⊱┊4. Elok
Pelabuhan Barat merupakan daerah otonom Kerajaan Hokuto yang dipimpin oleh Bangsawan Barat sejak dua dekade yang lalu. Perjanjian kerja sama untuk bisnis batu bara yang melimpah di sana berhasil dilakukan walau pada awalnya terjadi pertumpahan darah. Selama bertahun-tahun Pelabuhan Barat pun menjadi tempat ikonik yang selalu ingin dikunjungi lantaran kuliner lautnya juga bangunan kota yang indah karena mengambil arsitektur benua Barat.
Fushiguro Megumi diam-diam bersyukur karena dipindahtugaskan ke sini. Sejak kecil ia sama sekali belum pernah melihat laut. Tinggal di ibukota yang jauh dari pesisir membuat Fushiguro tak memiliki kesempatan untuk pergi lantaran biaya transportasinya mahal. Keluarganya tidak sekaya itu bisa membayar mahal kereta kuda untuk pergi ke sana.
Laut ternyata sangatlah luas. Seperti hamparan daratan berwarna biru. Apalagi suara deburan ombaknya. Fushiguro tak pernah merasa sedamai ini. Kuda yang ditungganginya ia turuni. Tali leher kuda diikat ke pohon terdekat. Fushiguro ingin merasakan sensasi pasir pantai sebelum ia pergi ke mansion prajurit yang ada di pusat pelabuhan untuk mengurus administrasi dan sebagainya.
Setelah puas menikmati pantai, Fushiguro pun beranjak pergi menuju pusat pelabuhan. Wangi masakan laut langsung tercium sepanjang jalan saat di sana. Hal itu, membuat Fushiguro merasa lapar. Mungkin jika ia memiliki waktu luang setelah mengurus administrasi, mampir ke salah satu restoran yang ada di sini adalah ide bagus.
Kuda kembali ditunggangi untuk kembali berjalan menuju pusat pelabuhan. Sesampainya di sana, Fushiguro merasa seperti di negeri lain. Percampuran budaya barat dengan budaya asli tampak begitu jelas. Terlihat dari gaya berpakaian hingga bentuk bangunan. Begitu pula wajah-wajah asing yang sangat tampak berbeda dengan orang-orang kerajaan yang sering Fushiguro temui. Baru pertama kali Fushiguro melihat orang-orang dengan rambut pirang menyala serta pakaian yang baru pertama kali ia lihat. Seperti berada di dunia baru.
Setelah menitipkan kudanya di kandang milik mansion prajurit, Fushiguro pun pergi menuju ruangan administrasi untuk mengurus dokumen terkait kepindahannya serta tugas terbarunya.
"Fushiguro, kau akan menjadi pengawal pribadi Nona Charlotte Hodges, putri dari Tuan Hodges, Gubernur Pelabuhan Barat. Kau bisa langsung ke istana gubernur sambil membawa kartu ini agar diperbolehkan masuk. Nona Charlotte meminta agar kau segera ke sana karena ia ingin memberi tahumu perihal kegiatannya sehari-hari supaya kau bisa menyesuaikan diri."
Fushiguro hanya mengangguk-angguk pertanda paham akan penuturan kepala administrasi prajurit. Setelah itu, ia pun mengikuti instruksi dari beliau, yakni pergi ke istana gubernur untuk bertemu Nona Charlotte pertama kalinya.
Setibanya di sana, hanya satu komentar yang terpikirkan oleh Fushiguro ketika melihat bangunan istana. Indah. Bangunannya tinggi dengan cat warna putih mendominasi. Terdapat ukiran-ukiran cantik di dinding serta pagar. Pilar-pilar yang berada di beberapa titik benar-benar menggoda Fushiguro untuk mendongak.
"Bangunan istana ini sesungguhnya tak mencapai setengah dari bangunan istana asli yang ada di benua barat. Alias bangunan ini sangatlah kecil."
Fushiguro pun berdecak kagum saat mendengar penjelasan dari Kamo Noritoshi, utusan istana yang diperintahkan untuk mengantarnya pada Nona Charlotte.
"Nona Charlotte, saya di sini sudah bersama pengawal pribadi yang baru untuk Anda," seru Noritoshi seusai mengetuk pintu kayu sebuah ruangan yang cukup tinggi.
"Masuklah, Noritoshi."
Pintu berdaun dua itu pun terbuka, menampilkan ruangan dengan perabotan-perabotan asing di mata Fushiguro. Namun, keseluruhan isi ruangan sangatlah rapi dan nyaman untuk dipandang. Terutama kasur besar berkaki yang mencolok di ujung ruangan. Fushiguro yang selama ini tidur di futon baru pertama kali melihat kasur seperti itu.
"Nona Charlotte, dia Fushiguro Megumi, pengawal pribadimu yang baru."
Fushiguro pun kembali fokus setelah mendengar ucapan Noritoshi. Ia pun membungkuk hormat setelah Noritoshi memperkenalkannya.
"Salam kenal Fushiguro. Namaku Charlotte, mohon bantuannya untuk ke depannya."
Untuk pertama kalinya, Fushiguro bertemu seorang perempuan yang begitu cantik, mengingatkannya akan angsa-angsa elok yang berenang di danau. Rambut pirang bergelombang yang diurai dengan iris bagai permata berwarna merah muda. Baju terusan selutut berwarna biru tua dengan bagian bawah sedikit mengembang, bagian pundak dengan jahitan seperti jubah dan di leher terdapat pita menggantung berwarna merah. Nona Charlotte, seperti namanya yang cantik, parasnya yang disertai senyuman pun berkata demikian pula.
Kesan pertama tentang Nona Charlotte di pikiran Fushiguro ialah Nona Charlotte merupakan tipe gadis penuh wibawa dan tenang. Hal ini membuat Fushiguro merasa lega karena pekerjaannya sepertinya akan berjalan dengan mudah. Seharusnya.
Halo Nona Charlotte, si Elok yang memesona!
Cais mempertemukanmu dengan si antap, Fushiguro Megumi. Berdasarkan yang telah tertulis, kalian telah ditakdirkan untuk meniti jalan yang sama walau permulaan kalian begitu rumit dan tak biasa. Namun, semuanya tak akan berjalan dengan mudah karena kalian memiliki perbedaan yang ditentang oleh semua orang...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Jadi, kegiatan apa saja yang biasa, Nona lakukan sehari-harinya agar saya bisa beradaptasi dengan mudah?"
"... tidak ada."
Fushiguro mengerjap bingung. Namun, ia memutuskan untuk menunggu kelanjutan ucapan Charlotte yang saat ini sedang duduk sambil minum teh di kursi yang ada di ruangan pribadinya.
"Sebenarnya aku tidak memiliki kegiatan pasti untuk sehari-harinya alias aku akan melakukan kegiatan sesuai kata hatiku. Semisal aku ingin pergi ke pasar pada pukul dua malam, aku akan ke sana. Pengawal pribadiku sebelumnya sudah berumur dan beliau tidak bisa mengikuti keseharianku yang tidak stagnan. Oleh karena itu, aku meminta pengawal pribadi baru yang seumuran denganku agar bisa mengikuti kegiatanku dengan mudah. Kau tidak ada masalah, kan, dengan hal ini?"
Iris Charlotte tertuju pada Fushiguro yang berdiri tak jauh darinya, menunggu jawaban.
"Tidak ada. Saya akan melaksanakan tugas saya dengan baik dan tanpa mengeluh," jawab Fushiguro tenang. Tentu saja tenang karena ia belum tahu akan realitanya.
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top