» epilog ❜

Chapter ni panjang sikit, maaf kalau bosan :3

━━━

" Kan hyung dah cakap jangan main hujan. Kenapa degil sangat ni, Soobin? Kalau demam macam mana? "
" Mianhae hyung "

Lelaki dewasa itu tersenyum melihat wajah sedih budak kecil di hadapannya. Tangannya bergerak mencubit pipi tembam di hadapannya.

" Ish, kenapa hyung cubit "

" Kamu ni comel sangatlah, Kim Soobin. Macam mana hyung nak marah? " lelaki itu tersenyum. Pesakit kecil di hadapannya ini selalu menghiburkan hatinya.

Soobin kecil, budak yang dinasihatinya sebentar tadi mengembungkan pipinya. Perlahan, dia berdiri dari duduknya di atas katil dan memeluk leher Soobin yang tingginya sekarang menjadi sejajar dengannya.

Choi Soobin, jururawat penyayang itu membalas pelukan Soobin kecil dan mendakapnya erat. Tak lama, kedengaran suara tangisan.

" Eh? Kenapa menangis ni? " Soobin meleraikan pelukan dan menangkup pipi bulat pesakit kecilnya.

" Nanti kalau Soobin sembuh hiks... HUWAA " dia kembali memeluk jururawat tersebut dan mendakapnya erat ii dengan tangan mungilnya.

" Shh, jangan nangis. Kita kena sama ii kuat. Kim Soobin kan nak jadi macam Choi Soobin. Arra? " Soobin menenangkan.

" Nde... tapi kalau Soobin dah sembuh, nanti tak boleh jumpa hyung lagi " ujarnya dengan pipi memerah.

Soobin ketawa kecil dan mengusap kepala Soobin kecil lembut. Bibirnya mengukir senyum manis untuk pesakitnya.

" Kalau Soobin dah sembuh, nanti boleh jumpa eomma, jumpa appa, chingu. Soobin tak nak ke? "

" Tapi hyung takde! " budak itu masih menangis.

" Hurm, kalau macam tu. Apa kata Soobin ajak eomma dengan appa  datang sini kalau Soobin rindu hyung? "

" Boleh? "

" Boleh! "

" Yeay! Mari kita janji dulu " jari kelingking pendeknya dihulur dan disambut oleh Soobin.

" Janji! " sahut mereka berdua sebelum sama ii tergelak.

" Okay, sekarang Soobin rehat. Esok kan dah nak balik " Soobin berdiri dari duduknya dah dibalas thumbs up oleh Soobin kecil.

Choi Soobin keluar dari wad pesakit jagaannya dan menuju ke pantri. Niatnya ingin menikmati sekotak susu almond sejuk di dalam peti.

" Hyung tak balik lagi? Kan dah habis syif? " soal Kai yang tiba ii muncul. Soobin yang masih menyedut susu almond hanya menggeleng sebagai balasan. Sayang sangat dia nak lepaskan straw tu.

" Hyung lupa ke hari ni hari apa? " soalan itu membuatkan dahi Soobin berkerut. Kotak susu yang sudah kempis itu dimainkan sambil mengingag sesuatu.

" EH BETULLAH! "

Soobin berdiri. Dia mula membersihkan tangan dan membuang kotak susunya dengan tergesa gesa manakala Kai yang melihat tersenyum kelat.

" Oh, thanks ingatkan. Hyung pergi dulu, nanti lambat! Bye! "

—————

Soobin berdiri tegak sambil memegang sejambak bunga putih. Wajahnya dimaniskan, cuba menyembunyikan perasaan negatif yang hadir. Batu yang terpacak kaku di hadapannya ditatap lama.

Suasana senja pada hari itu sunyi diiringi tiupan bayu lembut yang menggoyangkan ranting ii kecil dan Soobin masih di situ, berseorangan. Perlahan, jambangan bunga tadi diletakkan.

" Hai appa "  sapanya singkat. Matanya mula memanas.

" Appa... " suara sebaknya kedengaran.

" Hari ni genap 2 tahun appa pergi, kan? " sambungnya lagi. Air mata yang mengalir deras disapu.

Tindakan appa nya yang semakin kerap ke luar negara bukannya atas urusan kerja melainkan untuk temu janji kesihatan. Tuan Choi menghidap barah hati dan sudah terlalu lambat untuk sembuh sehingga kanser itu meragut nyawanya

" Appa tahu? Soobin dah berjaya, pangkat dah naik dan hospital tempat kerja Soobin dah maju " dia mula bercerita. Dari suasana tempat kerja termasuklah haiwan peliharaan baru miliknya.

" Perusahaan appa pun dah makin hebat. Pandai kan Taehyun urus? Cekap macam appa. Patutlah dulu appa pernah cadangkan dia untuk ganti appa "

" Soobin bahagia appa, walaupun appa, eomma dan Beomgyu jauh dari Soobin tapi Soobin tahu keluarga Soobin sentiasa ada dan Yeonjun hyung... " ucapan Soobin tergantung. Air matanya gugur lagi.

" Soobin gagal appa, gagal kembalikan dia dalam keluarga kita. Dia hilangkan diri, menjauh dari Soobin. Dia pergi... " Soobin menangis hingga dia terduduk.

" Soobin anak yang tak guna, appa. Soobin gagal, Soobin lemah " dia terus menangis. Tak menghiraukan suasana yang mula beransur gelap.

Tap. Tap. Tap.

Bunyi tapak kasut seseorang menyedarkan Soobin bahawa dia tidak keseorangan. Sebakul bunga yang tiba ii diletakkan di sebelah jambangan bunganya tadi membuatnya keliru. Siapa yang datang?

" Appa, Choi Yeonjun dah balik " suara itu berbunyi.

Soobin mengangkat muka, senyuman dari orang di sebelahnya membuatnya hampir meraung. Dia lantas berdiri dan memeluk orang tersebut.

" H-hyung balik! Hyung dah balik! " Soobin menangis kencang. Penantiannya selama 3 tahun tak sia ii.

Yeonjun memeluk adiknya erat sambil mengusap belakang Soobin yang bergetar hebat. Dilepaskan rindunya yang menggunung selama ini.

" Hyung janji jangan tinggalkan Soobin lagi! Janji jangan pergi lagi! "

" I promise "

Pada hari itu, di depan pusara seseorang yang bergelar ayah, dua beradik yang terpisah secara paksa tiga tahun yang lalu disatukan kembali secara rela.

Bagi Choi Soobin, dia tidak menyangka pesakit dinginnya merupakan orang yang paling dekat dengan kehidupannya. Begitu hebat  takdir mengujinya hingga mampu membuatnya hampir gila menerima kenyataan. Namun, pelangi akan muncul selepas hujan. Dan di sinilah dia sekarang, menghayati pelangi yang indah selepas sekian lama berhujan.

Bagi Choi Yeonjun, dia tidak pernah menaruh harapan tinggi untuk bertemu dengan adik yang hampir terbunuh kerananya suatu masa dahulu. Peristiwa silam itu setiap malam menghantui membuatkannya hilang pertimbangan dan memilih untuk berundur. Namun, cinta dan kasih sayang tidak dicipta untuk dikhianati. Dia masih punya cinta untuk dibahagiakan dan kasih sayang untuk membahagiakan.

" The past may hurt you but you must learn from it, not run from it "

— the end of freeze

Hi yeorobun! (♥´∀`)

Thanks for reading my ff, hope you enjoy it and give me a support juseyo (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

Sincerely,
-svtbbuing

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top