18
Jaehee menatap wajahnya di dalam cermin. Matanya sembap dan hidungnya merah. Ranbut dia kusut dan ada yang basah sebab air mata yang belum kering.
Sungguh menyedihkan. Sama seperti apa yang dia alami sekarang ni.
" Kenapa aku simpan perasaan lagi dekat dia? " Jaehee menggumam kesal.
Betullah orang cakap, cinta itu sakit.
Seungcheol dah ada teman istimewa. Dia pulak masih tak sedar diri tergedik gedikkan bosnya.
"Bodoh kan aku? "
Tok!Tok!Tok!Tok!
" Jaehee-ssi, awak ada dekat dalam ke? "
Suara seorang lelaki di luar kedengaran bersama ketukan pintu.
" Awak baliklah dulu Soobin, saya okay " jawab Jaehee lemah. Dia yang semakin sebak dan kembali teresak teruk.
" Jaehee,keluarlah dulu awak -
Klek!
Brak!
" Hiks...kenapa dia buat saya macam ni Soobin? Kenapa? "
Jaehee memeluk erat batang tubuh dihadapannya. Kepalanya disembamkan di dada namja yang sedang mengusap belakang kepalanya lembut.
" Shh...uljima "
Jaehee teresak dalam diam. Dia lepaskan semuanya pada saat itu. Dalam dakapan kawan baiknya sendiri,dia rasa tenang.Cukup tenang.
Ditambah pula dengan usapan lembut di kepalanya yang seolah olah menyalurkan kekuatan dan ketenangan untuk dirinya.
" Sampainya hati dia Soobin...sampai hati... "
" Dia memang buta ke yang saya cintakan dia? Atau dari dulu dia memang sengaja nak mainkan hati saya? "
" Atau saya yang terlalu bodoh sebab tak tahu beza persahabatan dan cinta? "
" Saya dah kalah dengan cinta saya pada dia Soobin... "
" Cinta buta saya pada Choi Seungcheol... "
Usapan itu tiba ii terhenti seketika.
Jaehee yang merasa pelk ingin melepaskan pelukan namun tubuhnya ditahan dan kini, namja itu pula yang memeluknya.
" Mianhae, Kim Jaehee" ucapnya dengan suara yang bergetar.
" W-wae? "Jaehee mula pelik.
" Maafkan hyung saya sebab keliru dengan perasaan dia pada awak. Dan maafkan dia sebab buat hati awak terluka. Maafkan dia jugak sebab tak mampu jadikan awak sebagai bakal permaisuri hati dia "
Mata Jaehee membulat. Serta merta dia melepaskan pelukan dan melihat manusia yang berdiri di hadapannya.
Choi San.
Choi San yang sekarang sedang menatapnya sayu.
" Mianhaeyo, jeongmal mianhae... " ucap Jaehee menunduk sambil menghapus sisa air mata.
" Gwaenchana, saya tahu awak tengah sedih " balas San dengan senyum kelat.
" Jadi awak dah tahu kan? " tanya Jaehee dengan mata bengkaknya.
San memandang Jaehee lama sebelum dia bersuara.
" Saya dah tahu, lebih awal daripada yang awak sangka "
Jaehee mengangkat kepalanya.
" Huh? "
Grep!
" Kau, ikut aku! " ujar Seungcheol yang tiba ii muncul dan menyambar pergelangan tangan Jaehee
Jaehee yang tidak sempat menjawab itu diheret kasar mengikut langkah kaki Seungcheol.
" Kau nak bawak dia pergi mana tu hyung?! "
Seungcheol hanya mengabaikan pertanyaan San. Kakinya laju melangkah ke lif. Wajahnya merah padam dan cengkaman pada tangan Jaehee semakin kuat.
" S-sakit "
Seungcheol hanya membuat bodoh.
" Jaehee! Kenapa tu? "
Jaehee berpaling dan melihat Soobin yang berlari ke arahnya.
" Huh, jantan ni pulak? Not bad " perli Seungcheol dengan nada sinisnya.
Kakinya melangkah masuk ke dalam lif dan tubuh Jaehee ditolak kasar untuk ikut sama.
Seungcheol menekan butang dan hanya memandang kosong wajah Soobin yang menuju ke arah lif tersebut hingga pintu lif tertutup sempurna.
Tangan Jaehee dilepaskannya kasar bersama tolakan.
" Kenapa dengan awak ni?... "Jaehee menggumam namun masih mampu didengari oleh Seungcheol.
" Tu pun kau nak tanya ke perempuan? "
" A-apa awak cakap? " Jaehee tersentak, air matanya gugur.
Seungcheol hanya diam sambil menatap Jaehee tajam. Kakinya melangkah menghampiri Jaehee sehingga jarak mereka hanya beberapa inci. Bibirnya bergerak ke telinga Jaehee dan berbisik perlahan namun keras.
" You know what I mean, beautiful destroyer "
Jaehee menunduk. Suara Seungcheol buat dia berdebar.
Tapi, apa maksudnya?
Ting!
" Just shut up your little mouth and follow me. Now "
Jaehee yang masih bingung hanya mengikut. Kakinya digagahkan untuk mengikut langkah agresif milik Seungcheol.
Klek!
Seungcheol membuka kasar pintu bilik pejabatnya. Meja kerjanya dituju dan sepucuk surat berwarna putih diambil sebelum dia menatap Jaehee dengan pandangan yang sukar ditafsir.
" S-surat apa tu? " Jaehee menyoal dengan nada bergetar. Dia dapat merasakan aura yang tidak baik.
" Bagus kau tanya" Seungcheol tersenyum sinis. Surat itu dicampak ke atas meja di tengah ii susunan sofa.
" Kau nak suruh aku ke yang buka surat tu huh? " ujar Seungcheol sinis. Dia merenung tajam wajah Jaehee dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam poket seluar.
Dengan langkah perlahan, Jaehee menghampiri surat di atas meja itu. Tangannya terhulur untuk mencapai surat tersebut. Perlahan,surat itu dikeluarkan.
Jaehee terkejut. Ditatapnya wajah Seungcheol yang berlagak biasa.
" Apa benda ni? "
" Kau tahu membaca kan? " ujar Seungcheol dengan suara angkuhnya. Sungguh, Jaehee tak pernah melihat sisi angkuh seorang Choi Seungcheol.
Bebola matanya menari laju di atas helaian kertas putih itu. Otaknya dengan cepat mentafsir maklumat yang dihantar.
"SURAT PERLETAKAN JAWATAN"
" Awak pecat saya ke? " Jaehee mengawal getar suaranya.
" Kau dibuang bukan dipecat. Aku ulang, dibuang " suaranya sengaja ditekankan.
Jaehee kembali menunduk .Air matanya turun lagi. Memang dia tidak mampu untuk mengawal jumlah titisan jernih yang keluar itu.
Seungcheol yang tadinya menyandar di mejanya bergerak ke sofa dan duduk di situ.
" Sejak kali pertama aku jumpa kau,aku rasa tertarik dengan kau" Seungcheol mula membuka mulut.
" Bagi aku,kau baik, cantik, kelakar, sporting...you have anything and i like it "
Jaehee mengangkat sedikit wajahnya dan pandangan mata mereka bersambung.
" Tapi aku bodoh, bodoh sebab mudah percayakan perempuan macam kau. Tak sangka kau ni suka cari mangsa "
Jaehee mengetap bibirnya. Dia cuba bersabar.
" Tak cukup dengan muka si budak arnab tu,dan sekarang ni kau cuba goda adik aku pula? Wow, such a good game "
" Cari mangsa apa awak cakap ni?Permainan apa? Saya tak faham, Seungcheol" suaranya agak keras sedikit.
" Tak perlu jawab pun mesti kau dah tahu, kan? "
" Apa-
" Aku pulak taruh harapan dekat kau. Jatuh cinta dekat kau, aku buat apa je untuk dekat dengan kau termasuk ambil kau bekerja dekat syarikat ni "
" Aku semakin yakin kau ni yeoja yang baik sebab Sanha selalu cerita benda yang baik ii pasal kau " Seungcheol berdecak.
" Tapi tak sangka, kau ni rupanya lain" Seungcheol memandang ke arah lain dengsn mata yang sedikit berkaca namun pantas dilapnya.
" Awak...ada masalah ke? " Jaehee cuba bertanya. Dia yakin namja itu menyembunyikan sesuatu.
Seungcheol meraup wajahnya pantas dan memandang tepat ke mata Jaehee.
" Ada, masalah aku ialah kau. Dan sekarang, tolong keluar. Kau dah takde urusan dekat sini "
" Tapi awak -
" KELUAR! "
Klek!
Seungcheol dan Jaehee berpaling. Kelihatan seorang yeoja berdiri di hadapan muka pintu. Namun,bukan dia sahaja. Ada juga San dan seorang wanita yang agak berusia.
" Omma? San? Minjun? Kenapa datang sini? "
Jaehee mengukir senyum tipis, tak lupa menghapus sisa air mata. Dia cuba berlagak biasa.
" Saya keluar dulu bos. Esok,saya hantar fail tu " Jaehee berpura pura bersikap biasa. Dia tunduk sedikit sebelum keluar dari bilik tersebut. Pandangan mata simpati San diabaikan olehnya.
Sebaik sahaja pintu bilik pejabat ditutup, omma Seungcheol bersuara.
" Cheol, ada sesuatu omma nak bincang. Sekarang "
[ edited : 2O.O8.21 ]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top