⊱┊19. Kejujuran
"Kau serius ingin ikut?"
"Ya, memangnya kenapa?"
"Tidak, hanya saja ... seperti bukan Yuuji sekali menghabiskan malamnya dengan mabuk-mabukkan."
Yuuji hanya tersenyum tipis. "Apa salahnya dengan itu? Aku sudah dewasa."
Todo yang melihat senyuman tipis Yuuji langsung bergidik lantaran sebagai rekan lama Yuuji, ia jarang melihat Yuuji berekspresi seperti itu.
"Kau kerasukan roh gunung, ya?"
"Jangan bicara aneh-aneh. Ayo!"
Todo tak berkomentar lagi. Ia hanya mengiyakan permintaan Yuuji yang ingin ikut ke kedai sake bersamanya. Kebiasaan Todo untuk menikmati sake sepulang kerja. Tapi, ia tak menyangka jika Yuuji akan ikut juga. Bukannya apa-apa, hanya saja seorang Yuuji yang pernah mendeklarasikan dirinya akan minum sake di acara tertentu saja tiba-tiba berniat mabuk-mabukkan tanpa ada sebab. Sepertinya Yuuji sedang dalam masalah serius. Tapi, Todo tidak berani bertanya.
Setibanya di kedai, mereka tak berbicara lagi. Hanya ada dentingan botol sake dan cangkir. Satu tegukan, dua tegukan, hingga akhirnya Todo sedikit terganggu dengan Yuuji yang lama-lama minum dengan brutal. Yuuji benar-benar mengalami masalah yang rumit sepertinya dan Todo enggan menanyakannya karena jujur saja. Yuuji saat ini tampak seram jika serius.
Yuuji sendiri sibuk dengan pikirannya yang ramai. Ia baru menyadari satu hal bahwa ia belum tahu banyak hal soal Yuuna. Buktinya perihal Yuuna yang menyukai Fushiguro dahulu baru ia ketahui sekarang. Mungkin tampak masalah kecil, tapi Yuuji sangat tidak menyukai ketidakjujuran. Kekecewaannya pun bertambah ketika ia mengetahui fakta terbaru perihal Yuuna dari pelayan istana yang tak sengaja berpapasan dengannya.
"Itadori-kun, istrimu bagaimana? Beberapa hari yang lalu aku menemaninya ke tabib. Dia selalu mengeluh perutnya sakit ketika bekerja. Ingatkan dia untuk tidak bekerja dahulu jikalau masih sakit."
Padahal beberapa hari sebelumnya Yuuna selalu berekspresi biasa. Tidak menunjukkan bahwa ia sakit. Yuuji kecewa dengan ketidakjujuran Yuuna.
Ia tahu apa soal Yuuna? Entahlah. Yuuji baru menyadari bahwa Yuuna masih menyembunyikan banyak hal darinya. Dan Yuuji tidak menyukai itu.
Padahal Yuuji sudah seterbuka mungkin pada Yuuna. Tapi, mengapa Yuuna masih membatasi diri? Yuuji menyadari bahwa Yuuna selalu menjadi pendengar. Jarang mengungkapkan keinginan pribadinya. Yuuji jadi bertanya-tanya, apakah Yuuna belum mempercayainya?
Satu teguk
Dua teguk
Pandangan Yuuji mulai kabur. Malam semakin larut dan Yuuji merasa bahwa dirinya seperti berjalan di atas air. Mual, pusing, dan pandangannya tak jelas. Ia tak bisa menjangkau kesadarannya lagi.
"Akan kuantar kau pulang, Yuuji."
Samar-samar ia mendengar suara Todo.
**********
Yuuna sangat terkejut saat melihat kedatangan Todo bersama Yuuji dalam keadaan mabuk.
"Ia minum terlalu banyak," beritahu Todo sambil memberikan lengan Yuuji pada Yuuna untuk gantian memapah.
"Terima kasih, Todo-san."
"Sama-sama. Cepat baikkan, ya!"
'Ah, begitu rupanya'
Setelah kepergian Todo, Yuuna pun membawa masuk Yuuji ke kamar dengan susah payah. Yuuji meracau tidak jelas. Sesampainya di kamar, Yuuna dengan hati-hati membaringkannya di futon.
"Yuuna?"
"Ya?"
Yuuna yang hendak bangkit menuju dapur untuk mengambil air putih langsung duduk kembali di sisi Yuuji tatkala lengannya ditahan Yuuji. Mereka berdua saling bertatapan. Yuuji dengan tatapan sayunya dan Yuuna dengan tatapan bertanya-tanya.
"Kenapa kau tidak mau jujur padaku?"
Yuuna mengerjap,"Soal apa?"
"Fushiguro. Kau dulu menyukai Fushiguro tapi ditolak."
DEG
Yuuna menelan ludah. Terkejut karena Yuuji mengetahui fakta masa lalunya.
"Tahu dari mana, Yuuji-kun?"
"Aku tak sengaja menguping pembicaraanmu dengan Mai waktu itu."
"Kau tahu, Yuuna? Mungkin bagimu ini masalah sederhana, tapi bagiku tidak. Aku berteman dengan Fushiguro. Kau istriku. Dan saat pernikahan kita, kalian tampak saling belum mengenal. Kukira kalian memang baru pertama kali bertemu. Ternyata tidak dan itu membuatku tampak seperti orang bodoh. Aku pikir aku yang paling mengetahuimu, ternyata tidak. Aku tidak tahu apa-apa soalmu dan itu pun membuatku bertanya-tanya dan mulai meragukanmu."
Yuuna terdiam. Ia memilih untuk terus menyimak Yuuji walau dadanya sedikit sesak.
"Aku mulai berpikir kalau kau tidak memiliki perasaan padaku, sesuai yang dikatakan Mai. Kau tidak pernah mau memberitahu keinginan dan keadaanmu sebenarnya padaku. Kau selalu menjadi pendengar dan aku terus tidak tahu apa-apa. Bahkan aku mengetahui kalau kau sakit dari temanmu. Apakah kau tidak bisa mempercayaiku sebagai suamimu? Aku mencintaimu Yuuna. Jikalau kau mencintaiku juga, kau seharusnya bisa percaya padaku perihal keinginanmu, keadaanmu, dan masa lalumu. Aku tidak mau mendengar fakta-fakta terbaru tentangmu dari orang lain. Itu membuatku sedih. Aku—"
Yuuji berhenti lantaran Yuuna membungkamnya dengan mempertemukan bibir mereka. Ciuman pertama mereka setelah sekian lama. Yuuji yang perlahan mulai kembali kesadarannya dari pengaruh alkohol. Ia benar-benar merasakan sensasi bibir Yuuna di bibirnya. Seketika ia pun seratus persen tersadar ketika Yuuna semakin memperdalam ciumannya.
Yuuji pun menarik pinggang Yuuna untuk mendekat kepadanya hingga tubuh mereka bersentuhan. Tangan satunya merangkul pundak kemudian merambat ke tengkuk. Yuuji memeluk Yuuna dengan begitu posesif sambil melumat bibirnya lalu menjelajah isi mulut istrinya. Yuuna tak menolak. Desahan-desahan tipis keluar dari mulutnya ketika Yuuji semakin menjadi-jadi dalam menyentuh tubuhnya.
Mereka bercumbu, bibir berpagut, satu persatu helai pakaian mereka terlepas. Dengan bahasa tubuh, Yuuna ingin memberi tahu bahwa ia sangat mencintai Yuuji. Ia ingin memberitahu bahwa semua spekulasi Yuuji salah. Yuuna sangat mempercayai Yuuji. Ia sangat mencintai laki-laki itu.
"Yuuji, maafkan aku. Aku aku tidak bermaksud untuk berbohong. Aku mempercayaimu. Aku mencintaimu. Maaf, maaf, aku membuat keputusan tanpa memikirkan perasaanmu. Aku—"
Perkataan Yuuna terputus tatkala Yuuji memagut bibirnya lagi. Tubuh mereka semakin rapat. Mereka akan melewati malam yang panjang.
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top