Epilog

Menikah dengan seorang perwira, baik TNI maupun polisi, merupakan mimpi bagi sebagian orang. Nggak hanya rasa bangga saat nanti melalui biduk rumah tangga bersama pria berseragam ini, tapi juga merasa spesial saat hari H pernikahan.

Apalagi kalau bukan merasa spesial karena Prosesi Pedang Pora yang megah dan bakal jadi pusat perhatian?

Aku sedang berdiri dengan gugup bersama seseorang yang sudah resmi menjadi suamiku. Akhirnya setelah penantian panjangku, dia resmi menjadi teman hidupku. Mataku berkaca-kaca saat melihat wajah bahagia dan haru pada Ibu, Ayah dan juga Papa. Sedangkan Kafka dan keluarga kecilnya—bersama seorang anak gadis berusia tiga tahun yang berada dalam gendongannya—sedang berbincang dengan suamiku.

Saat Prosesi Pedang Pora tadi, aku tak hentinya berdecak kagum. Merasa menyesal karena sewaktu dulu tidak pernah ikut Ayah ataupun Ibu saat menghadiri teman-temannya yang melangsungkan pernikahan. Aku terlihat seperti orang kuno saja saat pesta pernikahanku. Bagaimana tidak?

Pada prosesi ini, angkatan bersenjata yang merupakan rekan perwira dari mempelai pria, berdiri berhadap-hadapan dengan satu orang sebagai komandan regu. Saat komandan regu sudah melaporkan kesiapan mereka kepada kami, para pasukan pedang pora dipersiapkan untuk mulai menghunus pedangnya

Awalnya aku ketakutan karena banyak pedang yang yang menghunus ke atas. Tapi Mas Suami, aduh aku jadi malu menyebutnya. Berusaha menenangkanku selama prosesi tersebut berlangsung.

Tapi kekagumanku belum berhenti sampai situ. Secara perlahan pedang pora mulai terangkat ketika aku dan Mas Suami berjalan pelan di bawah deretan pedang tersebut. Sambil melewati deretan pedang tersebut, pasukan pedang pora berjalan mengikuti kami kemudian membuat formasi lingkaran yang mengililingi kami, sembari menghunuskan pedang ke atas hingga seolah membentuk payung.

Mbak Rasti yang datang bersama suaminya, tak pernah berhenti mengecup pipiku saking terharunya karena aku sudah melepaskan masa lajangku.

"Aduh, Naura, ternyata kamu beneran jadi ya sama Mas-mas loreng itu," celoteh Mbak Rasti membuat pipiku bersemu merah.

Aku tersipu malu. "Apaan sih, Ras. Udah ah, malu aku."

Mbak Rasti terkekeh dan dia tidak segan-segan mencubit pria yang berdiri menjadi teman sehidupku. Mbak Rasti terlihat memiliki sisa dendam pada laki-lakiku itu. "Kamu tuh, ya! Awas saja, jika kamu berani-berani membuat Naura bersedih lagi, akan aku pastikan Naura tidak akan bertemu kamu lagi," peringat Mbak Rasti dengan serius.

Senang rasanya memiliki seseorang seperti Mbak Rasti ini. Aku seperti mempunyai Kakak perempuan saja.

"Iya, Mbak. Saya janji. Lagipula saya tetap melaksanakan janji saya, kan? Saya akan berusaha untuk tidak membuat Naura bersedih. Karena itu juga bukti kegagalan saya yang tidak bisa membahagiakannya," ujar Mas Suami. Duh, bisa gak sih, kadar ucapan manisnya dikurangin? Bisa ambyar aku.

Mbak Rasti mendelik padanya. Aku menahan tawa geli. "Ya makanya waktu itu jangan main-main sama kartu undangan dong!" sungut Mbak Rasti.

Ah, aku jadi teringat kartu undangan pernikahan Arusha dengan Santi tempo lalu adalah keusilan yang sengaja dibuat oleh Anza sebagai bentuk pemberitahuan kepulangan Arusha dari pendidikan militernya di Jerman. Aku mendengkus saat mengingatnya, masih terbayang jelas galaunya aku selama berhari-hari lamanya karena kartu pernikahan itu dan dikagetkan oleh kedatangan Arusha di rumah dinas Ayah yang menyatakan lamarannya terhadapku.

Baik Ibu, Ayah, Papa dan Kafka sudah setuju dengan lamaran Arusha. Mungkin saking bingungnya, aku malah meminta saran dari Lala—adik tiriku—yang sudah aku sayangi layaknya adikku sendiri, untuk menerima atau tidaknya lamaran dari Arusha.

Jawaban dari Lala sangat membantuku sekali, walaupun jawabannya itu terdengar polos. "Gak apa-apa, Kak. Bagus malahan kalau Kak Arusha jadi Kakak aku lagi. Biar aku bisa punya Kakak gantengnya banyak. Udah bosen aku liat Kak Kafka mulu."

Lala emang tidak bohong mengenai pesona yang tampak pada diri Arusha. Untuk itu, aku menerima lamarannya. Sesuai dengan janjiku dan janjinya. Pada akhirnya, kami saling menemukan walaupun sempat terpisahkan.

Saat semua orang menikmati pesta pernikahanku, aku menoleh pada Arusha, Mas Suami, teman hidupku saat ini dan selamanya, ternyata tengah menatapku begitu intens.

"Kenapa?" tanyaku dengan gugup.

Arusha menggeleng. Dia mendekatkan wajahnya kepadaku. Matanya tak pernah teralihkan, selain menatap ke arahku. "Naura, terima kasih telah menepati janjimu kepadaku. Ini bukan akhir dari perjalanan cinta kita, melainkan sebuah awal perjuangan menuju bahtera kehidupan yang sesungguhnya. Sebelum dan sesudah aku menutup mataku, aku ingin mengatakan ini padamu dan tidak akan pernah bosan untuk mengatakannya bahwa ...." Arusha mengecup keningku cukup lama. Lalu dia berbisik pelan padaku. "Aku sungguh mencintaimu."

Aku mengangguk dengan air mata haru yang berlinang. "Aku juga mencintaimu, Mas Suami..."

Akhirnya aku dapat melihat dan mendengarnya lagi tertawa atas nama panggilan yang aku sematkan padanya.

TAMAT

NOTE : 30/10/20

ALHAMDULILLAH, Thank's you so much for Allah karena telah membantuku menyelesaikan naskah ini. Naskah yang awalnya rampung sana-sini tapi Alhamdulillah sekarang ini udah bisa dibaca dengan sebaik-baiknya 😭

Masih gak nyangka akhirnya aku bisa menyelesaikan sampai bagian ini. Padahal waktu itu sempat bingung dengan epilognya. Malahan ada yang pernah komentar "Mbak, ini ada chapter lanjutan atau gimana?" Ah pokoknya nanyain tentang itu deh, jadinya aku gak nyangka bisa bener-bener nyelesain naskah ini. Thanks kepada semua pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca cerita aku ini🤗😭

Aku gak terbiasa ngasih cuap-cuap melow selain cuap-cuap monoton yang pasti udah kalian hapal disetiap chapter cerita yang aku tulis🤣

Oya, intinya jangan lupa ya klik 🌟 pojok sana loh biar bisa bikin aku tambah senang dan semangat wkwk🤣 jangan lupa tingkat kesan, pesa, kritik/saran agar cerita ini bisa lebih better ya🤗 jangan lupa bagikan cerita ini ke temen-temen kalian kalau kalian merasa cerita ini emang rekomen untuk di baca, pokoknya love love buat kalian pembaca BBB (Bye-bye, Black!) 💚

Love yourself,
Fe

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top