⊱┊21. Akhir
Kerajaan Hokuto
Hari pernikahan Putri Hokuto dengan Pangeran Hokusei telah tiba. Dari semalam Mio sungguh gugup. Ia tidak menyangka pernikahannya akan datang secepat ini. Padahal baru seperti kemarin ia bertemu dengan Satoru lalu menghabiskan banyak hal. Baru seperti kemarin ia berkontemplasi perihal perasaan aslinya.
Namun, pada hari ini entah mengapa hatinya tiada keraguan. Pertemuan terakhir mereka dua bulan yang lalu. Walaupun begitu, perasaan Mio terhadap Satoru semakin tumbuh. Ia sudah mendeklarasikan diri bahwa ia jatuh sejatuhnya pada si pemilik bola mata biru.
Saat berjalan ke altar dan melihat Satoru menatapnya terpana, hati Mio telah menetapkan kesetiaan. Inilah tujuan akhirnya. Berjalan untuk menjadi permaisuri Satoru. Ketika sumpah telah diucapkan lalu mereka memagutkan bibir untuk simbol penyatuan, maka Mio sudah menjadi milik Satoru seutuhnya. Begitu juga dengan Satoru yang sudah menjadi milik Mio seutuhnya.
Permaisurinya
Kaisarnya
Kembang api meledak-ledak di angkasa. Mewarnai langit malam yang merayakan hari kebahagiaan.
***********
Yuuji sedikit merengut saat memandang langit yang dipenuhi ledakan kembang api. Malam ini merupakan malam pernikahan tuan putri. Seharusnya ia menikmati festival di alun-alun dan istana. Akan tetapi, kewajibannya sebagai prajurit membuatnya tak bisa menikmatinya.
Ia mendapat jadwal untuk menjaga gerbang belakang istana. Daerah yang sangat sepi dan gelap. Beberapa penjaga lain sudah menikmati sake untuk ikut merayakan pernikahan tuan putri. Yuuji tidak ikut bergabung. Ia kapok untuk mabuk-mabukkan karena kejadian dua bulan lalu. Saat ia akhirnya berbaikan dengan Yuuna. Akibat kejadian itu, ia langsung puasa sake hingga hari ini.
Yuuji menggeleng-gelengkan kepalanya. Wajahnya memerah saat mengingat kejadian itu. Ia harus fokus dengan tugasnya.
"Yuuji, istrimu datang!"
Yuuji tersentak saat mendengar teriakan kawannya dari belakang. Yuuna menghampirinya sambil membawa lampu petromak dan kain bekal.
"Yuuna, kenapa datang kemari?"
"Aku ingin menikmati kembang api bersama Yuuji-kun."
Mendengar jawaban istrinya sontak saja Yuuji tersenyum. Mereka akhirnya duduk lesehan beralaskan kain. Yuuna membawa beberapa tusuk dango dan makanan ringan lainnya.
Ya, Yuuji tak menyesali jadwalnya malam ini. Selama ada Yuuna, ia tidak akan protes.
**********
Keputusan Sukuna untuk pulang ke rumah saat festival perayaan pernikahan tuan putri adalah keputusan yang tepat. Orang-orang tidak memperhatikannya. Mereka sibuk bersenang-senang sampai tidak sadar bahwa seorang napi yang ternyata tidak bersalah baru saja keluar dari penjara.
Rumah yang sepi pasti telah menunggunya. Semenjak ia membalas surat Eri yang berisi agar ia pergi, Eri tak pernah mengirimkan suratnya lagi ke penjara. Sukuna pastikan bahwa Eri telah pergi. Sukuna senang karena ia tahu bahwa Eri tak berhak menerima takdirnya yang seperti ini. Ia harus bebas, ia harus bahagia tanpa terikat dengan dirinya.
Tidak apa. Setelah ini lembaran baru klan Ryomen akan dimulai. Memulai segalanya dari nol. Tanpa dukungan dari manapun. Hanya ada dirinya sendiri. Ryomen Sukuna.
Hampa
Sukuna menghela napas ketika ia sampai ke depan gerbang mansionnya. Tidak ada penjaga. Ia pun berjalan masuk dengan tenang sampai akhirnya tiba di depan mansion. Lampu di dalam menyala pertanda ada kehidupan. Halaman yang Sukuna kira akan dipenuhi rumput liar ternyata tetap sama sebelum ia meninggalkannya.
Pikiran Sukuna kosong. Buru-buru ia membuka pintu mansion. Pemandangan yang pertama kali ia lihat ialah Eri yang mengenakan celemek putih dan tudung di kepala sambil membawa panci dan hendak berjalan menuju ruang tengah. Eri menyadari kedatangannya kemudian ia tersenyum lembut.
"Okaeri danna-sama."
Aku tidak akan pernah pergi darimu.
*********
Charlotte menatap kagum langit malam yang dipenuhi kembang api. Saat ini ia duduk di atas bukit dengan bergelar tikar sambil memandang gemerlap kerajaan di bawah. Ada perasaan sedih karena Charlotte tidak bisa menikmati langsung festival perayaan pernikahan Mio. Ia cukup dekat dengan Mio karena pernah bertemu beberapa kali.
"Selamat, ya, Mio. Semoga suamimu sangat tampan dan baik hati," monolognya sambil menyesap teh hangat yang diseduhnya.
Sampai sekarang Charlotte tidak menyangka akan kebebasan yang ia dapat sekarang. Semua berkat Fushiguro. Tidak disangka jika Fushiguro memiliki rumah dengan sawah dan kebun yang luas di tengah hutan. Katanya itu peninggalan dari mendiang kakeknya. Pantas saja Fushiguro tak masalah kalau sampai ia kehilangan pekerjaannya. Sawah dan perkebunan yang dimiliki sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Mereka sudah tinggal di sini selama seminggu dan tidak ada seorang pun yang mengejar mereka sampai sini. Sedikit was-was karena Charlotte belum mendengar lagi kabar terbaru terkait ayahnya. Semoga saja ia benar-benar pulang dan mengabaikannya.
"Charlotte, maaf aku tidak mendapatkan dango. Sudah habis."
Charlotte menoleh ke belakang saat mendengar suara Fushiguro yang baru pulang dari festival untuk membeli makanan ringan. Saat sore tadi, ia meminta tolong pada Fushiguro untuk turun ke kota guna membeli makanan. Charlotte merindukan makanan festival.
"Tidak apa-apa, Fushiguro. Sini duduk dan mari nikmati makanannya bersama!"
Fushiguro pun duduk di sebelah Charlotte sambil meletakkan makanan-makanan yang ia beli. Kemudian ikut memandang kerajaan di bawah sana sambil menyantap kue mochi.
"Charlotte, tadi aku bertemu Todo, rekan prajuritku saat masih di istana. Aku sedikit panik dan berusaha bersikap santai. Tapi, anehnya Todo juga sama santainya dan ternyata berita kita kabur tidak sampai ke istana. Dia memberitahuku bahwa utang ayahku telah dilunasi oleh Tuan Hodges dan Tuan Hodges juga mengirim surat permohonan agar aku dibebaskan dari penugasan prajurit karena telah melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menjagamu. Ia bilang juga bahwa Tuan Hodges dan Charlotte sudah kembali ke Benua Barat seminggu yang lalu."
Charlotte terdiam saat mendengar penuturan dari Fushiguro. "Itu artinya ... ayah membebaskanku?"
"Ya," jawab Fushiguro sambil tersenyum.
Lega. Charlotte benar-benar lega luar biasa. Ia akan hidup bebas di sini. Ia akan hidup bahagia tanpa jabatan dan tuntutan.
"Baiklah. Mulai sekarang kau harus panggil aku Natsu. Sekarang Natsu adalah nama baruku."
Fushiguro mengerjap sambil menatap Charlotte yang tersenyum cerah menatap kerajaan di bawah sana.
"Nama yang sangat cocok denganmu."
'Selamat menempuh hidup baru, Natsu. Tolong tunggu aku untuk mengumpulkan keberanian agar aku bisa menyematkan margamu ke namamu.'
Kembang api terus mewarnai langit malam. Meramaikan keheningan mereka. Menambah euforia kebebasan mereka.
Tali takdir mereka yang bersinggungan telah menemukan ujungnya masing-masing. Selamat menempuh takdir baru untuk keempat pasangan yang direstui langit.
TAMAT
A/N:
Terima kasih untuk seluruh pembaca yang telah mengikuti kisah ini dari awal sampai akhir. Tentunya cerita ini masih banyak kekurangannya. Mohon kritik dan sarannya^^
Cais telah tamat. Sampai jumpa di karya berikutnya!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top