⊱┊11. Sikap

Yuuji berubah. Ia menjadi lebih pendiam dan pasif dari sebelumnya.

Yuuna merasakan itu. Awalnya ia pikir Yuuji bersikap aneh lantaran kelelahan karena tugasnya. Menjadi pengawal kerajaan bukan hal yang mudah apalagi kerajaan saat ini sedang krisis. Pesta pertunangan tuan putri semakin dekat sehingga keamanan harus ditingkatkan. Oleh karena itulah Yuuji menjadi pendiam karena ingin menghemat energinya.

Tapi, ia merasakan jika sikapnya tak hanya jadi pendiam saja. Lama-kelamaan Yuuna sadar bahwa Yuuji seperti menjauhinya. Entahlah, Yuuna sama sekali tidak memiliki petunjuk mengapa sikap Yuuji berubah.

Padahal sebelumnya mereka tidak pernah seperti ini. Jikalaupun ada masalah, pasti langsung terselesaikan dengan baik. Keduanya sama-sama periang dengan gengsi rendah. Jadi, mengujar maaf bukanlah sebuah halangan.

'Apakah aku telah melakukan kesalahan? Tapi, apa?'

Yuuji yang terus menghindar dan Yuuna yang selalu jatuh dalam lubang tanda tanya. Ia harus segera berbicara dengan Yuuji. Lagipula mereka harus meluruskan semua ini.

***********

Sosok Yuuna ketika pertama kali tertangkap oleh mata Yuuji mengingatkannya pada bunga aster yang menghiasi pegunungan. Tampak anggun, lembut, dan indah. Iris gadis itu tampak seperti kristal ungu yang berada di gua-gua. Surainya bagai untaian benang perak yang berkilau. Senyumannya teduh menggambarkan kepribadiannya yang menenangkan.

Yuuji jatuh cinta pada pandangan pertama.

Selama di istana, selain fokus pada tugas utamanya menjadi prajurit, ia juga kerja sampingan menjadi pengagum Yuuna dari jauh. Jika mereka tak sengaja berpapasan, Yuuji akan dua kali mencuri pandang pada sosok Yuuna yang melangkah anggun dengan yukata seragam istana. Yuuji akan merekam baik-baik bagaimana surai perak itu tersanggul rapi dan wangi manis yang menguar dari sana.

Ketika Yuuna tertangkap jangkauan matanya dari kejauhan, Yuuji tidak akan mengalihkan pandangannya dari Yuuna hingga gadis itu menghilang dari penglihatannya. Ia ingin sosok Yuuna yang berjalan tertanam erat di kepalanya sebelum sosoknya hilang dan belum tentu mereka akan berpapasan keesokannya.

Lumayan memakan waktu yang lama bagi Yuuji merangkap jadi penggemar rahasia Yuuna di istana. Tidak ada keberanian untuk mengajaknya berbicara duluan. Ia hanya mampu menangkap sosok Yuuna dari tangkapan mata. Itu pun seringnya dari kejauhan.

Namun, sepertinya takdir memihaknya. Kala ia ditugaskan untuk menemani Yuuna ke kebun istana guna mengambil rempah-rempah, Yuuji tak menyia-nyiakan kesempatan. Nasihat-nasihat romansa dari rekan-rekannya pun ia coba praktekkan.

Pada akhirnya, perjuangan Yuuji membuahkan hasil. Ia berhasil mempersunting perempuan yang dikaguminya. Yuuji sangat bahagia. Rasa-rasanya seperti pencapaian besar dalam hidupnya.

Namun, tak disangka kebahagiaannya retak karena hal yang seharusnya tak ia dengar.

"Kau menikahi Yuuji karena terpaksa, kan?"

Pertanyaan dari Mai kepada Yuuna kala ia tak sengaja menguping itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Satu pertanyaan yang mampu membuat akal sehatnya terombang-ambing. Kepalanya penuh tanya, ia mempertanyakan Yuuna dan pernikahannya.

Ia jadi meragukan Yuuna.

Yuuji tahu bahwa seharusnya ia meminta penjelasan dari Yuuna. Yuuji juga tahu bahwa seharusnya ia mendengar jawaban Yuuna sesudahnya. Bukan seharusnya ia pergi begitu saja. Akan tetapi, Yuuji tidak siap. Ia tidak siap akan kenyataan sebenarnya. Ditambah Yuuna pun tak mengelak dengan usaha saat Mai pertama kali bertanya lalu mencecarnya dengan pertanyaan lain.

Yuuji tak bisa menghilangkan pikiran negatifnya kala berhadapan dengan Yuuna. Apakah senyumannya itu tulus? Apakah semua perhatian perempuan itu kepadanya benar-benar dari hati? Apakah perasaan mereka sama terhadap satu sama lain? Apakah Yuuna benar-benar mencintainya?

Semua pertanyaan dan keraguan yang menumpuk di kepalanya membuat ia mengubah sikapnya terhadap Yuuna. Yuuji menjauh. Yuuji paham bahwa Yuuna pasti bingung mengapa dirinya menjauh secara perempuan itu mengira ia tidak mendengar apa-apa. Yuuji juga paham bahwa yang dilakukannya ini salah dan seharusnya ia berkomunikasi pada Yuuna.

Namun, pada dasarnya ia adalah manusia dengan emosi yang paling jujur. Ia akan tertawa jika bahagia, akan murung jika sedih, dan akan diam jika merasa kecewa. Yuuji tak bisa berpura-pura di hadapan Yuuna setelah mengetahui fakta terbaru dirinya dari Mai. Yuuji juga tak menampik bahwa ia kecewa dengan Yuuna dan Fushiguro yang tak menceritakan apapun tentang hubungan keduanya di masa lalu. Padahal Fushiguro merupakan rekan kerjanya dan mereka sering berinteraksi. Namun, mengapa Fushiguro seolah-olah tidak mengenal Yuuna? Bahkan ketika pernikahan dirinya dengan Yuuna, ia mengucapkan selamat dengan ekspresi teratur seolah formalitas dan tak pernah terlibat dalam hubungan keduanya.

Siapa yang berbohong sebenarnya?

Bingung. Bingung. Bingung. Dan pikiran dipenuhi keraguan. Yuuji jadi berpikir ulang mengenai hubungannya dengan Yuuna. Setelah dipikir-pikir, Yuuji masih belum mengetahui apapun tentang Yuuna. Tentang siapa yang pernah terlibat di masa lalunya. Tentang apa yang terjadi dan hubungannya dengan Fushiguro. Bagaimana mereka bisa mengenal dan mengapa mereka jadi tidak akrab. Yuuji ingin mengetahui sebenarnya namun ia tidak siap menerima kenyataan.

"Yuuji-kun."

Panggilan bernada lembut itu sontak saja membuyarkan Yuuji. Ia lupa jika saat ini ia sedang makan malam bersama istrinya. Lampu petromak berpendar ke seisi ruangan. Sayup-sayup suara jangkrik terdengar dari luar. Malam yang tenang tanpa bulan dan bintang.

Kepala mendongak untuk melihat sang istri yang sedang menatapnya penuh khawatir dan tanya. "Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"

'Banyak, banyak sekali Yuuna dan itu tentangmu.'

"Tidak. Tidak ada," Yuuji menjawab dengan singkat sambil memakan suapan terakhirnya. "Terima kasih atas makanannya. Aku akan langsung beristirahat."

Yuuna mencegah Yuuji yang berusaha bangkit. Perempuan itu menatapnya dengan serius. "Ada yang harus kita bicarakan, Yuuji-kun."

Yuuji terdiam. Ternyata Yuuna menyadari perubahan sikapnya dengan cepat. "Apa?"

Terlihat Yuuna tampak menimbang sebelum berucap,"Kenapa kau menjauhiku Yuuji-kun? Tidak, lebih tepatnya kau bersikap ketus padaku akhir-akhir ini. Apa aku ada salah?"

Yuuji terdiam sambil menatap lama wajah istrinya. Pikirannya berkecamuk dengan berbagai hal yang mengganggu pikirannya. Ia ingin menyampaikannya kepada Yuuna namun lidahnya kelu sehingga membuat dadanya sesak. Bukannya keluar pertanyaan utama dalam kepalanya, justru malah hal lain.

"Apakah ada yang ingin kau sampaikan padaku, Yuuna? Hal yang belum pernah kau sampaikan padaku selama ini? Hal yang seharusnya kau sampaikan langsung padaku, bukan aku mendengarnya dari orang lain? Adakah?"

Yuuna yang langsung kebingungan dengan pertanyaan Yuuji langsung saja bertanya,"Apa ... maksudmu, Yuuji-kun?"

'Dia bahkan masih menganggap bahwa aku tidak tahu apa-apa.'

Yuuji hanya terdiam sambil menatap mata istrinya. Ia ingin mencari perasaan apa yang ada di sorot kristal violet itu. Tak terbaca. Ekspresinya pun perlahan melunak. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa sorot mata Yuuji menelan kekecewaan berat. Ada sesak yang terperangkap di dadanya.

"Lupakan saja. Aku hanya kelelahan. Maaf, ya ..."

Yuuna tahu bahwa saat mendengar ucapan Yuuji tersebut ia seharusnya merasa tenang. Namun, malah sebaliknya. Ia merasa jawaban Yuuji semakin membuatnya tak tenang. Ada sesuatu yang salah dan Yuuna mendengar sesuatu yang retak. Suara retakan itu membawa perasaan buruk yang tak terdeskripsi padanya.







Ketenangan pada malam itu telah dirobek sepenuhnya...





Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top