⊱┊12. Terkuak
Charlotte Hodges
Dalam pengamatan Fushiguro, gadis dengan nama yang susah dieja itu bagai matahari hidup. Tiada hari tanpa tawa, senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya, dan ada saja tingkahnya. Yang masih Fushiguro tak habis pikir ialah bagaimana gadis itu bisa berpindah-pindah tempat dalam sehari tanpa mengeluh kelelahan dan masih bisa memasang tampang cerah. Gadis itu dinamis, energik, dan atraktif. Mengingatkannya pada rekan prajuritnya yang saat ini sedang sibuk bertugas di istana ibukota.
Namun, apa yang dilihatnya hari ini sangatlah berbeda dengan impresi Fushiguro selama hampir seminggu ini. Untuk pertama kalinya, Fushiguro melihat Charlotte begitu tampak tenang dan lebih banyak diam. Tindak-tanduknya pun begitu anggun, berkebalikan dengan yang Fushiguro lihat pada hari-hari yang lalu.
Charlotte berbeda 360° semenjak Tuan Hodges pulang. Saat ini mereka sedang makan malam bersama. Sebagai pengawal pribadi tentunya Fushiguro harus menetap di ruang makan bersama beberapa pengawal lain demi menjalankan tugasnya. Fushiguro mengamati interaksi ayah dan anak itu dari belakang kursi Charlotte dalam diam.
"Apa saja yang kau lakukan selama aku pergi?"
Itu adalah pertanyaan bernada dingin yang tidak wajar jika dilontarkan oleh seorang ayah kepada anaknya. Terlalu datar dan terkesan tidak peduli. Seolah-olah pertanyaan tersebut hanyalah sebuah formalitas.
"Banyak dan tidak ada yang menarik untuk dibahas."
Oh, tidak disangka Charlotte sama dinginnya. Selanjutnya Tuan Hodges melanjutkan makan, begitu juga dengan Charlotte. Namun, atmosfer ruang makan bernuansa asing itu terasa berat dan Fushiguro tak tahan untuk berlama-lama di sana.
Acara makan malam pun selesai. Charlotte kembali ke kamar dan menyuruh Fushiguro untuk beristirahat karena ia tidak akan melakukan kegiatan apa-apa lagi alias ingin tidur. Fushiguro hanya patuh. Ia manfaatkan waktu luangnya ini untuk mencari makan di dapur kastil sambil mencari informasi tentang Charlotte dan ayahnya.
Dengan pengalamannya sebagai prajurit istana, Fushiguro tahu betul jika pegawai yang bekerja di dapur ialah sumber informasi terbaik. Entahlah, Fushiguro tidak tahu bagaimana mekanisme mereka bisa menghimpun segala informasi istana. Semoga saja pegawai dapur di sini begitu juga.
"Oh, Fushiguro-kun, kau sudah mengambil jatah makanmu?"
Salah satu pegawai dapur, seorang wanita paruh baya menyambut kedatangan Fushiguro. Pegawai yang lain tampak tak menyadari kedatangannya lantaran sibuk membereskan peralatan. Fushiguro tak masalah.
"Saya kemari ingin mengambilnya."
"Sini-sini, makan di sini. Akan kutemani sekalian ingin mengakrabkan diri," tutur wanita pegawai dapur tersebut sambil menuntun Fushiguro ke area dapur yang terdapat tatami. Ia pun duduk lesehan di sana. Wanita tadi pun mengambil bento jatah Fushiguro lalu memberikannya.
Jika diamati, sepertinya wanita paruh baya ini merupakan seorang kepala dapur melihat pegawai yang lain tampak tak protes dengan wanita ini yang malah menemaninya makan.
"Padahal hampir seminggu kau di sini tapi kita malah jarang mendapat kesempatan untuk berbicara, ya. Namaku Kyo, kepala dapur kastil."
"Iya, maaf, saya juga belum sempat memperkenalkan diri dengan baik. Saya Fushiguro Megumi. Salam kenal, Kyo-san."
"Tidak perlu kaku-kaku. Aku maklum karena Nona Charlotte memang sibuk. Jadi, tak heran kalau kau tak sempat bertemu kami bagian dapur."
Fushiguro membenarkan ujaran Kyo. Kegiatan Charlotte selama hampir seminggu ini benar-benar padat sehingga membuat Fushiguro belum sempat bersua dengan pegawai-pegawai kastil yang lain.
"Mungkin selama Tuan Hodges di sini, Nona Charlotte tidak akan pergi ke mana-mana. Fushiguro-kun bisa lebih santai untuk hari-hari ke depan."
Fushiguro yang hendak mematahkan sumpit langsung menghentikan gerakan tangannya saat mendengar itu. Ia pun bertanya dengan hati-hati,"Tuan Hodges mengekang Nona Charlotte, ya?"
"Bukan, hubungan keduanya memang buruk. Akan kuceritakan tentang mereka agar kau tahu batasan nantinya."
Fushiguro mengangguk. Dugaannya tentang dapur sumber informasi terbaik tidak pernah salah.
"Tuan Hodges itu sebenarnya bukan ayah kandung Nona Charlotte. Nona adalah anak hasil perselingkuhan istrinya. Tujuan Tuan Hodges membawa Nona Charlotte ke sini pun ingin membuangnya agar Charlotte tidak dikait-kaitkan dengan keluarganya lagi di sana."
Kyo menghela napas pelan sambil tersenyum sendu. Fushiguro terdiam, memutuskan untuk diam menyimak sampai akhir.
"Selama ini Tuan Hodges tidak mempedulikan Nona Charlotte. Aku masih ingat ketika Nona Charlotte sakit demam parah, tapi Tuan Hodges malah pulang ke Benua Barat untuk menghadiri perjamuan keluarga akhir tahun. Apa, ya, namanya ... Na ... Na-tal? Ya, begitulah. Nona Charlotte pun tampak membenci Tuan Hodges."
Menyakitkan. Tidak dianggap ada pastilah sangat menyakitkan.
"Lalu kenapa Nona Charlotte tidak ke mana-mana jika Tuan Hodges di sini? Maksudku, Tuan Hodges, kan, tidak terlalu mempedulikannya. Ia bebas melakukan apapun?"
Sungguh, itu adalah pertama kalinya Fushiguro bertanya panjang lebar. Pemuda itu belum pernah merasa sepenasaran ini.
"Aura kehadiran Tuan Hodges di sini membuatnya tak bergairah untuk melakukan apapun katanya. Hahahaha! Jangan sampai Tuan Hodges tau aku berbicara seperti ini, ya!"
Fushiguro tercengang sementara Kyo tertawa terbahak-bahak. Tidak disangka jika alasannya ... kekanakkan. Seperti anak yang merajuk. Tapi, jawaban seperti itu memang Charlotte sekali.
"Ya, sudah aku lanjut bekerja dulu. Kau bisa di sini sampai makananmu habis."
Fushiguro hanya mengangguk sambil melanjutkan makan, sedangkan Kyo meninggalkannya untuk bergabung dengan kesibukan pegawai dapur lainnya.
Selama menghabiskan makanannya, Fushiguro berkontemplasi di dalam kepala tentang sosok Charlotte. Mengetahui jika Charlotte adalah anak yang tidak diinginkan dan keberadaan dirinya di sini untuk dibuang, tapi si gadis masih mampu tersenyum dan tertawa riang seperti itu membuat Fushiguro lebih bereempati pada majikannya itu.
Fushiguro jadi teringat kembali akan senyuman Charlotte yang tak pernah lenyap dari wajahnya. Kini ia tahu bahwa dibalik senyuman itu terdapat luka yang tak pernah bisa diceritakan.
Senyuman Charlotte
Entah kenapa Fushiguro tak bisa menghilangkan senyuman cantik itu dari kepalanya...
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top