Prof. Frik - Sejarah dan Jenis Kopi


Eh? Sudah online? Baiklah.

Maaf meja saya sedikit berantakan. Jadi, salam. Berjumpa kembali dengan saya professor jenius yang baik hati dan selalu menabung. Dalam kesempatan kali ini saya akan mengajak kalian untuk membahas sejarah dan berbagai jenis kopi yang sudah saya teliti sejak 300 tahun. Terlalu lama? Oke, 30 tahun.

Berawal dari seorang penggembala kambing bernama Khalid di Kaffa, Ethiopia. Ia mengamati kambingnya yang masih tetap bertenaga dan masih terjaga saat matahari terbenam setelah memakan sejenis buah berry berwarna kemerahan. Pemuda bernama Khalid ini mencoba buah berry tersebut, memakannya langsung, menggorengnya, mengukusnya, membakarnya, mengekstraknya dan cara-cara lain yang ia ketahui. Diduga dari sanalah minuman kopi ini berasal

Penyebaran kopi terus mendunia, mulai dari Arab, Afrika, Eropa, Amerika, dan akhirnya sampai ke indonesia. Perjalanan yang panjang. Sejarah mencatat kopi pertama ditemukan di Ethiopia, Afrika sejak 3000 tahun yang lalu, atau sekitar 1000 tahun Sebelum Masehi. Ada juga yang mencatat penemuan kopi dimulai saat 800 sampai 850 tahun sebelum masehi.

Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab : قهوة‎ dibaca qahwah yang artinya kekuatan, karena pada awal ditemukan kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kemudian diubah menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian diubah lagi menjadi koffie. Dalam bahasa Belanda Penggunaan kata koffie langsung diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang hingga saat ini dikenal dengan nama kopi.

Dari masa ke masa, kopi terus berkembang. Banyak peneliti yang sudah tergila-gila pada kopi, seperti saya, mengembangkan tanaman ini dengan berbagai keunggulan dan kelemahannya. Dan terciptalah tanaman kopi yang bervariasi. Awalnya tanaman kopi adalah tanaman pegunungan, yang hanya bisa di tanam di dataran tinggi. namun, sekarang sudah banyak taaman kopi yang bisa di tanam dengan ketinggian yang cukup rendah. Baiklah, ini hasil penelitian saya.

Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
Phylum: Spermatophyta
Class : Angiosperma
Order : Gentianales
Family : Rubiaceae
Subfamily : Ixoroideae
Genus : Coffea

Kopi terdiri lebih dari 90 species kopi. Dari seluruh spesies kopi hanya 25 yang paling komersial untuk buah, dan hanya 4 spesies yang memiliki posisi terkemuka dalam perdagangan biji kopi, yaitu arabica, robusta, liberica dan excelsa.

1. Coffea arabica (Kopi Arabica)

Kopi jenis ini pertamakali ditemukan di Afrika sebelum kopi jenis lain ditemukan. Kopi Arabica dikembangkan di daratan Eropa dan akhirnya ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri pada pertengahan abad 17 kopi Arabica ditanam dan dikembangkan di Indonesia oleh Belanda.

Kopi Arabica hanya di tanam pada ketinggian 700 - 1800 m dpl pada suhu 16 - 20 derajat celcius untuk mendapatkan kualitas terbaiknya. Kandungan kafein kopi Arabica lebih rendah dari kopi jenis lain, tetapi mempunyai aroma yang lebih kuat. Menurut beberapa penikmat kopi, kopi Arabica memiliki rasa yang lebih nikmat dari kopi Robusta ataupun kopi-kopi dari jenis lain. Kopi ini memiliki sedikit rasa asam yang menjadi ciri khas kopi Arabica.

Kopi Arabika juga bisa diproses dengan metode basah yang memakan biaya lebih tinggi dibandingkan proses dengan metode kering. Kopi Arabica menguasai 70 % pasaran kopi dunia. Negara penghasil kopi Arabica adalah Brazil, Kolombia, Peru, Venezuela, Paraguay, Bolivia, Costa Rica, Nicaragua, Puerto Rico, Hawaii, Yaman, Papua Nugini, Kenya, Zambia, Zimbabwe, Ethiopia Tanzania dan Indonesia.

2. Coffea canephora , Pierre ex Froehner. (Kopi Robusta)

Kopi Robusta juga ditemukan di Afrika, tepatnya di Kongo pada tahun 1870. Kopi Robusta dapat ditanam di dataran rendah 200 meter dpl sampai dataran tinggi 2000 meter dpl. Tanaman kopi Robusta ini lebih tahan terhadap penyakit dan buah juga tidak jatuh ke tanah, sehingga dapat dipanen kapan saja. Pohonnya sendiri dapat tumbuh mencapai tinggi 10 meter.

Kadar kafein kopi Robusta adalah tertinggi dibanding kopi Arabica maupun kopi jenis lain. Kopi ini mempunyai aroma seperti coklat apabila disajikan dengan air yang benar-benar mendidih. Belakangan ini kopi Robusta sering dikombinasikan dengan kopi Arabica untuk mendapatkan aroma yang lebih kuat dan rasa yang lebih bervariasi. Kopi Robusta menguasai 27 % pasaran kopi dunia. Negara penghasil kopi Robusta adalah Kongo, Kamerun, Srilanka, Madagacar, Angola, Nigeria, Uganda, Vietnam dan Indonesia.

3. Coffea liberica, Bull ex Hiern. (Kopi Liberika)

Kopi Liberika ini ditemukan di hutan Liberia dan Pantai Gading. Kopi ini mempunyai ukuran pohon yang lebih besar dari kopi Robusta, dapat mencapai tinggi 9 meter. Memiliki buah dua kali lipat dari Arabica. Ini adalah tanaman yang membutuhkan suhu tinggi dan air berlimpah. Karena karakteristik ini, Kopi Liberika dipilih sebagai graft-holder.

Tanamannya sendiri lebih tahan terhadap penyakit yang umum menyerang pohon kopi. Produksi buah sepanjang tahun dan tumbuh dengan baik apabila di tanam di dataran rendah. Beberapa varietas kopi Liberika yang ada di Indonesia adalah Durvei dan Ardoniana. Liberica merupakan tanaman utama di Filipina. Saat ini provinsi Batangas dan Cavite di Filipina adalah produsen dari kopi Liberica, yang dikenal sebagai Baraco.

4. Coffea excelsa (Kopi Ekselsa)

Kopi ini ditemukan pada tahun 1904. Dikembangkan karena lebih tahan terhadap penyakit yang umum menyerang tanaman kopi. Jenis ini dibudidayakan di dataran rendah yang basah, yaitu daerah yang tidak sesuai untuk kopi jenis lain seperti Arabica dan Robusta.

Ciri khas kopi ini antara lain memiliki cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang yang tua. Apabila dibiarkan tumbuh selama bertahun-tahun dapat tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar. Batangnya kekar dan memerlukan jarak tanam yang relatif kecil dan tidak beragam, seperti kopi Liberica.

Memiliki hasil buah dan biji yang tinggi dan memberikan kopi dengan aroma menyenangkan, mirip dengan salah satu dari Coffea arabica. Kopi ini memiliki harga yang lebih tinggi daripada kopi Robusta.


5. , Lour (Kopi Racemosa) - Inhambane coffee and Mozambique coffee

Sinonim dengan kopi ini adalah Coffea mozambicana DC. and Coffea swynnertonii S. Moore.
Kopi ini ditemukan di Zimbabwe. Tumbuh baik pada ketinggian diatas 1000 meter di atas permukaan laut. Berbunga pada awal september sampai bulan februari. Kopi memiliki sedikit kandungan kafein tetapi mempunyai aroma yang kuat.

6. Coffea Stenophylla, G. Don. (Sierra Leonian Coffee), Kopi Sierra Leon

Kopi ini dibudidayakan di Guinea, Sierra Leone dan Pantai Gading, tahan terhadap kekeringan. Bau atau aroma kopi ini menyerupai bau-bauan teh.

7. Coffea Mauritiana (Café Marron)

Kopi yang ditemukan di Mauritian ini, menghasilkan sebuah rasa kopi pahit yang diperoleh dari kopi jenis ini.

8. Coffea Congencis, Froehner. (Congo Coffee)

Datang dari Kongo, menghasilkan kopi berkualitas baik tetapi pertumbuhan daun dan buah sangat tidak produktif.

9. Coffea Dewevrei

Kopi ini berasal dari hutan Kongo Belgia. Kadang-kadang jenis kopi ini dianggap sebagai variant dari Kopi Liberika (Coffea liberica), karena bentuk daun dan pohon yang mirip dengan kopi liberika. Ukuran daun yang sangat besar, kira-kira 10 kali lipat dari ukuran daun kopi arabica. Pohon dapat tumbuh sampai 9 meter.

dan masih banyak lagi jenis jenis tanaman kopi di dunia. Namun, dari sekian banyak jenis kopi, hanya dua jenis yang menempati posisi tertinggi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis Kopi Arabika dan Robusta.

Dari segi bentuk, biji kopi jenis robusta lebih bulat dan arabika cenderung lebih lonjong. Pada struktur bijinya keduanya juga terdapat perbedaan, sehingga proses roasting yang digunakan juga tidak sama.

Karena dapat ditanam di daerah yang punya ketinggian rendah, penanaman kopi jenis robusta lebih gampang ditemui dibanding arabika. Tak hanya itu, tanaman kopi robusta juga lebih cepat berkembang dan memproduksi buah, tak seperti arabika yang membutuhkan beberapa tahun untuk matang serta memerlukan lahan yang lebih besar. Namun, meskipun terdengar lebih sulit, kopi arabika memiliki keunggulannya sendiri, terutama dari segi rasa.

Dibanding kopi robusta yang biasanya memiliki rasa yang lebih kuat dan 'kasar', kopi arabika mempunyai karakter rasa yang lebih kaya. Kalian dapat merasakan berbagai hint rasa baik buah-buahan, berry-berryan, coklat maupun kacang-kacangan, sementara robusta cenderung hanya memiliki aftertaste kacang-kacangan.

Kandungan kafein di kedua jenis kopi ini juga berpengaruh terhadap rasa yang dimilikinya. Arabika memiliki kandungan kafein yang lebih kecil. Kandungan tersebut berkisar antara 0,8% – 1,4%. Berbeda dengan arabika, robusta memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi. Kandungan tersebut sekitr 1,7% – 4,0%. Selain itu, jenis arabika juga memiliki kandungan gula dan lipid yang lebih tinggi daripada robusta sehingga lebih manis saat diminum tanpa perlu menggunakan gula.

Arabika memiliki karakter rasa dan aroma yang kuat, karena itu arabika lebih cocok disajikan sebagai single kopi origin. Sehingga penikmat kopi dapat merasakan rasa asli dari kopi arabika. Sedangkan Robusta karena memiliki karakter rasa yang cenderung pahit. Maka dari itu, robusta lebih cocok disajikan sebagai bahan dasar espresso atau blend. Dengan begitu, rasa pahit yang terkandung di dalamnya dapat sedikit berkurang setelah ditambah creamer.

Sudah faham? Semoga faham dengan kliping saya ini. Kenapa jadi kliping sih? Bodoamat deh, niatnya juga mau bagi-bagi ilmu. Sumber tertulis yah. Biar gak disangka plagiat.

Sekian penjelasan saya kali ini. Selanjutnya kita masuk pada hal yang lebih serius lagi. Jadi, sampai jumpa pada kesempatan selanjutnya.



Salam.

Professor Frik.



Sumber :

https://planattanama.blogspot.com

https://tanameracoffee.com

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top