekitarnya tertawa saat melihat kejadiannya. Eri hanya bisa menahan sesak di dadanya. Sebenarnya ia ingin menangis namun ditahan. Ia adalah istri keluarga Ryomen. Ia tak boleh terlihat lemah.

Tak boleh.

***********

"Apa-apaan dengan jahitan seperti ini?! KAU BISA MENJAHIT TIDAK, HAH?!"

Lagi-lagi kemarahan pelanggan. Eri hanya bisa menunduk pasrah. Eri akui itu adalah kesalahannya akibat mengantuk. Ini adalah minggu keempat identitas barunya sebagai tukang jahit dan Eri masih belum mendapat kedamaian.

Ia masih sering mendapat tatapan sinis dan omongan tak menyenangkan dari orang-orang. Bahkan pernah ada yang menjebak usaha jahitannya dengan merobek jahitan yang sudah jadi dan menyuruh Eri menjahit ulang. Walaupun begitu, ada beberapa yang baik kepadanya karena merasa kasihan. Intinya kehidupannya mengalami pasang surut.

"Lebih baik tutup saja usaha menjahitmu!" pelanggan itu pun pergi sambil menutup pintu geser dengan keras. Meninggalkan Eri dengan peralatan jahit dan kain yang berserakan.

Eri hanya menghela napas sambil duduk kembali. Ia pun menopang dahinya di atas meja. Jujur, Eri akui jika ia merasa lelah. Lelah dengan pekerjaan barunya dan perlakuan tak mengenakkan orang-orang. Rasanya ia ingin menyerah, tetapi Eri tak mampu melakukannya. Beban tanggung jawab akan terus menghantuinya. Mungkin jika setidaknya ada satu orang yang mau membantunya, maka Eri akan sangat terbantu.

Ia baru sadar jika ia butuh bantuan. Apakah beberapa pelayan lama klan Ryomen akan berkenan? Tapi, jika mereka kembali, Eri tidak bisa menjamin apa-apa akan kesejahteraan mereka. Memusingkan. Eri pun mengacak-acak rambutnya untuk meredakan emosinya.

TAK! TAK! TAK!

Eri tersentak kala pintu depan mansion diketok dengan keras. Apakah itu pelanggan yang protes? Eri pun berjalan ke depan lalu membuka pintu gesernya. Betapa terkejutnya ia saat melihat Miwa, Inumaki, dan Muta, tiga pelayan terakhir yang ia pecat, ada di depan mansion. Mereka datang sambil membawa senyuman.

"Kalian ..."

"Eri-chan, kami ingin membantumu."

Tidak disangka jika harapannya datang terlalu cepat.


.
.
.
.
.











Danna-sama, apa kabar?
Maaf baru mengirimimu surat setelah sekian lama. Setelah danna-sama ditangkap, semuanya berubah. Maafkan aku karena tidak bisa mempertahankan semua usaha yang Anda miliki. Semuanya bangkrut. Kolega-kolega juga memutuskan hubungan sehingga tidak ada bantuan. Tiada pemasukan sehingga dengan terpaksa aku harus memberhentikan para pekerja dan pelayan.

Walaupun begitu, aku memutar akal agar klan Ryomen bangkit kembali karena nama baik klan Ryomen sudah menjadi tanggung jawabku juga. Aku membuka jasa menjahit. Memang pada awalnya aku dipenuhi kesulitan. Tapi, sekarang sudah tidak. Ada tiga pelayan setia klan Ryomen yang memutuskan untuk kembali dan membantuku. Sekarang jasa menjahitku perlahan mulai stabil. Orang-orang juga tidak mencemooh sebanyak dahulu. Anda tidak perlu khawatir akan nama baik klan Ryomen. Aku yang akan menjaganya.

Istrimu,

Eri












Bersambung ...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top